Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LAPORAN SAMPAH LAUT
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • DOKUMEN
      • FILE
  • GALERI
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • SEDEKAH SAMPAH
      • KOLEKTE SAMPAH
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • COP 27
    • EPPIC
    • EUPHORIA
      • EUPHORIA FAVORIT
      • EUPHORIA 10 BESAR
      • EUPHORIA WINNER
    • EUPHORIA2
      • EUPHORIA#2 10 BESAR
      • EUPHORIA 2 FAVORIT
    • FORMULA
      • FORMULA E1
      • FORMULA E2
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Hewan Laut Ini Dapat Memecah Mikroplastik, Ternyata Berdampak Buruk

Penulis : Gita Laras Widyaningrum (04 Agustus 2020)

Nationalgeographic.co.id – Salah satu spesies krustasea kecil diketahui dapat memecah mikroplastik menjadi potongan lebih kecil lagi hanya dalam waktu beberapa hari. Menurut para ilmuwan, prosesnya lebih cepat dibanding yang diperkirakan.

Penguraian plastik di lingkungan laut diyakini terjadi sangat lambat. Perlu ombak yang sangat besar atau melalui paparan sinar matahari dalam jangka panjang.

Namun, para peneliti dari University College Cork (UCC) di Irlandia telah menemukan invertebrata yang “sangat umum” di aliran air tawar yang mampu memecah mikroplastik menjadi nanoplastik (berukuran kurang dari satu mikrometer). Ia dapat melakukannya dalam waktu kurang dari 100 jam.

Dr Alicia Mateos-Cardenas, pemimpin studi dari UCC, mengatakan: “Kami menemukan bahwa amphipoda air tawar atau krustasea kecil yang disebut Gammarus duebeni mampu mengurai mikroplastik menjadi berbagai bentuk dan ukuran dalam waktu kurang dari empat hari.”

“Meskipun spesies ini ditemukan di Irlandia, tapi mereka masuk ke dalam kelompok intervertebrata yang umum ditemukan di perairan tawar atau lautan di seluruh dunia,” imbuhnya.

Menurut peneliti, penemuan ini bukan kabar baik bagi sampah plastik yang tersumbat di saluran air dan laut.

Mereka menggambarkan hasil studi ini sebagai hal yang “mengkhawatirkan”. Selama ini kita tahu bahwa mikroplastik kerap dikonsumsi hewan laut dan kemudian terjebak dalam pencernaan mereka hingga menyebabkan kematian. Partikel nanoplastik yang lebih kecil justru semakin berbahaya karena bisa masuk lebih jauh ke dalam tubuh spesies—menembus sel dan jaringan di mana efeknya lebih sulit diprediksi.

“Temuan bahwa hewan invertebrata yang umum seperti itu dapat dengan cepat menghasilkan sejumlah besar nanoplastik sangat mengkhawatirkan,” ungkap peneliti dalam studi.

Dr Mateos-Cardenas menjelaskan bahwa intervertebrata ini begitu penting bagi ekosistem karena mereka menjadi mangsa bagi ikan dan burung laut. Namun, di sisi lain, itu juga membahayakan karena fragmen nanoplastik yang mereka produksi bisa memasuki rantai makanan.

“Data dalam penelitian ini akan membantu kita untuk memahami peran hewan dalam menentukan nasib plastik di perairan. Meski begitu, penelitian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk mengungkap dampak keseluruhan dari partikel-partikel tersebut,” katanya.

Studi dipublikasikan pada jurnal Scientific Reports.

Sumber :

nationalgeographic.grid.id

Share
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail
0
Post Views: 788

Berita Terbaru

  • plastic crisisThe global plastic crisis and how to tackle its growing hazardsDecember 4, 2023 - 11:26
  • pengelolaan sampahKampanye Pengelolaan Sampah, DLH Makassar Gelar Eco Fest 2023December 4, 2023 - 11:18
  • sampah lautPerlahan, Sampah di Samudra Pacific Menurunkan Populasi Satwa LautDecember 4, 2023 - 10:58
  • plastic treatyInside the tangled negotiations for a global plastic treatyDecember 1, 2023 - 09:10
  • masalah sampahPemkot Bandung Anggarkan Rp 31,9 M untuk Atasi Masalah SampahDecember 1, 2023 - 09:05

Artikel Inovasi & Berita Terpopuler

  • pot dari botol plastik Cara Membuat Pot Bunga dari Botol Bekas, Unik dan Sangat ... posted on July 1, 2022
  • Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia posted on July 3, 2022
  • Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan ... posted on August 2, 2021
  • Warna-warni Tempat Sampah Ada Artinya, Tahukah? posted on July 3, 2022
  • Pengertian Bank Sampah, Manfaat, dan 5 Contohnya posted on June 30, 2022
  • sampah plastik KPSM Rejosari Olah Sampah Plastik Menjadi BBM posted on May 24, 2023
  • Kerajaan Bawah Laut Tersembunyi posted on November 14, 2022
  • meja kursi dari sampah plastik Bisnis Baru di Bali, Meja dan Kursi dari Bahan Sampah ... posted on November 12, 2020

Events Calendar

No event found!

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariattknpsl@gmail.com

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

HALAMAN

  • Tentang Kami
  • Sampah Laut
  • Berita
  • Pojok Inovasi
  • Pariwisata
  • Kontak Kami

CAMPAIGN

  • Bank Sampah
  • Pilah Sampah Dari Rumah
  • Kode Etik Sampah Plastik

ASET

  • Dokumen
  • Regulasi
  • Galeri
  • Stakeholder

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah

INSTITUSI TERKAIT

0
Post Views: 0
GERAKAN AYO MENABUNG DENGAN SAMPAH DI DKI JAKARTACegah Sampah Masuk Laut Dinas PU Lakukan Upaya Khusus
Scroll to top

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.