Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
Penulis : Tika Damayanti (30 Juli 2020)
Sejumlah Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga menelurkan program pengelolaan sampah yang cukup inovatif dan solutif dalam kegiatan Program Kerja Lapangan yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga. Kelompok mahasiswa tersebut membuat program yang disebut sebagai Grobak Sampah yang berasal dari singkatan “Guyub, Rukun Ngolah Bank Sampah”. Program Grobak Sampah ini diwujudkan atas kepedulian terhadap permasalahan sampah yang kian memburuk di era modern. Maka dari itu, pengelolaan sampah harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pihak baik masyarakat, tokoh masyarakat, serta pemerintah. Masyarakat diharapkan mampu dapat mengolah dan turut peduli terhadap permasalahan sampah yang saat ini sangat menjadi perhatian bagi manusia dan lingkungan.
Grobak Sampah merupakan salah satu program PSP “Peduli Sampah Pakel” yang dilakukan okeh masyarakat Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Program ini merupakan program yang didukung oleh pemerintah setempat dan bahkan telah diresmikan oleh pihak Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi pada bulan Agustus 2019. Selain itu, program ini juga didukung penuh oleh DLH dan Bank Sampah Kabupaten Bayuwangi. Program PSP yang telah diresmikan pada tahun 2019 dilakukan dengan serangkaian acara seperti pemotongan pita, tanam pohon bersama oleh seluruh masyarakat, dan penandatanganan perjanjian komitmen pelaksanaan program PSP tersebut. Dengan adanya peresmian dan dukungan dari pemerintah terhadap program tersebut, diharapkan masyarakat serta berbagai perangkat desa dapat menjalankan dan menjadikan PSP sebagai saranalternatif program pengolahan sampah guna mencegah dan mengolah limbah sampah plastik yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Sebelum dilakukannya peresmian terhadap program ini juga telah dilakukan berbagai macam advokasi terhadap desa setempat dengan pemberian pelatihan dan pengetahuan terhadap bahaya sampah kepada masyarakat sekitar. Selain itu, advokasi tersebut juga melibatkan berbagai peran fasilitator kecamatan, DLH, dan Bank Sampah Kabupaten Banyuwangi. Program Grobak Sampah diharapkan dapat menjadi seperti pos pelayanan terpadu dengan membentuk Pos Pemberdayaan Masyarakat (POSPADAYA). Pospadaya tersebut dilakukan setiap minggu dengan kader yang ditunjuk oleh masyarakat. Kader tersebut bertugas mengarahkan masyarakat untuk membawa limbah sampah yang telah dipilah, kemudian disimpan atau ditabung di rumah masyarakat dan kemudian kader tersebut menimbang sampah yang dibawa oleh masyarakat. Selanjutnya, setelah seluruh masyarakat mengumpulkan sampah yang telah dipilah, kemudian sampah tersebut akan dibawa oleh Bank Sampah Banyuwangi untuk diproses lebih lanjut.
Diharapkan dari program ini dapat dihasilkan suatu siklus yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat untuk tetap memperhatikan pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu, diharapkan program ini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dari hasil pemilahan sampah anorganik yang telah dilakukan dan ditabung pada kader desa. Pihak Universitas Airlangga juga mengharapkan bahwa program tersebut dapat terus berlanjut walaupun program PKL telah selesai dilaksanakan sehingga dapat mengurangi polutan sampah dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
Sumber :
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.