Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • Latar Belakang
    • Struktur Organisasi
    • KELOMPOK KERJA
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • BERITA
    • BERITA
    • NEWSLETTER
  • REGULASI
  • DOKUMEN
    • DOKUMEN
    • FILE
  • KNOWLEDGE
  • GALERI
  • EVENTS
    • COP 27
    • EPPIC
    • EUPHORIA
      • EUPHORIA FAVORIT
      • EUPHORIA 10 BESAR
      • EUPHORIA WINNER
    • EUPHORIA2
      • EUPHORIA#2 10 BESAR
      • EUPHORIA 2 FAVORIT
    • FORMULA
      • FORMULA E1
      • FORMULA E2
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • Monitoring and Assessment
      • Global Commitments and Actions
  • PROGRAM
    • SEDEKAH SAMPAH
    • KOLEKTE SAMPAH
    • LABUAN BAJO
  • LAPORAN SAMPAH LAUT
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan Rusak Kami

Karya : Nisfu Nur Aini

     Sampan plastik adalah faktor utama penyebab kerusakan ekosistem  di laut. Situasi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia yang seolah  bergantung pada penggunaan plastik, menyebabkan penumpukan sampah  plastik, baik di darat maupun di laut. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran  masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, mengingat betapa  bahayanya plastik bagi ekosistem, terutama ekosistem laut. 

    Plastik merupakan material bendawi berbahan polimer sintesis yang  dibuat melalui proses polimerisasi. Penggunaan plastik terus berkembang  sejak tahun 1950 ketika plastik mulai diproduksi secara besar-besaran. Jumlahnya yang sangat banyak serta membutuhkan waktu 60-70 tahun  untuk terdegradasi mampu menyebabkan kerusakan ekosistem yang  sangat serius. Menurut penelitian Moore pada tahun 2008, sekitar 60-80%  sampah laut merupakan sampah plastik. Sementara itu di Indonesia,  menurut Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) setiap tahunnya  Indonesia membuang sebanyak 1,29 juta ton sampah plastikke sungai yang  bermuara di lautan.  

     Dampak langsung dari sampah plastik yang mencemari laut adalah  banyaknya kasus dimana banyak organisme laut yang mati akibat menelan  sampah plastik. Hal ini terbukti dimana pada tahun 2018, ditemukan banyak  sampah plastik didalam organ tubuh organisme laut, sepeti bangkai penyu,  paus sperma, serta banyak organisme lainnya yang organ tubuhnya sudah  tercemar sampah plastik. Sebagai contoh, seekor paus sperma berusia 10  tahun ditemukan mati terdampar di Pantai Luskentyre, Pulau Harris yang  terletak di barat laut Kepulauan Barat di Skotlandia pada Kamis, 28  November 2019. Scottish Marine Animal Strandings Scheme (SMASS) melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian paus tersebut.  Hasilnya sangat mengejutkan, karena ditemukan banyak sampah plastik  yang tersembur keluar ketika perut samping paus tersebut dibedah. 

     Contoh berikutnya yang membuktikan betapa bahayanya sampah plastik  bagi organisme laut adalah ditemukannya bangkai seekor ikan duyung di  Desa Sapa, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara pada  bulan Maret 2020. Diduga ikan duyung tersebut mati karena ulah manusia,  karena di mulut duyung tersebut ditemukan sampah plastik, dan diduga  terdapat sampah plastik di dalam perutnya yang tidak sengaja tertelan. 

     Sampah plastik yang tidak sengaja dimakan oleh organisme laut tentunya  sangat berbahaya karena jika organ tubuh suatu organisme laut tercemar  sampah plastik, maka akan mengakibatkan penyumbatan, komplikasi, hingga kematian organisme-organisme di lautan. Dari kasus-kasus diatas,  dapat disimpulkan bahwa keberadaan sampah plastik di lautan sangat  berbahaya dan dapat mengancam kehidupan ekosistem laut.  

     Dampak secara tidak langsung yang ditimbulkan adalah sampah  plastik mampu mengakibatkan kerusakan terumbu karang. Terumbu  karang berfungsi sebagai habitat bagi organisme lain, oleh karena itu  keberadaan terumbu karang sangat berpengaruh terhadap kehidupan  oragnisme laut yang lain. Studi dari Joleah B Lamb (2018) menyebutkan  bahwa 89% terumbu karang yang bersentuhan dengan sampah plastik  cenderung terjangkit penyakit karena sampah plastik mampu memicu terjadinya kolonisasi mikroba patogen. Sampah plastik akan tersangkut dan  menutupi terumbu karang, sehingga proses fotosintesis akan terganggu.  Saat ini 60% dari terumbu karang telah rusak dan setengah dari The Great  Barrier Reef sudah mati. Selain merusak terumbu karang, sampah plastik  yang tidak dikelola dengan baik dapat mengeluarkan gas metana dan  etilena yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global akan  mengakibatkan meningkatya suhu dan keasaman air laut yang berdampak  pada populasi fitoplankton yang berperan dalam menjaga kadar oksigen di  laut serta mendinginkan suhu bumi dengan cara mengeluarkan suatu  komponen sulfur. Kondisi ini akan menyebabkan berkurangnya kadar  oksigen di laut yang sekaligus berdampak pada kehidupan oranisme laut lainnya yang membutuhkan oksigen.

