Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LAPORAN SAMPAH LAUT
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • DOKUMEN
      • FILE
  • GALERI
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • SEDEKAH SAMPAH
      • KOLEKTE SAMPAH
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • COP 27
    • EPPIC
    • EUPHORIA
      • EUPHORIA FAVORIT
      • EUPHORIA 10 BESAR
      • EUPHORIA WINNER
    • EUPHORIA2
      • EUPHORIA#2 10 BESAR
      • EUPHORIA 2 FAVORIT
    • FORMULA
      • FORMULA E1
      • FORMULA E2
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Melihat Santri di Kuningan Belajar Mengolah Sampah dengan Budidaya Maggot

By minews.id (21 Maret 2021)

Mengolah Sampah dengan Budidaya Maggot

Santri di Majalengka mengolah sampah dengan budidaya maggot (Foto: Bima Bagaskara)

Majalengka – Banyak cara dilakukan untuk mengatasi persoalan sampah yang tidak kunjung usai. Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat para santri dari Pondok Pesantren Az-Zakaria memiliki cara sendiri dalam mengolah sampah khususnya sampah organik.

Para santri di ponpes yang berada di Desa Sindangbarang, Kecamatan Jalaksana ini menggunakan maggot untuk mengurangi sampah organik yang merupakan limbah rumah tangga.

Memanfaatkan lahan di sekitar lokasi ponpes, para santri mulai belajar cara membudidayakan maggot hingga kemudian bisa mengurai sampah organik. Mereka mendapat pelatihan soal budidaya maggot dari LPPM Universitas Islam Bandung.

“Kita belajar cara mengolah sampah organik dan non organik biar lingkungan bersih jadi sampah harus diolah jangan dibuang sembarangan. Ada beberapa cara mengolah sampah organik ini, salah satunya dengan maggot,” kata salah seorang santri bernama Wahid Syahputra (16) Minggu (21/3/2021).

Wahid sendiri mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya selama ini sampah organik yang dihasilkan dari lingkungan ponpes tidak pernah diolah. Sampah-sampah itu menurutnya selalu dibakar.

“Baru pertama kali ikut pelatihan ini, sebelumnya sampah organik dibakar di kebun, kalau yang plastik seperti botol di jual,” ucapnya.

Baca Juga : TPA Jabon Perlu Kembangkan Modernisasi Pengolahan Sampah

Ia juga mengungkapkan selain bisa bermanfaat dalam mengurai sampah organik, maggot tersebut juga bisa digunakan sebagai pakan ternak ataupun dijual. “Nanti bisa untuk pakan ternak lele dan ayam. Bisa dijual juga harganya kalau ga salah sekitar 60 sampai 80 ribu sekilonya,” tandasnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Mohamad Satori menambahkan ada 25 orang santri dari Ponpes Az-Zakaria yang mendapat pelatihan pengolahan sampah dengan maggot BSF (Black Soldier Fly).

Satori juga menjelaskan pelatihan tersebut selain bertujuan untuk membantu pengolahan sampah organik di lingkungan ponpes juga dalam rangka membangun kemandirian ekonomi pesantren pasca pandemi COVID-19.

“Jadi disamping untuk mengolah sampah juga bisa meningkatkan pendapatan meski tidak seberapa. Kita ingin ekonomi disini terbangun mandiri, ini penting di tengah pandemi dan pasca pandemi dimana usaha kreatif berbasis masyarakat itu sangat strategis,” jelas Satori.

Baca Juga : Bali yang Indah Itu Dirusak oleh Sampah

Selain bisa digunakan untuk pakan ternak dan dijual, kotoran dari maggot BSF itu juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang sangat berguna untuk kesuburan tanaman.

“Jadi dengan BSF ini sampah organik akan dikonsumsi oleh maggot dan kotorannya menjadi kompos. Dan maggot nanti bisa dipakai untuk pakan ternak dan komposnya untuk pupuk,” lanjut Satori.

Menurutnya semua sarana prasarana yang diperlukan untuk pelatihan para santri dalam mengolah sampah dengan maggot BSF itu disupport penuh oleh LPPM Universitas Islam Bandung.

Ia berharap pihak Desa Sindangbarang ke depannya bisa mengembangkan pengolahan sampah organik dengan skala yang lebih luas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

“Harapannya ini hanya sekedar pancingan untuk desa nantinya mengembangkan ini dengan skala yang lebih luas sehingga dampaknya akan terasa baik untuk pengurangan sampah maupun kemandirian ekonomi,” ujarnya.

“Semua sarana prasarana unyuk kebutuhan ini disupport termasuk biaya pelatihan dan pendampingan. Ada 25 santri yang dilatih secara intensif untuk melakukan ini sampai mereka benar-benar mahir dan paham,” tutup Satori.

Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul “Melihat Santri di Kuningan Belajar Mengolah Sampah dengan Budidaya Maggot”,

Klik untuk baca: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5502141/melihat-santri-di-kuningan-belajar-mengolah-sampah-dengan-budidaya-maggot.

By detik.com

Share
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

0
Post Views: 515

Berita Terbaru

  • plastic crisisThe global plastic crisis and how to tackle its growing hazardsDecember 4, 2023 - 11:26
  • pengelolaan sampahKampanye Pengelolaan Sampah, DLH Makassar Gelar Eco Fest 2023December 4, 2023 - 11:18
  • sampah lautPerlahan, Sampah di Samudra Pacific Menurunkan Populasi Satwa LautDecember 4, 2023 - 10:58
  • plastic treatyInside the tangled negotiations for a global plastic treatyDecember 1, 2023 - 09:10
  • masalah sampahPemkot Bandung Anggarkan Rp 31,9 M untuk Atasi Masalah SampahDecember 1, 2023 - 09:05

Artikel Inovasi & Berita Terpopuler

  • pot dari botol plastik Cara Membuat Pot Bunga dari Botol Bekas, Unik dan Sangat ... posted on July 1, 2022
  • Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia posted on July 3, 2022
  • Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan ... posted on August 2, 2021
  • Warna-warni Tempat Sampah Ada Artinya, Tahukah? posted on July 3, 2022
  • Pengertian Bank Sampah, Manfaat, dan 5 Contohnya posted on June 30, 2022
  • sampah plastik KPSM Rejosari Olah Sampah Plastik Menjadi BBM posted on May 24, 2023
  • Kerajaan Bawah Laut Tersembunyi posted on November 14, 2022
  • meja kursi dari sampah plastik Bisnis Baru di Bali, Meja dan Kursi dari Bahan Sampah ... posted on November 12, 2020

Events Calendar

No event found!

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariattknpsl@gmail.com

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

HALAMAN

  • Tentang Kami
  • Sampah Laut
  • Berita
  • Pojok Inovasi
  • Pariwisata
  • Kontak Kami

CAMPAIGN

  • Bank Sampah
  • Pilah Sampah Dari Rumah
  • Kode Etik Sampah Plastik

ASET

  • Dokumen
  • Regulasi
  • Galeri
  • Stakeholder

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah

INSTITUSI TERKAIT

0
Post Views: 0
Bali yang Indah Itu Dirusak oleh Sampahsampah baliOlah Sampah PadatOlah Sampah Padat Untuk 150 Ribu Warga
Scroll to top

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.