Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LAPORAN SAMPAH LAUT
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • DOKUMEN
      • FILE
  • GALERI
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • SEDEKAH SAMPAH
      • KOLEKTE SAMPAH
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • COP 27
    • EPPIC
    • EUPHORIA
      • EUPHORIA FAVORIT
      • EUPHORIA 10 BESAR
      • EUPHORIA WINNER
    • EUPHORIA2
      • EUPHORIA#2 10 BESAR
      • EUPHORIA 2 FAVORIT
    • FORMULA
      • FORMULA E1
      • FORMULA E2
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Pabun Mask (Empty Palm Fruit Bunches Mask)

Karya : Thabed Tholib Baladraf

PABUN MASK (EMPTY PALM FRUIT BUNCHES MASK): INOVASI MASKER NANOFILTER BERBASIS MEMBRAN BIODEGRADABLE BERBAHAN DASAR LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN METODE  TRANSMISSION ELECTRONE MICROSCOPE SEBAGAI MASKER MASA  DEPAN

PENDAHULUAN 

     World Health Organization menetapkan pandemi yang disebabkan oleh Novel  Coronavirus (nCov) sebagai Public Health Emergency of International Concern pada  tanggal 30 Januari 2020 yang hingga saat ini disebut sebagai COVID-19. COVID-19  disebabkan oleh SARS-Cov2 yang memiliki ukuran sangat kecil (65–125 nm in  diameter) dan tergolong dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan  penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003 (Adnan et  al., 2020). Rute penularan utama COVID-19 yang meresahkan hingga saat ini  adalah melalui droplets pernapasan dan penularan melalui udara (Bahl, et al., 2020).  Berdasarkan hal tersebut, pencegahan dan pengendalian menjadi hal yang sangat  penting dilakukan Indonesia untuk menekan angka positif dan menjaga kesehatan  masyarakat salah satunya dengan aturan new normal.  

     Aturan new normal mengharuskan masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa  namun dengan anjuran utama yaitu tetap menggunakan masker. Semakin hari  kebutuhan masker dari masyarakat, hal ini tentu diimbangi dengan produksi industri  masker yang semakin tinggi yang berdampak terhadap meningkatnya limbah medis 

     yang tergolong polimer plastik (Shakya et al., 2017). Limbah medis yang semakin  meningkat tentu memberikan dampak buruk terhadap lingkungan karena masker bedah berasal dari bahan fiber (polimer serat) yang tidak dapat didaur ulang dan  tidak dapat terurai secara hayati. Berdasarkan fakta di lapangan, limbah medis  banyak ditemui di laut dan justru akan berakibat pada rusaknya ekosistem. Tren  kenaikan jumlah timbunan limbah medis terjadi di seluruh negara di dunia. Selama  wabah COVID-19 Sangkham (2020) menyatakan bahwa Asia menghasilkan 16.659,48 ton/hari, terkhusus di Indonesia menghasilkan 420,03 ton/hari. Hal ini  tentu mengancam ekosistem darat dan laut karena dapat mati terjerat masker. Oleh  karena itu perlu inovasi masker masa depan yang ramah lingkungan dengan  menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk membuat inovasi nanofilter  pada masker yang dapat terurai. Limbah TKKS mendominasi dan sangat jarang  dimanfaatkan.  

     Tujuan penulisan kajian essay ini adalah untuk mengetahui desain PABUN Mask sebagai masker masa depan ramah lingkungan, dan untuk memberikan solusi  permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan masker bedah yang  sulit terurai dengan memaksimalkan limbah tandan kosong kelapa sawit. Manfaat  yang dapat diambil dari kajian essay ini yaitu dapat menekan tingginya limbah  masker bedah sulit terurai, meningkatkan nilai jual dari limbah tandan kosong kelapa  sawit, dan memberikan wujud solusi pencegahan pencemaran lingkungan. 

