Direktur CTC: Polusi plastik ancam segitiga terumbu karang
/0 Comments/in Berita/by adminDirektur CTC: Polusi plastik ancam segitiga terumbu karang
By Antaranews.com
(07 Oktober 2020)
Denpasar (ANTARA) – Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC), Rili Djohani mengatakan bahwa polusi plastik, perubahan iklim, penangkapan ikan dan pariwisata yang tidak bertanggung jawab mengancam keanekaragaman di wilayah segitiga terumbu karang.
“Tujuan CTC membantu mencari solusi untuk masalah ini dan membangun kapasitas lokal untuk konservasi laut dalam jangka panjang di Kawasan Segitiga Terumbu Karang, tempat bernaungnya terumbu karang yang paling beragam di dunia,” kata Rili Djohani dalam keterangan persnya di Denpasar, Rabu.
CTC memiliki visi laut yang sehat menyejahterakan masyarakat dan alam, dan misinya melatih generasi untuk menjaga ekosistem pesisir dan laut.
Ia mengatakan CTC mendukung lima KKP di Indonesia, yaitu Nusa Penida, Kepulauan Banda, Kepulauan Lease, Kepulauan Buano, dan Kepulauan Sula serta dua KKP di Timor Leste, yaitu Liquica dan Atauro, serta menjadikannya sebagai kawasan pembelajaran.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, kata dia, CTC juga fokus pada program pelatihan dan pembelajaran, kawasan perlindungan laut, jaringan pembelajaran, melibatkan komunitas dan menginspirasi kelompok seperti perempuan dan pemuda.
Indonesia memiliki 6 dari 7 jenis penyu yang ada di dunia dan semuanya tergolong langka dan dilindungi. Untuk membantu perlindungan penyu di KKP Kepulauan Sula, CTC bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Kepulauan Sula.
Sementara itu, Conservation Coordinator CTC, Evi Nurul Ihsan mengatakan upaya yang sudah dilakukan sejauh ini untuk perlindungan penyu di KKP Kepulauan Sula adalah melakukan sosialisasi bersama dengan para mitra penegak hukum terkait, yaitu Polair, LPSPL Sorong dan PSDKP Stasiun Ambon.
“Perburuan penyu dan telur penyu masih terjadi karena mayoritas masyarakat Sula belum tahu bahwa penyu dilindungi oleh undang-undang. Untuk penguatan kapasitas masyarakat, CTC bekerja sama dengan Universitas Papua telah melakukan sosialisasi dan pelatihan konservasi dan penanganan penyu untuk masyarakat dan Pokmaswas (Kelompok masyarakat pengawas),” kata Evi.
Ia menyarankan untuk memperkuat kelompok masyarakat di wilayah pantai peneluran penyu dan perbanyak monitoring atau pengawasan pada saat musim penyu bertelur. “Jika diperlukan, silahkan telurnya direlokasi ke tempat yang aman dan sudah disediakan atau dibuatkan demplot sementara agar tidak dimakan predator seperti anjing,” kata Evi.
Untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat serta wisatawan, CTC mengembangkan permainan interaktif menggunakan media tradisional.
Selain itu, permainan baru dengan menggunakan teknologi digital berupa Escape Room SOS Plastic Danger untuk meningkatkan kesadaran tentang polusi plastik.
Artikel ini telah tayang di antaranews.com dengan judul “Direktur CTC: Polusi plastik ancam segitiga terumbu karang”,
Klik untuk baca:
https://www.antaranews.com/berita/1769585/direktur-ctc-polusi-plastik-ancam-segitiga-terumbu-karang.
By antaranews.com
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!