Pendahuluan
Persoalan sampah di perairan Kampung Laut tak kunjung usai. Hal ini lebih disebabkan letak geografis Kampung Laut yang berada di laguna Segara Anakan sebagai hilir dari Sungai Citanduy, Sungai Cimeneng dan Sungai Cikonde mengakibatkan kiriman sampah setiap hari dalam jumlah yang besar tak terbendung. Bahkan kondisi geografis Kampung Laut yang menyerupai kepulauan akibat proses sedimentasi membuat warga dengan terbiasa membuang sampah langsung ke perairan yang berdampak nyata terhadap ketercemaran laguna Segara Anakan yang merupakan kawasan konservasi mangrove di Kabupaten Cilacap oleh berbagai limbah anorganik yang didominasi oleh sampah plastik. Penanganan masalah sampah memang masih sulit karena belum ada tempat pembuangan akhir sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilacap menerangkan bahwa sulitnya penanganan sampah di Kampung Laut karena belum adanya kendaraan pengangkutan sampah dari perairan ke daratan Cilacap. Pembuatan tempat pembuangan akhir sampah dinilai tidak mudah, karena mesti menentukan lokasi yang tepat untuk mengurangi konflik dengan warga, mengganggu kenyamanan warga dan membuat potensi kerusakan lingkungan baru. Namun bila tidak segera ditangani gelontoran sampah akan mengakibatkan perairan laguna Segara Anakan menjadi dangkal, kumuh, dan merusak ekosistem hutan mangrove. Dampak susulannya adalah sering terjadi banjir sampah pada saat pasang naik, nelayan mengalami kesulitan menangkap ikan dan berkurangnya jumlah populasi burung (Aziz, 2017).
Pembahasan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap, total jumlah penduduk Kecamatan Kampung Laut pada tahun 2018 adalah 15.043 jiwa. Dengan jumlah warga yang demikian banyak, potensi sampah yang ditimbulkan adalah 7.220,64 ton/hari yang terdiri dari 4.332,384 ton/hari sampah organik dan 2.888,256 ton/hari sampah anorganik yang didominasi oleh sampah plastik. Sebuah bilangan yang sangat besar untuk mencemari perairan mangrove laguna Segara Anakan. Hal yang perlu menjadi perhatian serius adalah hampir semua warga Kampung Laut membuang sampahnya ke sungai atau perairan mangrove.

Kebiasaan warga Kampung Laut yang lebih memilih cara instan dengan membuang sampah rumah tangga langsung ke sungai atau perairan Segara Anakan lebih disebabkan oleh ketidakadaan tempat pembuangan akhir sampah. Setiap tempat sampahnya penuh, sampah-sampahnya segera dibuang ke sungai atau perairan. Memang ada sebagian warga yang membakarnya, namun tidak efektif menekan timbulan sampah.
Kegiatan penarikan sampah juga dinilai tidak efektif karena tidak ada tempat pembuangan akhirnya. Teguh Ayunanto, S.T., M.Si Kasi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap mengatakan bahwa kendala paling utama dalam pengangkutan sampah dari Kampung Laut ke tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) adalah biaya yang cukup mahal karena letak dan kondisi geografis Kampung Laut (05/04/2021). Sehingga dari pihak DLH Kabupaten Cilacap sangat mengharapkan adanya peran serta masyarakat untuk pengelolaan sampah di lingkungannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa bank sampah, sebenarnya banyak pihak yang siap membantu pengelolaan sampah di Kampung Laut. Di antaranya adalah Bank Sampah Nusantara Al-Ihya di Kesugihan Cilacap. Sampah-sampah yang ditampung di tempat sampah apung (TSA) bisa dikirimkan kepada bank-bank sampah untuk diproses menjadi produk bernilai ekonomi, seperti pupuk organik dan pakan ikan dari limbah organik serta kerajinan dari bahan plastik untuk mengurangi limbah anorganik. Bahkan pihak Bank Sampah Nusantara Al-Ihya juga siap mengadakan pelatihan pengolahan sampah di Kampung Laut (11/04/2021).
Tempat sampah apung (TSA) yang dibuat dari bahan-bahan berupa menggunakan jaring/jala, pelampung, kawat steinless dan tambang telah diujiconakan di Sungai Serayu Karangrena Maos Cilacap pada tanggal 28-30 Maret 2021 dan di Lempong Pucung Ujungalang Kampung Laut Cilacap pada tanggal 15 April 2021 dan mendapatkan respon positif dari Pemerintah Desa Ujungalang Kampung Laut dan warga masyarakatnya. Hal ini dinyatakan oleh Ujang Hermawan Kasi Pemerintahan Desa Ujungalang, Irawan Kepala Dusun Bondan Desa Ujungalang, Warsini Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Ujungalang dan Kursiah isteri ketua RT 02 RW 05 Dusun Paniten Desa Ujungalang (15/04/2021).

