Sampan plastik adalah faktor utama penyebab kerusakan ekosistem di laut. Situasi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia yang seolah bergantung pada penggunaan plastik, menyebabkan penumpukan sampah plastik, baik di darat maupun di laut. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, mengingat betapa bahayanya plastik bagi ekosistem, terutama ekosistem laut.
Plastik merupakan material bendawi berbahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses polimerisasi. Penggunaan plastik terus berkembang sejak tahun 1950 ketika plastik mulai diproduksi secara besar-besaran. Jumlahnya yang sangat banyak serta membutuhkan waktu 60-70 tahun untuk terdegradasi mampu menyebabkan kerusakan ekosistem yang sangat serius. Menurut penelitian Moore pada tahun 2008, sekitar 60-80% sampah laut merupakan sampah plastik. Sementara itu di Indonesia, menurut Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) setiap tahunnya Indonesia membuang sebanyak 1,29 juta ton sampah plastikke sungai yang bermuara di lautan.
Dampak langsung dari sampah plastik yang mencemari laut adalah banyaknya kasus dimana banyak organisme laut yang mati akibat menelan sampah plastik. Hal ini terbukti dimana pada tahun 2018, ditemukan banyak sampah plastik didalam organ tubuh organisme laut, sepeti bangkai penyu, paus sperma, serta banyak organisme lainnya yang organ tubuhnya sudah tercemar sampah plastik. Sebagai contoh, seekor paus sperma berusia 10 tahun ditemukan mati terdampar di Pantai Luskentyre, Pulau Harris yang terletak di barat laut Kepulauan Barat di Skotlandia pada Kamis, 28 November 2019. Scottish Marine Animal Strandings Scheme (SMASS) melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian paus tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan, karena ditemukan banyak sampah plastik yang tersembur keluar ketika perut samping paus tersebut dibedah.
Contoh berikutnya yang membuktikan betapa bahayanya sampah plastik bagi organisme laut adalah ditemukannya bangkai seekor ikan duyung di Desa Sapa, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Maret 2020. Diduga ikan duyung tersebut mati karena ulah manusia, karena di mulut duyung tersebut ditemukan sampah plastik, dan diduga terdapat sampah plastik di dalam perutnya yang tidak sengaja tertelan.
Sampah plastik yang tidak sengaja dimakan oleh organisme laut tentunya sangat berbahaya karena jika organ tubuh suatu organisme laut tercemar sampah plastik, maka akan mengakibatkan penyumbatan, komplikasi, hingga kematian organisme-organisme di lautan. Dari kasus-kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan sampah plastik di lautan sangat berbahaya dan dapat mengancam kehidupan ekosistem laut.
Dampak secara tidak langsung yang ditimbulkan adalah sampah plastik mampu mengakibatkan kerusakan terumbu karang. Terumbu karang berfungsi sebagai habitat bagi organisme lain, oleh karena itu keberadaan terumbu karang sangat berpengaruh terhadap kehidupan oragnisme laut yang lain. Studi dari Joleah B Lamb (2018) menyebutkan bahwa 89% terumbu karang yang bersentuhan dengan sampah plastik cenderung terjangkit penyakit karena sampah plastik mampu memicu terjadinya kolonisasi mikroba patogen. Sampah plastik akan tersangkut dan menutupi terumbu karang, sehingga proses fotosintesis akan terganggu. Saat ini 60% dari terumbu karang telah rusak dan setengah dari The Great Barrier Reef sudah mati. Selain merusak terumbu karang, sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat mengeluarkan gas metana dan etilena yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global akan mengakibatkan meningkatya suhu dan keasaman air laut yang berdampak pada populasi fitoplankton yang berperan dalam menjaga kadar oksigen di laut serta mendinginkan suhu bumi dengan cara mengeluarkan suatu komponen sulfur. Kondisi ini akan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen di laut yang sekaligus berdampak pada kehidupan oranisme laut lainnya yang membutuhkan oksigen.
Mikroplastik juga berdampak buruk terhadap ekosistem laut. Mikroplastik berukuran lebih kecil dari 5mm membuat nutrien di laut jadi tak seimbang. Dilansir dari situs repurpose.global, mikroplastik adalah ancaman yang besar untuk penyaring sekaligus pengumpan seperti ikan- paus dan Manta Ray. Padahal jenis ikan tersebut punya peranan besar pada setiap pergerakannya di lautan. Setiap harinya, mereka menyerap air dalam jumlah besar untuk kemudian disaring dan nutriennya disebarkan pada ribuan spesies bawah laut. Sayangnya, sampah plastik yang sekarang memenuhi lautan dapat membahayakan ikan paus dan Manta Ray. Racun yang terkandung di dalam mikroplastik akan berbahaya bagi metabolisme dan fungsi reproduksi. Begitu eksistensi ikan penyaring pengumpan terancam, dengan kata lain ekosistem juga turut terancam karena rusaknya keseimbangan nutrien di laut.
Dari beberapa kasus kerusakan ekosistem laut yang disebabkan oleh sampah plastik, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi dan pembenahan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang semakin parah. Solusi paling efektif yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik di masyarakat. Pemerintah bisa melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan. Mulai menerapkan pola hidup tanpa plastik dengan solusi-solusi sederhana seperti : mengganti tas plastik dengan totebag, menggunakan sedotan kertas atau sedotan stainless sebagai ganti dari sedotan plastik, lebih memilih untuk mendaur ulang plastik menjadi barang yang kreatif dan unik daripada harus membuangnya. Dari hal-hal sederhana tersebut kita sebagai masyarakat sudah sedikit berkontribusi terhadap keselamatan ekosistem laut. Karena biota-biota laut pun sudah cukup menderita akibat ulah manusia yang tidak bertanggungjawab padahal manusia masih membutuhkan ekosistem laut sebagai sumber rezeki. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kurangilah penggunaan plastik yang bisa merusak lingkungan dan jagalah lingkungan disekitar kita.
Dear admin bolehkah saya meminta alamat email atau nomor WA untuk membantu saya, hadir sebagai nara sumber pada kegiatan belajar siswa saya kelas 6?
Terima kasih kaka sudah berkunjung disitus sampahlaut.id, kaka bisa menghubungi kami di email sekretariattknpsl@gmail.com
[url=http://slkjfdf.net/]Awaruk[/url] Ooyuzaji qvx.firk.sampahlaut.id.gop.vl http://slkjfdf.net/