Gandeng Perusahaan Singapura, Ini Teknologi Baru Pengolahan Sampah di Kota Medan
Merdeka.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Medan terus berupaya menangani masalah sampah yang menjadi salah satu pekerjaan rumah paling besar. Kali ini, Pemkot Medan meluncurkan pilot project penanggulangan dan penanganan sampah domestik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan pada Sabtu (3/7).
Pemkot Medan menggunakan teknologi Advanced Land Fill Mining With Material & Energy Recovery (ALFIMER) dari perusahaan Singapura, sebagai sistem pengelolaan di TPA ini yang sebelumnya menggunakan sistem open dumping.
Wali Kota Medan Bobby Nasution berharap, sistem teknologi ALFIMER ini dapat mengatasi permasalahan sampah di TPA Terjun dan mengubah status Medan sebagai salah satu kota terjorok.
“Kita menargetkan Medan tak lagi menjadi salah satu kota terjorok di Indonesia. Hal ini dengan mengubah sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) yang selama ini menggunakan sistem open dumping menjadi sistem Sanitary Landfill. Dengan begitu Medan tidak lagi menjadi kota terjorok di 2024,” kata Bobby.
Melansir dari unggahan akun Instagram @pemko.medan pada Minggu (4/7), berikut informasi selengkapnya.
Bobby mengatakan, karena TPA Terjun tidak bisa diubah ke Sanitary Landfill, maka ALFIMER ini menjadi solusinya. Teknologi ini menggunakan sistem Bio Teknologi.
Dengan teknologi ini, sampah akan bisa ditanggulangi dan diubah menjadi sampah baru dengan biaya murah, ramah lingkungan, teknik sederhana, dan sistem permesinannya yang sangat terjangkau.
Baca Juga: 98,32 ton Sampah Plastik dari Pasar Modern di Sukabumi Berhasil Dikurangi
“Permasalahan di TPA Terjun sudah terlanjur pakai open dumping harus juga bisa diselesaikan. Ini nggak boleh kita tinggalkan masalah tanpa ada solusinya. Jadi hari ini, bagaimana penyelesaiannya ini bagaimana penumpukan yang hari ini ada bisa kita kurangi tahun ke tahun, waktu ke waktu untuk pemanfaatan yang lebih ekonomis bagi masyarakat ke depan seperti mengubah sampah menjadi pupuk dan cairan sejenis disinfektan,” ujarnya.
Dari pihak PT Mitra Biosis Ekoteknik (MBE), Muhammad Yani, sebagai pihak yang melakukan pilot projects penanggulangan dan penanganan sampah domestik di TPA Terjun menjelaskan, teknologi ALFIMER ini akan mengurai masalah sampah domestik dengan sistem yang lebih efektif, murah, ramah lingkungan, dan mudah guna.
Selain itu, bisa menghasilkan energi alternatif dengan lebih murah dan optimum untuk memproduksi listrik dan bahan bakar.
“Pengelolaan sampah dengan teknologi ALFIMER ini akan menghilangkan TPA dan terkelola sampah baru serta teratasinya masalah sampah liar. Di sektor kesehatan, lingkungan bersih di sekeliling lokasi TPA dan TPS liar, serta mengurangkan resiko penyakit masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan H M Husni menjelaskan, pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini mampu mengurangi lebih dari 50 persen volume sampah yang diolah dalam 7-14 hari.
Hal ini tentu akan membawa dampak signifikan, karena area lahan TPA Terjun yang padat saat ini dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lebih lama dan hampir tanpa batas.
“Proses pengolahan sampah menjadi pupuk dengan menggunakan sistem Bio teknologi memakan waktu 7 sampai 8 hari. Dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini, sudah dihasilkan 14 ton pupuk. Sebab, dari 2 ton sampah akan menghasilkan 1.000 ton pupuk. Sistem Bio Teknologi merupakan yang paling efisien dari pengolahan sampah,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di https://merdeka.com dengan judul “Gandeng Perusahaan Singapura, Ini Teknologi Baru Pengolahan Sampah di Kota Medan”,
Klik untuk baca: https://www.merdeka.com/sumut/gandeng-perusahaan-singapura-ini-teknologi-baru-pengolahan-sampah-di-kota-medan.html.
By merdeka.com