Warga Kitiran Solo, Ubah Sampah Jadi Emas
Sampahlaut.id – Warga Kampung Kitiran, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa tengah membuat salah satu inovasi yang sangat unik. Kampung Kitiran sebelumnya tidak dikenal sebagai kampung yang fokus terhadap lingkungan, selain itu juga tidak ditemukan adanya aktivitas yang mencolok dari warga setempat dalam upaya pengelolaan sampah di lingkungan sekitar.
Dahulu, seluruh sampah yang dihasilkan dari tiap rumah hanya dijadikan satu dalam kantong plastik dan diletakkan di depan rumah untuk kemudian diserahkan oleh petugas pemungut sampah di tingkat RT.
Sejak tahun 2017, Kampung Kitiran mulai melakukan perubahan. Tepat pada malam tirakatan tanggal 16 Agustus 2017, 50 kepala keluarga di kampung tersebut berikrar untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan. Hal ini dilakukan karena masyarakat ingin mengelola sampah yang pada saat itu menjadi masalah besar di lingkungan mereka.
Setelah malam tirakatan tersebut, warga diberikan edukasi oleh aparat desa setempat mengenai bagaimana cara untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. Edukasi dan pelaksanaan pengelolaan sampah tersebut diawali dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Untuk dapat mengelola sampah sesuai dengan rencana awal, masyarakat Kampung Kitiran mengumpulkan sampah ke Bank Sampah untuk kemudian dijual ke pengepul pabrik daur ulang. Untuk dapat melakukan proses pengelolaan sampah tersebut, masyarakat Kampung Kitiran memiliki tim kerja yang terdiri atas Tim Bank Sampah, Tim Pengomposan, Tim Pembibitan Tanaman Obat, Tim Kerja Budaya, dan Tim Kerja Kerajinan Tangan Berbahan Sampah.
Baca Juga : Mama Papua Belajar Olah Sampah di Rumah Kompos Wonorejo
Adanya inovasi ini membuat PT Pegadaian yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajak warga bekerjasama untuk menabung dan berinvestasi emas dari hasil penyetoran sampah. Selain itu, Pegadaian juga menyediakan fasilitas pembangunan hingga penyediaan alat pengelolaan sampah kepada Kampung Kitiran.
Hal ini sangat disambut dengan baik karena investasi emas saat ini merupakan salah satu jenis investasi yang sangat menjanjikan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Dengan adanya bentuk kerjasama antara pihak Pegadaian dengan Kampung Kitiran membuat masyarakat di kampung tersebut menjadi lebih antusias untuk mengumpulkan dan menyetorkan sampah kepada bank sampah di desa tersebut.
Jika hal ini dilakukan secara terus menerus maka pendapatan warga sekitar dapat bertambah, sementara jumlah tumpukan sampah dapat berkurang.Denok Marty Astuti yang merupakan inisiator Bank Sampah Kampung Kitiran ini mengaku sangat bangga dengan keseriusan warga kampungnya dalam mewujudkan program bank sampah tersebut.
“Awalnya saya mengobrol biasa dengan ibu-ibu tetangga dan ternyata responnya baik. Obrolan ini lalu kami bawa ke malam tirakatan itu. Waktu itu saya minta keseriusan semua warga, karena kalau hanya coba-coba upaya ini tidak akan cukup. Jadi saya minta diputuskan sekalian mau digarap atau tidak,” ujar Denok dilansir dari Radar Solo.
Denok yang dahulu bekerja sebagai accounting di PT Astra Sunter mengatakan bahwa keberadaan sampah sangat melekat dengan warga dan menjadi problem penting untuk ditangani. Selain itu, Denok juga mengatakan bahwa jika warga aktif dan telaten dalam upaya pengelolaan sampah, maka hal tersebut dapat menjadi penghasilan tambahan yang dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.
Baca Juga : GERPILAS MUDADARI, Gerakan Memilah Sampah Mulai Dari Dapur Sendiri
Penyetoran sampah ke Bank Sampah Kampung Kitiran dilakukan setiap dua minggu sekali dalam waktu 2 jam, dengan syarat sampah yang disetorkan harus sudah dipilah terlebih dahulu. Warga cukup menyisihkan saldo awal untuk pembukaan rekening minimal Rp 6.000 agar bisa berinvestasi 0,01 gram emas dengan asumsi harga pergram emas di pasaran senilai Rp 600.000.
Kegiatan ini masih berjalan hingga saat ini dan mendapatkan respon positif dari aparat desa dan warga setempat. Kehadiran Bank sampah di Kampung Kitiran menjadikan lingkungan di kampung tersebut lebih bersih dan asri, selain itu warga sekitar pun menjadi rukun dan akur.
Hal ini disebabkan karena warga di kampung tersebut akan selalu bersua dan bersapa setiap dua minggu sekali. Dengan adanya bank sampah ini, warga Kampung Kitiran mendapatkan penghasilan tambahan setiap enam bulannya sebesar 600 ribu hingga 1,2 juta rupiah.
Harapan kedepannya, para pebisnis seperti pemilik hotel yang berada di sekitar wilayah Kampung Kitiran juga harus diedukasi mengenai cara mengelola sampah dikarenakan jumlah pembuangan sampah yang tidak sedikit setiap harinya.
Sumber :
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!