Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Penulis : Tika Damayanti
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(18 September 2020)
Desa Paran, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan membuat inovasi pengolahan sampah menjadi baju yang dikelola oleh Kader Kesehatan Keliling (Kesling) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa setempat sejak tahun 2019. Inovasi ini diawali dari kepedulian masyarakat setempat mengenai sampah yang sangat tinggi di desa tersebut. Tujuan pengolahan sampah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat setempat. “Ternyata selain baju, masyarakat, kader dan ibu-ibu PKK juga bisa menghasilkan olahan lain seperti keranjang, bunga, tas dan dompet. Rencananya nanti hasil olahan tersebut akan diikutsertakan dalam lomba inovasi desa, pameran, dan disewakan buat sekolah yang mau mengikuti karnaval,” ungkap Santy Ermasari yang merupakan Petugas Sanitasi Makanan di Puskesmas Paringin.
Pengolahan sampah menjadi baju diawali oleh Kader Kesehatan Keliling (Kesling) yang bertugas untuk membina kader kesling, sejumlah ibu PKK dan sejumlah masyarakat yang membentuk kelompok untuk dapat merealisasikan gagasan tersebut. Pembuatan baju daur ulang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan sampah, pembersihan dan pengeringan sampah serta pengolahan dan penjahitan sampah, khususnya sampah anorganik. Baju Daur Ulang Sampah yang disingkat menjadi BADUSA ini merupakan penamaan yang disepakati oleh masyarakat dan juga kader desa setempat. Sampah yang akan diolah menjadi BADUSA dikumpulkan dengan cara diambil dari rumah ke rumah oleh kader Kesling yang kemudian akan dibawa langsung ke Balai Desa. Santy juga mengatakan bahwa kader keslinglah yang berperan penting dalam inovasi pengolahan sampah menjadi baju dan produk lainnya. Namun, ada pula beberapa masyarakat yang langsung mengantar sampah hasil buangannya ke Balai Desa. Selain pengolahan sampah menjadi baju, juga terdapat produk lainnya, yaitu keranjang, bunga, tas dan dompet.
Produk kreativitas tersebut diolah dari sampah plastik, kemudian digunakan untuk mengikuti lomba desa, pameran dan juga disewakan kepada masyarakat lain untuk dijadikan kostum karnaval. Pengolahan sampah menjadi baju daur ulang tersebut dapat mencegah masyarakat yang sebelumnya membuang sampah sembarangan menjadi lebih memanfaatkan sampah. Hal tersebut mampu mengurangi tumpukan sampah di Desa Paran. Pembuatan baju daur ulang yang melibatkan sejumlah masyarakat, khususnya ibu-ibu ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dengan cara menjual dan menyewakan baju hasil kreativitas tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dan masyarakat dapat melakukan kegiatan ini (mengolah sampah menjadi berbagai bentuk produk olahan yang memiliki nilai jual) secara mandiri dirumah dengan memanfaatkan sampah yang dihasilkan dari konsumsi sehari-hari. Masyarakat Desa Paran juga berharap inovasi ini dapat menjadi motivasi bagi desa lainnya untuk membuat produk kreativitas yang beragam dengan bahan dasar sampah.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.