Ben Terusik Sampah Plastik
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Ben Terusik Sampah Plastik
Karya : Aurinko Ismantya
Indonesia adalah sebuah negara berkepulauan yang memiliki banyak sekali pulau,
terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil. Indonesia, disebut juga negara maritim karena sebagian
besar dari negara Indonesia adalah perairan. Wilayah laut Indonesia memiliki kekayaan flora
dan fauna yang banyak sekali jenisnya.
Pada pantai di sebuah pulau Indonesia, terdapat ekosistem laut yang dihuni oleh
berbagai macam jenis ikan, serta keluarga penyu juga di sana. Semua hidup tenteram dan
damai. Keluarga penyu biasa tinggal di daerah berpasir untuk meletakkan telur-telurnya di sana
hingga menetas. Mereka juga mencari makan di dasar laut dekat pantai.
Ben adalah seekor penyu tinggal bersama keluarganya di pesisir pantai itu. Dia
memiliki adik, ayah, dan ibu yang baik dan sayang kepadanya. Mereka setiap hari memiliki
tugas masing-masing. Ben bertugas mencari makan bersama ayahnya, sementara ibu menjaga
adik di rumah.
Ben ramah dan baik hati. Dia suka menolong siapa pun yang membutuhkan
pertolongannya. Ben memiliki banyak teman di dalam laut salah satunya adalah Nori. Nori
adalah ikan pari berbadan kecil dan dia gesit dalam berenang. Sayangnya Nori memiliki sifat
pemalas dan ceroboh.
Di suatu pagi, matahari bersinar cerah dan burung-burung pantai terbang dan hinggap
mencari makan di tepi pantai. Seperti biasa Ben bangun dan pergi ke dekat terumbu karang.
Dia ingin bermain bersama teman-temannya. Saat berenang ke dasar laut dia melihat
segerombolan orang-orang yang tidak bertanggung jawab sedang membuang sampah di pantai.
Tanpa merasa bersalah mereka membuangnya dari kapal begitu saja lalu pergi.
Seketika air laut jadi keruh. Pandangan mata Ben saat berenang pun menjadi kabur.
Bau sampah itu sangat menyengat dan memnyesakkan pernapasan. Seketika itu Ben merasa
marah. Orang-orang tak bertanggung jawab itu telah merusak hari para penghuni laut. Mereka
sangat terganggu dengan sampah-sampah itu. Berbagai barang buangan sampah, termasuk
plastik limbah industri pun mulai menimbun di dasar laut.
Ben buru-buru berenang kembali untuk memberi peringatan kepada keluarga dan
teaman-temannya. Sesampainya di rumah dia memberi tahu bahwa ada orang-orang yang
membuang sampah sembarangan. Mendengar itu ayahnya langsung melihat ke luar dan benar
saja banyak sekali sampah berserakan. Ibunya dan adiknya sontak kaget melihat hal itu.
Saat hendak berangkat bersama ayahnya untuk mencari makan, ibunya memberi pesan
berhati-hati untuk menghindar dari timbunan sampah-sampah itu. Ibu khawatir jangan-jangan
limbah itu beracun, atau Ben bisa terlilit sampah plastik di sana.
Ben dan ayahnya bertemu Pak Toni saat menuju ke dasar laut. Pak Toni adalah ketua
suku lumba-lumba yang sedang berpatroli bersama lumba-lumba jantan lainnya. Mereka juga
sangat terganggu dengan banyaknya sampah yang ada di dalam air yang menyebabkan
rusaknya ekosistem laut. Air keruh itu terasa berminyak, sehingga membuat kulit para lumba-
lumba tak nyaman saat berenang.
“Ayah Ben, mau ke mana?” ucap Pak Toni kepada Ben dan ayahnya.
“Mau mencari makan, Pak Toni,” jawab Ayah Ben ramah kepada gerombolan lumba-
lumba itu.
“Hati-hati Pak. Saya tadi melihat banyak sekali sampah plastik di permukaan air dekat
pesisir pantai,” ucap Pak Toni kepada Ayah Ben.
“Iya Pak, saya juga sempat melihatnya tadi” sahut Ayah Ben.
“Kalian terganggu dengan air yang berminyak ini, ya?” lanjutnya.
“Iya, benar. Dasar manusia tidak bertanggung jawab. Seenaknya saja mereka
membuang sampah.” Pak Toni terdengar marah-marah.