Tempat sampah apung (TSA) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara (TPS), atau tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) yang selanjutnya akan dikelola oleh ibu-ibu PKK maupun Karangtaruna menjadi pupuk organik, pakan ikan dan aneka kerajinan. Dengan demikian dampak kerusakan perairan laguna Segara Anakan Cilacap dapat berkurang.

Antusias warga Kampung Laut terhadap pengelolaan dan pengolahan sampah dengan menggunakan tempat sampah apung (TSA) sangat tinggi. Apalagi banyak peternak ikan dan kepiting yang membutuhkan pakan yang harus beli dari kota.
Sehingga ide pemberdayaan peran serta masyarakat untuk pengelolaan dan pengolahan sampah ini disambut dengan sangat antusias baik oleh perangkat desa maupun warga masyarakat. Bahkan Pemerintah Desa Ujungalang bersedia menyisihkan APBDes untuk pembiayaan kegiatan tersebut.
Penutup
Desain tempat sampah apung (TSA) yaitu menggunakan jaring, pelampung, kawat steinless dan tambang yang dapat difungsikan untuk tempat pembuangan akhir sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan di TSA bisa dikelola dan diolah oleh warga menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi, dibutuhkan dan laku di pasaran. Warga Kampung Laut sangat antusias untuk segera menerapkan tempat sampah apung (TSA) di wilayahnya, sehingga keberadaan tempat sampah apung (TSA) efektif meningkatkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kampung Laut. Dengan demikian kelestarian perairan laguna Segara Anakan dapat tetap terjaga.
Wihhhh, bagus sekali
Menurut saya ini merupakan cara untuk menanggulangi/mengurangi sampah yang ada di laut / perairan sekaligus untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan kreatifitas warga
Maju terus pantang mundur….
Wow, this is very helpful for residents on the coast and makes it easier for fishermen when there is trash, they immediately throw it away comfortably and easily, very useful.
very helpful for fishermen, hopefully in the future the sea will be cleaner aamiin
mantap
very creative, this is what the Indonesian people need. Children like this must be developed and given scholarships. Thank you for caring about the nature of our beloved country
Alhamdulillah, like this, the Indonesian children create new things that help the community so that our nature is clean from what is called wild garbage that is an eyesore.
It seems that Indonesia needs people like this who care about the environment who never escape from dirty words. Continue to develop the children of SMA NEGERI 1 MAOS
Halo SMA NEGERI 1 MAOS SEMOGA MEMBANTU BUAT PARA NELAYAN DAN WARGA FI SEKITAR PESISIR PANTAI DAN LAUT
nice
Waah Bagus kreatif banget 😊👍
Ide yang sangat menakjubkan, luar biasa
Assalamualaikum wr.wb
Perkenalkan nama saya Syifa kelas VII D
Saya berharap bumi kita bisa terbebas dari sampah plastik,kalo kita membuang sampah pada tempatnya maka tidak ada yang namanya pencemaran air dan pencemaran udara
Marilah kita sama-sama menerapkan perilaku hidup bersih agar bumi ini bisa kembali bersih
Damar Bagus
damarb942@gmail.com
sampahlaut.id
Persoalan sampah di perairan Kampung Laut tak kunjung usai. Hal ini lebih disebabkan letak geografis Kampung Laut yang berada di laguna Segara Anakan sebagai hilir dari Sungai Citanduy, Sungai Cimeneng dan Sungai Cikonde mengakibatkan kiriman sampah setiap hari dalam jumlah yang besar tak terbendung.
Semangattt terus kis 😁
Ide yang kreatif perlu segera direalisasikan
Good❤️
Ide kreatif dan inovatif… untuk solusi pengelolaan sampah
Wujud dari profil pelajar Pancasila ( inovatif dan kreati )
Keren, anak muda kreatif