Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
(25 Oktober 2020)
Solopos.com, BOYOLALI — Warga di Bletengan, RT 02/RW 01, Desa Cepokosawit, Boyolali, menggelar kegiatan pilah sampah, Minggu (25/10/2020). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan bulanan untuk menangani persoalan sampah di lokasi tersebut.
Kegiatan pilah sampah merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari rumah warga. Ada sekitar 27 keluarga yang terlibat dalam pengumpulan sampah. Sampah-sampah dari warga itu setiap bulannya dikumpulkan menjadi satu di bank sampah. Kemudian dipilah untuk dijual.
Hindari Persebaran Covid-19, Ini Beragam Alternatif Liburan di Rumah
Ketua pengurus bank sampah, Heru Prasaja, mengatakan bank sampah tersebut sudah terbentuk sejak September 2018 lalu. “Awalnya dulu ada orogram STBM [Sanitasi Total Berbasis Masyarakat] dari pemerintah, salah satu pilarnya adalah pengelolaan sampah,” jelas dia kepada Solopos.com, Minggu (25/10/2020).
Menurutnya, persoalan sampah selalu muncul di tengah masyarakat. Bukan hanya di perkotaan, masalah sampah juga kerap muncul di desa. Melalui kegiatan bank sampah, diharapkan bisa menyelesaikan persoalan sampah itu.
“Di tempat kami, sampah dari rumah rumah warga sudah diarahkan untuk dikumpulkan. Sudah dikasih karung, sehingga warga sudah bisa memilah sampah dari rumahnya. Sampah plastik sendiri, kertas sendiri, sampah dapur sendiri,” kata dia. Setelah terkumpul sebulan, disetorkan di pengurus bank sampah.
Baca Juga : Objek Wisata Kampung Purun di Banjarbaru
Awalnya kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah dilakukan dua pekan sekali. Namun semakin lama, jumlah sampah berkurang, sehingga dilakukan tiga pekan sekali. Kemudian jumlah sampah kembali berkurang, khususnya untuk sampah kertas dan plastik, sehingga saat ini pengumpulan dilakukan sebulan sekali.
Setelah terkumpul, sampah yang masih dapat dimanfaatkan dijual. Hasil penjualan kemudian masuk sebagai uang kas. Dari uang kas tersebut saat ini juga sudah dimanfaatkan untuk program lain, di antaranya adalah program kebun sayur dan program penyewaan alat rumah tangga untuk hajatan.
Sedangkan untuk sampah organik, dipilah sendiri secara berkala melalui program komposter. “Untuk komposter juga dikelola bank sampah. Ada tiga titik komposter di RT kami. Hasil komposter sementara masih dimanfaatkan warga sendiri. Bentuk produknya berupa pupuk cair,” lanjut dia.
Meninggal di Usia 38 Tahun, Ini Sosok Pangeran Brunei Abdul Azim
Ketua RT 02/RW 01 Bletengan, Desa Cepokosawit, Boyolali, Suratman, mengatakan sejak Minggu pagi, warga sudah berdatangan di halaman musola kampung. Warga yang datang sudah membawa sampah dari rumah masing-masing. Dia berharap melalui program pengelolaan sampah tersebut diharapkan lingkungan warga menjadi bersih dan nyaman.
Selain itu ada pemasukan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan warga. Dia menyebutkan dalam setiap bulan, rata-rata ada pemasukan sekitar Rp190.000 dari penjualan sampah. “Tergantung jumlah sampahnya. Kalau ada warga yang habis membangun, biasanya ada sisa besi dan kertas semen. Kemudian kalau ada kegiatan ada sampah dus dan botol minuman,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di solopos.com dengan judul “Desa Cepokosawit Boyolali Manfaatkan Sampah Untuk Kegiatan Warga”,
Klik untuk baca: https://www.solopos.com/desa-cepokosawit-boyolali-manfaatkan-sampah-untuk-kegiatan-warga-1088328.
By Solopos.com-Bayu Jatmiko Adi
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!