Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • Latar Belakang
    • Struktur Organisasi
    • KELOMPOK KERJA
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • BERITA
    • BERITA
    • NEWSLETTER
  • REGULASI
  • DOKUMEN
    • DOKUMEN
    • FILE
  • KNOWLEDGE
  • GALERI
  • EVENTS
    • EPPIC
    • EUPHORIA
      • EUPHORIA FAVORIT
      • EUPHORIA 10 BESAR
      • EUPHORIA WINNER
    • FORMULA
      • FORMULA E1
      • FORMULA E2
  • PROGRAM
    • SEDEKAH SAMPAH
    • KOLEKTE SAMPAH
    • LABUAN BAJO
  • UN OCEAN CONFERENCE
    • Monitoring and Assessment
    • Global Commitments and Actions
  • Indonesian
  • English
  • Search
  • Menu

BADUSA : Inovasi Pengolahan Sampah ala Desa Paran

Penulis : Tika Damayanti

Editor : Rizka Adriana Lutfiani

(18 September 2020)

Desa Paran, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan membuat inovasi pengolahan sampah menjadi baju yang dikelola oleh Kader Kesehatan Keliling (Kesling) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa setempat sejak tahun 2019. Inovasi ini diawali dari kepedulian masyarakat setempat mengenai sampah yang sangat tinggi di desa tersebut. Tujuan pengolahan sampah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat setempat. “Ternyata selain baju, masyarakat, kader dan ibu-ibu PKK juga bisa menghasilkan olahan lain seperti keranjang, bunga, tas dan dompet. Rencananya nanti hasil olahan tersebut akan diikutsertakan dalam lomba inovasi desa, pameran, dan disewakan buat sekolah yang mau mengikuti karnaval,” ungkap Santy Ermasari yang merupakan Petugas Sanitasi Makanan di Puskesmas Paringin.

Pengolahan sampah menjadi baju diawali oleh Kader Kesehatan Keliling (Kesling) yang bertugas untuk membina kader kesling, sejumlah ibu PKK dan sejumlah masyarakat yang membentuk kelompok untuk dapat merealisasikan gagasan tersebut. Pembuatan baju daur ulang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan sampah, pembersihan dan pengeringan sampah serta pengolahan dan penjahitan sampah, khususnya sampah anorganik. Baju Daur Ulang Sampah yang disingkat menjadi BADUSA ini merupakan penamaan yang disepakati oleh masyarakat dan juga kader desa setempat. Sampah yang akan diolah menjadi BADUSA dikumpulkan dengan cara diambil dari rumah ke rumah oleh kader Kesling yang kemudian akan dibawa langsung ke Balai Desa. Santy juga mengatakan bahwa kader keslinglah yang berperan penting dalam inovasi pengolahan sampah menjadi baju dan produk lainnya. Namun, ada pula beberapa masyarakat yang langsung mengantar sampah hasil buangannya ke Balai Desa. Selain pengolahan sampah menjadi baju, juga terdapat produk lainnya, yaitu keranjang, bunga, tas dan dompet.

Produk kreativitas tersebut diolah dari sampah plastik, kemudian digunakan untuk mengikuti lomba desa, pameran dan juga disewakan kepada masyarakat lain untuk dijadikan kostum karnaval. Pengolahan sampah menjadi baju daur ulang tersebut dapat mencegah masyarakat yang sebelumnya membuang sampah sembarangan menjadi lebih memanfaatkan sampah. Hal tersebut mampu mengurangi tumpukan sampah di Desa Paran. Pembuatan baju daur ulang yang melibatkan sejumlah masyarakat, khususnya ibu-ibu ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dengan cara menjual dan menyewakan baju hasil kreativitas tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dan masyarakat dapat melakukan kegiatan ini (mengolah sampah menjadi berbagai bentuk produk olahan yang memiliki nilai jual) secara mandiri dirumah dengan memanfaatkan sampah yang dihasilkan dari konsumsi sehari-hari. Masyarakat Desa Paran juga berharap inovasi ini dapat menjadi motivasi bagi desa lainnya untuk membuat produk kreativitas yang beragam dengan bahan dasar sampah.

Sumber :

https://inovasidesa.kemendesa.go.id/badusa-inovasi-desa-paran-atasi-persoalan-sampah/
http://infopublik.id/kategori/nusantara/343356/desa-paran-bentuk-program-inovasi-baju-daur-ulang-sampah?show=

Share
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail
+1
Post Views: 1,097

Artikel Terkait

  • Olah Sampah jadi Eco-enzymeWanita di Padang Olah Sampah jadi Eco-enzyme AlamiMarch 27, 2021 - 00:40
  • Tong Sampah Khas Budaya BaliTong Sampah Khas Budaya BaliMarch 26, 2021 - 01:58
  • Kamboti Tempat Sampah UnikKamboti, Tempat Sampah Unik dari MalukuMarch 26, 2021 - 01:05
  • Aiko Bocah KreatifBocah Kreatif ini Ubah Sampah Plastik Menjadi Aksesoris CantikMarch 26, 2021 - 00:40
  • Sedekah SampahAtasi Permasalahan Sampah, Bank Sampah ini Jemput Sedekah Sampah di BanjarmasinMarch 25, 2021 - 23:13

Artikel Inovasi & Berita Terpopuler

  • Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan ... posted on August 2, 2021
  • Pembakaran Sampah Tanpa Asap Inovasi Pembakaran Sampah Tanpa Asap (PESTA) dari Desa Lembuak posted on December 19, 2020
  • Sampah Plastik: Lawan Atau Kawan? posted on August 2, 2021
  • Sendy Dan Sampah Plastik posted on August 1, 2021
  • Ancaman Kerusakan Ekosistem Akibat Sampah plastik Dan Solusinya posted on August 2, 2021
  • Peran Pemuda Untuk Indonesia Merdeka Dari Sampah Plastik posted on August 2, 2021
  • Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia posted on July 3, 2022
  • Cara Sederhana Ayah posted on August 18, 2021

Events Celendar

No event found!

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariattknpsl@gmail.com

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

HALAMAN

  • Tentang Kami
  • Sampah Laut
  • Berita
  • Pojok Inovasi
  • Pariwisata
  • Kontak Kami

CAMPAIGN

  • Bank Sampah
  • Pilah Sampah Dari Rumah
  • Kode Etik Sampah Plastik

ASET

  • Dokumen
  • Regulasi
  • Galeri
  • Stakeholder

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah

INSTITUSI TERKAIT

0
Post Views: 0
Kincir Air Sampah Ala Pengrajin Kabupaten Semarang Tabaos Maluku, Strategi untuk Atasi Sampah di Maluku
Scroll to top

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.