     Mikroplastik juga berdampak buruk  terhadap ekosistem laut. Mikroplastik berukuran lebih kecil dari 5mm membuat nutrien di laut jadi tak seimbang. Dilansir dari situs  repurpose.global, mikroplastik adalah ancaman yang besar untuk  penyaring sekaligus pengumpan seperti ikan- paus dan Manta  Ray. Padahal jenis ikan tersebut punya peranan besar pada setiap  pergerakannya di lautan. Setiap harinya, mereka menyerap air dalam  jumlah besar untuk kemudian disaring dan nutriennya disebarkan pada  ribuan spesies bawah laut. Sayangnya, sampah plastik yang sekarang  memenuhi lautan dapat membahayakan ikan paus dan Manta Ray. Racun  yang terkandung di dalam mikroplastik akan berbahaya bagi metabolisme  dan fungsi reproduksi. Begitu eksistensi ikan penyaring pengumpan  terancam, dengan kata lain ekosistem juga turut terancam karena rusaknya  keseimbangan nutrien di laut. 

     Dari beberapa kasus kerusakan ekosistem laut yang disebabkan oleh sampah plastik, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi dan  pembenahan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang semakin parah.  Solusi paling efektif yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi  penggunaan plastik di masyarakat. Pemerintah bisa melakukan penyuluhan  kepada masyarakat tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan. Mulai menerapkan pola hidup tanpa plastik dengan solusi-solusi sederhana  seperti : mengganti tas plastik dengan totebag, menggunakan sedotan  kertas atau sedotan stainless sebagai ganti dari sedotan plastik, lebih  memilih untuk mendaur ulang plastik menjadi barang yang kreatif dan unik  daripada harus membuangnya. Dari hal-hal sederhana tersebut kita  sebagai masyarakat sudah sedikit berkontribusi terhadap keselamatan  ekosistem laut. Karena biota-biota laut pun sudah cukup menderita akibat  ulah manusia yang tidak bertanggungjawab padahal manusia masih  membutuhkan ekosistem laut sebagai sumber rezeki. Oleh karena itu, mulai  dari sekarang kurangilah penggunaan plastik yang bisa merusak  lingkungan dan jagalah lingkungan disekitar kita.

3 replies
  1. Arnold
    Arnold says:
    April 22, 2022 at 11:27

    Dear admin bolehkah saya meminta alamat email atau nomor WA untuk membantu saya, hadir sebagai nara sumber pada kegiatan belajar siswa saya kelas 6?

    Reply
    • admin
      admin says:
      April 27, 2022 at 11:51

      Terima kasih kaka sudah berkunjung disitus sampahlaut.id, kaka bisa menghubungi kami di email sekretariattknpsl@gmail.com

      Reply
  2. azoyaefowula
    azoyaefowula says:
    August 4, 2022 at 07:07

    [url=http://slkjfdf.net/]Awaruk[/url] Ooyuzaji qvx.firk.sampahlaut.id.gop.vl http://slkjfdf.net/

    Reply

Trackbacks & Pingbacks

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+34
Post Views: 13,697

Berita Terbaru

  • global plastic pollutionUN Talks on Treaty to End Global Plastic Pollution Open in ParisMay 30, 2023 - 10:47
  • pengelolaan sampahInovasi Pengelolaan Sampah Terpadu Kalurahan Ambarketawang Sleman DiapresiasiMay 30, 2023 - 10:41
  • sampah setinggi atapPedagang Pasar Kemiri Muka Tak Tahan Lagi Lihat Sampah Setinggi Atap di TPS, Ancam Buang ke Kantor DLHK DepokMay 30, 2023 - 10:34
  • convert wasteKaduna: Students Learn How To Convert Waste To WealthMay 29, 2023 - 11:13
  • sampah kertasDaur Ulang Sampah Kertas Jadi Produk Bernilai JualMay 29, 2023 - 11:07

Artikel Inovasi & Berita Terpopuler

  • Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia posted on July 3, 2022
  • Begini Proses Daur Ulang Sampah yang Bisa Dilakukan dari Rumah posted on July 3, 2022
  • Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan ... posted on August 2, 2021
  • Warna-warni Tempat Sampah Ada Artinya, Tahukah? posted on July 3, 2022
  • Mengenal Jenis Sampah yang Perlu Waktu Lama untuk Hancur posted on July 1, 2022
  • pot dari botol plastik Cara Membuat Pot Bunga dari Botol Bekas, Unik dan Sangat ... posted on July 1, 2022
  • Pengertian Bank Sampah, Manfaat, dan 5 Contohnya posted on June 30, 2022
  • Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia posted on July 3, 2022

Events Calendar

No event found!

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariattknpsl@gmail.com

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

HALAMAN

  • Tentang Kami
  • Sampah Laut
  • Berita
  • Pojok Inovasi
  • Pariwisata
  • Kontak Kami

CAMPAIGN

  • Bank Sampah
  • Pilah Sampah Dari Rumah
  • Kode Etik Sampah Plastik

ASET

  • Dokumen
  • Regulasi
  • Galeri
  • Stakeholder

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah

INSTITUSI TERKAIT

0
Post Views: 0
Plastik Pembawa Petaka(ECO-Friendly Bag): Inovasi Pembuatan Tas Organik
Scroll to top

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.