“Kami permisi mau melanjutkan perjalanan, ya.” Pak Toni dan gerombolan lumba-
lumba itu pun pamit meninggalkan Ben dan ayahnya.
***
Ben bertemu dengan Nori dan teman-temannya sedang asyik bermain. Ben segera
memberi tahu tentang banyaknya sampah di permukaan air dekat pesisir pantai.
“Teman-teman hati-hati saat mencari makan. Banyak sampah plastik di sana,” ucap
Ben kepada teman-temannya.
“Oh, ya, Ben?” sahut Nori acuh.
Nori dan teman-temannya melanjutkan berenang mendekat ke bibir pantai.
Saat tiba di rumah, Ben dan ayahnya kaget melihat keadaan adiknya terbaring lemas di
pasir.
“Dek, kenapa ini?” ucap Ayah Ben panik.
“Sakit, ya?” Ben pun menimpali.
“Sepertinya tadi saat adik bermain dia menelan sesuatu.” Ibunya menyahut dengan
khawatir.
Lalu Ben dan ayahnya mencoba menepuk-nepuk punggung adiknya supaya dia
memuntahkan isi perutnya. Tak disangka, ternyata adik menelan barang plastik dari sampah-
sampah itu. Untungnya dia berhasil memuntahkannya.
Keesokan harinya seperti biasa Ben akan mencari makan dengan ayahnya di pagi hari.
Dalam perjalanan dia mendengar suara teriakan yang minta tolong berkali-kali. Ben langsung
menghampiri suara tersebut. Ternyata itu adalah suara Nori yang terjebak di jaring plastik,
bekas pencari ikan yang tidak bertanggung jawab.
Ternyata Nori mengabaikan peringatan Ben kemarin, dia ceroboh, tak berhati-hati
bermain di dekat timbunan sampah di sana.
“Ben, tolong aku!” ucap Nori kesakitan terlilit jaring plastik.
“Tenang Nori, tunggu sebentar.” ucap Ben.
“Jangan banyak bergerak, ya.” Ayah Ben menimpali.
Mereka berdua berusaha keras melepaskan Nori dari lilitan jaring plastik itu. Tubuh
Nori terlihat tergores di sana-sini. Sambil meringis kesakitan Nori berterimakasih kepada Ben
dan ayahnya yang sudah menolongnya. Nori tidak bisa membayangkan, apa jadinya bila Ben
dan ayahnya tak melihat dia hari itu.
“Terima kasih Ben, sudah menolongku,” ucap Nori sungguh-sungguh. Dia berjanji
untuk berbuat ceroboh dan membahayakan diri lagi. Nori menyesali perbuatannya
“Iya tidak apa, kita kan teman. Sesama teman harus saling menolong, kan?” ucap Ben
kepada Nori. Sejak saat itu Nori menjadi rajin dan tidak ceroboh lagi.
***
Pada suatu hari yang cerah, Ben dan teman-temannya yang sedang berenang di pantai,
melihat segerombolan anak-anak berbaju merah putih datang berkerumun di tepi pantai.
Mereka terlihat bersemangat, bersama-sama memunguti sampah yang ada sekitar pesisir
pantai. Mereka mengumpulkan banyak sekali sampah plastik bekas bungkus makanan yang
dibuang sembarangan di sana. Ben dan teman-temannya bersyukur, ternyata ada juga orang
baik yang peduli terhadap lingkungan mereka.
Selain anak-anak sekolah itu ada beberapa petugas berseragam oranye. Mereka
mengenakan baju renang dan membawa tangki oksigen untuk menyelam. Mereka sedang
bersiap-siap untuk menyelam. Kemudian satu per satu para petugas itu pun menyelam ke dasar
laut. Ben dan teman-temannya sangat takjub melihat para petugas itu memunguti sampah. Ben
dan teman-temannya kagum dan bersyukur, ternyata masih banyak manusia lain yang baik hati
dan peduli kepada lingkungannya.
Perlahan-lahan tumpukan sampah itu dibereskan. Para petugas itu bahu-membahu
membersihkan lingkungan tempat tinggal Ben dan Nori. Perairan di sekitar pantai itu pun mulai
jernih kembali, kehidupan para satwa yang ada di sana menjadi nyaman kembali. Akhirnya
mereka hidup bahagia dan berdoa agar tidak ada sampah yang akan mengganggu kehidupan
mereka lagi.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!