“Ini perubahan modern untuk mengolah sampah. Kita sudah hidup praktis dengan penggunaan plastik tapi cara buangnya primitif. Kita buang asal-asalan,” kata Chlara.
Selain itu, perubahan gaya hidup dan pengelolaan sampah ternyata ikut mempengaruhi komposisi sampah. Pada 1988, sampah yang paling mendominasi masih berjenis basah. Artinya, sampah yang masih bisa terurai di alam dan dikompos secara alami.
Lambat laun, komposisi sampah basah semakin menurun sedangkan plastik justru mengalami sebaliknya. Pada 1988 misalnya, komposisi sampah basah masih sekitar 77,3 persen. Kemudian komposisi jenis sampah ini berkurang mencapai 68,5 persen pada 2010an.
Di sisi lain, komposisi sampah plastik pada 1988 masih berkisar 5,6 persen. Sekitar 22 tahun kemudian, komposisi sampah ini meningkat mencapai 12,4 persen.
“Jadi bisa disimpulkan perubahan gaya hidup itu mempengaruhi perubahan komponen sampah,” jelasnya.
Saat ini Indonesia jadi penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua setelah China. Indonesia mengeluarkan 1,3 juta ton sampah per tahun. Sementara, China sebesar 3,5 juta ton sampah per tahun.
Baca Juga : Cara Indonesia Kurangi Sampah Plastik hingga 70 Persen
Trackbacks & Pingbacks
[…] Baca Juga : Peneliti: Gaya Hidup Berpengaruh Ubah Komponen Sampah […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!