Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
Penulis: Hamdan Darsani
Editor: Rivaldi Ade Musliadi
(20 September 2020)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan bahwa keberadaan biodigister yang mulai beroperasi di Kota Pontianak sebagai upaya untuk menurunkan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Keberadaan Biodigister bantuan dari Pemerintah Pusat diharapkan dapat mengurangi distribusi sampah ke TPA,” ujarnya. Minggu (20/9/2020)
Ia menerangkan bahwa biodigester yang saat ini beroperasi dapat mengolah sampah organik sebanyak 3 ton sehari.
Jika dikalkulasikan dengan produksi sampah yang dihasilkan masyarakat perhari sekitar 360 ton hingga 400 ton, adanya biodigister dapat mengurangi distribusi sampah organik ke TPA.
“Alhamdulillah adanya biodigester setidak-setidaknya dapat mengurangi sampah organik di masyarakat,” ujarnya.
Kendati demikian, pemaksimalan biodigister agak terkendala karena kebiasaan masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah.
Menurutnya kebanyakan sampah yang dibuang masih tercampur, tidak terpilih.
“Kita minta nanti sampah yang dibuang masyarakat sudah terpilih dari rumah tangga, termasuk juga di pasar sehingga dapat mempermudah diproses,” ujarnya.
“Semua nanti harus dipilah, plastik dengan plastik, yang berbahaya di pilah dengan yang berbahaya termasuk juga yang organik bisa diolah,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan bahwa pemerintah kota akan menargetkan bahwa setiap tahun terjadi penurunan sampah di TPA sebesar 30 persen.
Oleh karena itu, selain keberadaan biodigester, Pemkot akan terus memperbanyak bank sampah termasuk di antaranya Bank Sampah Induk
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul “Maksimalkan Biodigester, Pemkot Targetkan Penuruan Volume Sampah di TPA Hingga 30 Persen”,
https://pontianak.tribunnews.com/2020/09/20/maksimalkan-biodigester-pemkot-targetkan-penuruan-volume-sampah-di-tpa-hingga-30-persen.Penulis: Hamdan Darsani
Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.