     ISI Potensi Masker Nanofilter Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada saat ini lapisan filter yang terdapat pada surgical mask terbuat dari  bahan fiber yang non biodegradable. Bahan dasar dalam pembuatan filter ini dapat  digantikan dengan selulosa yang termasuk dalam bahan biodegradable. Potensi  selulosa terdapat pada tandan kosong kelapa sawit karena ketersediannya yang  sangat melimpah di Indonesia. Menurut BPS (2020) produksi minyak sawit  Indonesia mencapai 34,40 juta ton pada tahun 2017. Hal ini tentu sejalan dengan  produksi limbah tandan kosong kelapa sawit yang melimpah (Dewanti, 2018).  Menurut Fithri (2020) proporsi tandan kosong kelapa sawit pada kelapa sawit segar  sebesar 21-23%. Hal ini diperkuat dengan penelitian Sudiyani et al. (2018) yang  menyatakan bahwa tandan kosong kelapa sawit didominasi lignoselulosa. Empty Palm Fruit Bunches Mask (PABUN) Mask

     PABUN Mask adalah sebuah solusi visioner mengatasi kesehatan dan  kebutuhan masyarakat sekaligus menanggulangi limbah medis yang sulit terurai melalui pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai produk samping dari  kelapa sawit yang sangat jarang dimanfaatkan. PABUN Mask memanfaatkan  kandungan lignoselulosa yang potensial pada tandan kosong kelapa sawit guna  digunakan sebagai lapisan filter yang sehat, aman, dan ramah lingkungan. Selain  dapat menjadi bahan masker yang sangat baik, monomer lignin dari tandan kosong  kelapa sawit mengandung phenol yang seperti carvacrol, thymol dan  cinnamaldehyde yang diduga dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Doherty et  al., 2011; Sriroth dan Sunthornvarabhas, 2018). Penulis melakukan penelitian  dengan uji ketebalan dan uji biodegradasi pada PABUN Mask dengan tujuan untuk  memperkuat essay ini. Hasil uji ketebalan menunjukkan angka 0,79-0,97 mm dan uji  biodegradasi mendapatkan hasil 7,03%. Hasil tersebut menunjukkan kelayakan  tandan kosong kelapa sawit sebagai filter masker. Adapun grafik pengujian disajikan pada Gambar 2 dan 3, sedangkan dokumentasi pengujian yang dilakukan disajikan  pada Gambar 4.

     PABUN Mask didesain sesuai dengan aturan pemerintah yaitu terdiri dari 3  lapis yaitu layer pertama berupa kain, layer kedua berupa nanofilter dari tandan  kosong kelapa sawit dan layer 3 terbuat dari kain. PABUN Mask telah diujikan dan  memiliki efektifitas 92% dalam menyaring partikel kecil dan virus termasuk SARS Cov2. Hal ini tentu menjadikan PABUN Mask sebagai masker masa depan yang  potensial karena mudah terurai dan memiliki efektifitas yang tinggi. Adapun  kenampakan PABUN Mask disajikan pada Gambar 5. 

     Membran nanofilter PABUN Mask terbuat dari selulosa yang telah disintesis  menjadi selulosa asetat. Menurut Apriani et al. (2018), selulosa perlu disintesis untuk  mendapatkan produk membran yang berkualitas seperti menghindari tumbuhnya  jamur. Selulosa terlebih dahulu perlu dirubah menjadi selulosa asetat dengan  berbagai alasan, maksud dan tujuan tertentu diantaranya:  

  1. Selulosa asetat merupakan polimer turunan dari selulosa yang mempunyai  derajat substitusi asetil. Selulosa asetat memiliki karakter fisik yang sangat  baik dan sangat potensial sebagai membran masker udara. 
  2. Membran selulosa asetat memiliki karakteristik yang baik yaitu nilai  permeabilitasnya sebesar 55,54 L/m jam pada air. Hasil analisis TEM  terhadap membran menunjukkan distribusi ukuran pori yang sangat halus yaitu sebesar 70 nm sehingga efektif untuk menyaring partikel yang lebih kecil  seperti virus (Yumas, 2017). Kenampakan filter yang digunakan pada PABUN Mask dan hasil analisis TEM disajikan pada Gambar 6.

Tahapan-tahapan proses dalam pembuatan PABUN Mask adalah ekstraksi  selulosa dari limbah TKKS, sintesis selulosa asetat, pembuatan membran  biodegradable nanofilter, dan finishing. 

