Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Penulis : Rizka Adriana Lutfiani (30 Juli 2020)
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada September 2019, sampah dari Jakarta yang masuk ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang mencapai 7.702 ton per hari. Bahkan, jika terus berlanjut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memprediksi bahwa pada tahun 2021 kemungkinan TPST Bantargebang tidak akan sanggup untuk menampung sampah Jakarta lagi karena sudah kelebihan muatan. Oleh karena itu, sampah kini menjadi permasalahan yang sangat mendesak bagi DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta pun terus berupaya untuk mengurangi sampah di Jakarta melalui berbagai program, salah satunya Bank Sampah.
Pada Oktober 2019, Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) menginisiasikan “Gerakan Ayo Menabung dengan Sampah” untuk pelajar Jakarta. Program ini sejalan dengan Instruksi Gubernur Nomor 157 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Pengembangan Bank Sampah. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI juga telah menerbitkan Surat Edaran kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia tertanggal 27 Mei 2019 dengan Nomor 5811/D/HK/2019 tentang Program Simpanan Pelajar untuk mendukung program one student one account. Pelajar yang telah megumpulkan sampah plastik ke Bank Sampah akan diberikan insentif berupa uang dalam bentuk tabungan. Menurut Anies Baswedan, program ini merupakan salah satu bentuk pembiasaan diri yang akan membentuk budaya dan karakter anak-anak, sehingga mereka sudah dibiasakan sejak dini untuk menabung dan juga senantiasa mencintai lingkungan.
Sebelumnya pada Oktober 2018, gerakan “Ayo Menabung dengan Sampah” juga pernah dilakukan dengan melibatkan 1.876 siswa yang berasal dari 223 sekolah negeri di seluruh Kecamatan Jakarta Utara dan mendapat respon positif dari para pelajar. Gerakan ini pun diperluas ke seluruh wilayah Jakarta pada tahun 2019. Hingga tahun 2019, gerakan ini sudah diikuti lebih dari 150.000 siswa, serta 5.000 warga dan pasukan oranyei lebih dari 200 Bank Sampah. Salah satu bank sampah yang aktif yaitu Bank Sampah SMAN 1 Jakarta yang dikelola oleh para siswa dan dibantu oleh Kecamatan Sawah Besar. OSIS SMAN 1 Jakarta mengelola sampah di sekolah dengan menyediakan kantong sampah di setiap kelas yang akan dikumpulkan setiap hari Rabu dan Jum’at oleh ketua kelas. Sampah tersebut kemudian diserahkan kepada Bank Sampah Kecamatan Sawah Besar, dan OSIS SMAN 1 Jakarta akan mendapatkan imbalan dalam bentuk non-tunai melalui aplikasi yang disediakan Pemprov DKI berdasarkan banyaknya sampah yang telah dikumpulkan. Imbalan non-tunai tersebut kemudian akan diterima melalui rekening milik OSIS.
Direktur Bisnis Konsumer Bank BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa hingga tahun 2019, total dana hasil penjualan sampah yang dihimpun mencapai lebih dari 3 miliar rupiah. OJK sendiri menyebutkan bahwa gerakan ini telah mendongkrak jumlah pengguna rekening pelajar hingga 34 persen atau 120 ribu rekening dari tahun sebelumnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memberikan arahan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta, khususnya pihak sekolah untuk terus mendukung dan mengampanyekan gerakan ini secara luas, serta memberikan reward bagi siswa yang mampu mencapai target pengumpulan sampah terbanyak di sekolah, sehingga jumlah siswa dan sekolah yang mengikuti program ini akan semakin banyak. Kedepannya gerakan ini juga akan diimplementasikan pada kelompok masyarakat, perkantoran, serta elemen pemerintahan di DKI Jakarta.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.