Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Penulis : Firstya Dizka A. R
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(05 Oktober 2020)
Pemerintah Kota (Pemkot) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Salatiga tengah menggalakkan komitmennya dalam memerangi kemasan plastik sekali pakai, salah satunya melalui penyusunan Peraturan Walikota mengenai hal tersebut. Selain itu, Pemkot Salatiga juga sedang melaksanakan program Pembimbingan Teknis Persampahan yang mengangkat tema ‘Kendalikan Sampah Plastik’. Kasi Pengelolaan Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga, Yusvian Erianto menuturkan bahwa, “program tersebut dimaksudkan untuk mengedukasi warga masyarakat, termasuk bank sampah, pengelolaan sampah rumah tangga, terutama pengurangan sampah plastik”. Salah satu isu yang diangkat dalam program tersebut adalah pengurangan penggunaan air minum berbotol plastik yang kerap dikonsumsi warga. Sebagai alternatif, Pemkot Salatiga mengusung penggunaan tumbler atau botol minum guna ulang.
Untuk menyukseskan kampanye tersebut, Pemkot Salatiga mengirimkan surat edaran dalam rangka imbauan penggunaan botol minum guna ulang ke sekolah-sekolah dan tokoh masyarakat sebagai bentuk sosialisasi. Dikeluarkan pula instruksi bagi setiap instansi dalam kota yang mewajibkan penyediaan air dalam galon isi ulang untuk dikonsumsi.
Pemkot Salatiga juga mewajibkan 5000 jajarannya untuk membawa tumbler atau botol minum guna ulang. Menariknya, ketika ada ajudan Wali Kota yang lupa membawa botol minum guna ulang pada bulan Februari 2020 lalu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto pun tak segan hukuman kepada sang ajudan untuk mengitari lapangan dengan seragam yang dikenakannya. Ajudan yang bernama Andriyanto itu juga wajib meneriakkan alasannya dihukum berulang kali: “Saya lupa membawa tumbler!”. Hukuman tersebut dinilai Yuliyanto sebagai ‘shock-therapy’ dan hanya berperan sebagai pengingat. “Jika dilaksanakan secara berkesinambungan (re: penggunaan tumbler), sampah plastik akan berkurang,” tambah Yuliyanto.
memberikan
Dengan jumlah penduduk sebanyak 198.000 jiwa, kurang lebih 342 m3 atau 120,7 ton sampah dihasilkan Kota Salatiga setiap harinya. Volume sampah di Salatiga memang tercatat menurun sejak tahun 2017, namun dengan pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan, bukan tidak mungkin volume sampah akan kembali meningkat. Pengelolaan sampah yang belum maksimal juga kerap menjadi kendala. Menurut data Diskominfo Kota Salatiga tahun 2019, dari 342 m3 sampah setiap harinya, hanya 249,51 m3 yang berhasil terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ngronggo yang saat ini hampir melampaui batas maksimalnya. Dari data tersebut, 18,7 % di antaranya adalah sampah plastik.
Menggunakan tumbler memang salah satu alternatif paling mudah untuk mengurangi penggunaan sampah. Sudahkah kamu beralih dari botol plastik sekali pakai ke botol guna ulang yang ramah lingkungan?
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!