Potensi Keberlanjutan PABUN Mask 

PABUN Mask hadir sebagai masker masa depan yang murah, ramah  lingkungan dan memiliki potensi besar untuk dikomersialkan kedepannya. Adapun  road map perjalanan PABUN Mask disajikan pada Gambar 7.

PENUTUP 

     Kesimpulan yang didapatkan dari kajian essay ini adalah membran selulosa  asetat tandan kosong kelapa sawit sangat potensial digunakan sebagai nanofilter  masker udara yang sehat, visioner dan ramah lingkungan. Membran tandan kosong  kelapa sawit yang digunakan dalam pembuatan PABUN Mask dilakukan pengujian  menggunakan uji ketebalan dan uji biodegradasi. Hasil uji ketebalan membran  menunjukkan hasil 0,79-0,97 mm. Hasil uji biodegradasi menunjukkan hasil 7,03%.  Hasil analisis TEM yang dilakukan menunjukkan pori yang sangat halus yaitu sebesar 70 nm sehingga efektif untuk digunakan bernafas dan menyaring partikel partikel yang sangat kecil seperti virus. Proses pembuatan PABUN Mask melalui  empat tahap utama yaitu ekstraksi selulosa dari limbah tandan kosong kelapa sawit,  sintesis selulosa asetat, pembuatan membran biodegradable nanofilter, dan  finishing.

     Inovasi PABUN Mask hadir sebagai solusi dengan menyelesaikan  permasalahan kesehatan dan kebutuhan masyarakat sekaligus menanggulangi  limbah medis yang sulit terurai. Hal ini diharapkan dapat diproduksi secara massal  sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, dan  kesehatan lingkungan yang berkelanjutan.

3 replies
  1. Dhea
    Dhea says:
    August 4, 2021 at 16:57

    wahhh bermanfaat sekalii

    Reply
  2. Andrew Setiawan
    Andrew Setiawan says:
    August 6, 2021 at 00:55

    Semoga bisa segera direalisasikan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan

    Reply
  3. Eka Ruriani
    Eka Ruriani says:
    August 6, 2021 at 00:59

    Semoga menang

    Reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+8
Post Views: 1,320

Berita Terbaru

  • plastic crisisThe global plastic crisis and how to tackle its growing hazardsDecember 4, 2023 - 11:26
  • pengelolaan sampahKampanye Pengelolaan Sampah, DLH Makassar Gelar Eco Fest 2023December 4, 2023 - 11:18
  • sampah lautPerlahan, Sampah di Samudra Pacific Menurunkan Populasi Satwa LautDecember 4, 2023 - 10:58
  • plastic treatyInside the tangled negotiations for a global plastic treatyDecember 1, 2023 - 09:10
  • masalah sampahPemkot Bandung Anggarkan Rp 31,9 M untuk Atasi Masalah SampahDecember 1, 2023 - 09:05

Artikel Inovasi & Berita Terpopuler

  • pot dari botol plastik Cara Membuat Pot Bunga dari Botol Bekas, Unik dan Sangat ... posted on July 1, 2022
  • Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia posted on July 3, 2022
  • Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan ... posted on August 2, 2021
  • Warna-warni Tempat Sampah Ada Artinya, Tahukah? posted on July 3, 2022
  • Pengertian Bank Sampah, Manfaat, dan 5 Contohnya posted on June 30, 2022
  • sampah plastik KPSM Rejosari Olah Sampah Plastik Menjadi BBM posted on May 24, 2023
  • Kerajaan Bawah Laut Tersembunyi posted on November 14, 2022
  • meja kursi dari sampah plastik Bisnis Baru di Bali, Meja dan Kursi dari Bahan Sampah ... posted on November 12, 2020

Events Calendar

No event found!

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariattknpsl@gmail.com

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

HALAMAN

  • Tentang Kami
  • Sampah Laut
  • Berita
  • Pojok Inovasi
  • Pariwisata
  • Kontak Kami

CAMPAIGN

  • Bank Sampah
  • Pilah Sampah Dari Rumah
  • Kode Etik Sampah Plastik

ASET

  • Dokumen
  • Regulasi
  • Galeri
  • Stakeholder

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah

INSTITUSI TERKAIT

0
Post Views: 0
Sampah Plastik: Lawan Atau Kawan?Plastik Pembawa Petaka
Scroll to top

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.