Pabun Mask (Empty Palm Fruit Bunches Mask)
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Pabun Mask (Empty Palm Fruit Bunches Mask)
Karya : Thabed Tholib Baladraf
PABUN MASK (EMPTY PALM FRUIT BUNCHES MASK): INOVASI MASKER NANOFILTER BERBASIS MEMBRAN BIODEGRADABLE BERBAHAN DASAR LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN METODE TRANSMISSION ELECTRONE MICROSCOPE SEBAGAI MASKER MASA DEPAN
PENDAHULUAN
World Health Organization menetapkan pandemi yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (nCov) sebagai Public Health Emergency of International Concern pada tanggal 30 Januari 2020 yang hingga saat ini disebut sebagai COVID-19. COVID-19 disebabkan oleh SARS-Cov2 yang memiliki ukuran sangat kecil (65–125 nm in diameter) dan tergolong dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003 (Adnan et al., 2020). Rute penularan utama COVID-19 yang meresahkan hingga saat ini adalah melalui droplets pernapasan dan penularan melalui udara (Bahl, et al., 2020). Berdasarkan hal tersebut, pencegahan dan pengendalian menjadi hal yang sangat penting dilakukan Indonesia untuk menekan angka positif dan menjaga kesehatan masyarakat salah satunya dengan aturan new normal.
Aturan new normal mengharuskan masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa namun dengan anjuran utama yaitu tetap menggunakan masker. Semakin hari kebutuhan masker dari masyarakat, hal ini tentu diimbangi dengan produksi industri masker yang semakin tinggi yang berdampak terhadap meningkatnya limbah medis
yang tergolong polimer plastik (Shakya et al., 2017). Limbah medis yang semakin meningkat tentu memberikan dampak buruk terhadap lingkungan karena masker bedah berasal dari bahan fiber (polimer serat) yang tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat terurai secara hayati. Berdasarkan fakta di lapangan, limbah medis banyak ditemui di laut dan justru akan berakibat pada rusaknya ekosistem. Tren kenaikan jumlah timbunan limbah medis terjadi di seluruh negara di dunia. Selama wabah COVID-19 Sangkham (2020) menyatakan bahwa Asia menghasilkan 16.659,48 ton/hari, terkhusus di Indonesia menghasilkan 420,03 ton/hari. Hal ini tentu mengancam ekosistem darat dan laut karena dapat mati terjerat masker. Oleh karena itu perlu inovasi masker masa depan yang ramah lingkungan dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk membuat inovasi nanofilter pada masker yang dapat terurai. Limbah TKKS mendominasi dan sangat jarang dimanfaatkan.
Tujuan penulisan kajian essay ini adalah untuk mengetahui desain PABUN Mask sebagai masker masa depan ramah lingkungan, dan untuk memberikan solusi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan masker bedah yang sulit terurai dengan memaksimalkan limbah tandan kosong kelapa sawit. Manfaat yang dapat diambil dari kajian essay ini yaitu dapat menekan tingginya limbah masker bedah sulit terurai, meningkatkan nilai jual dari limbah tandan kosong kelapa sawit, dan memberikan wujud solusi pencegahan pencemaran lingkungan.
ISI Potensi Masker Nanofilter Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada saat ini lapisan filter yang terdapat pada surgical mask terbuat dari bahan fiber yang non biodegradable. Bahan dasar dalam pembuatan filter ini dapat digantikan dengan selulosa yang termasuk dalam bahan biodegradable. Potensi selulosa terdapat pada tandan kosong kelapa sawit karena ketersediannya yang sangat melimpah di Indonesia. Menurut BPS (2020) produksi minyak sawit Indonesia mencapai 34,40 juta ton pada tahun 2017. Hal ini tentu sejalan dengan produksi limbah tandan kosong kelapa sawit yang melimpah (Dewanti, 2018). Menurut Fithri (2020) proporsi tandan kosong kelapa sawit pada kelapa sawit segar sebesar 21-23%. Hal ini diperkuat dengan penelitian Sudiyani et al. (2018) yang menyatakan bahwa tandan kosong kelapa sawit didominasi lignoselulosa. Empty Palm Fruit Bunches Mask (PABUN) Mask
PABUN Mask adalah sebuah solusi visioner mengatasi kesehatan dan kebutuhan masyarakat sekaligus menanggulangi limbah medis yang sulit terurai melalui pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai produk samping dari kelapa sawit yang sangat jarang dimanfaatkan. PABUN Mask memanfaatkan kandungan lignoselulosa yang potensial pada tandan kosong kelapa sawit guna digunakan sebagai lapisan filter yang sehat, aman, dan ramah lingkungan. Selain dapat menjadi bahan masker yang sangat baik, monomer lignin dari tandan kosong kelapa sawit mengandung phenol yang seperti carvacrol, thymol dan cinnamaldehyde yang diduga dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Doherty et al., 2011; Sriroth dan Sunthornvarabhas, 2018). Penulis melakukan penelitian dengan uji ketebalan dan uji biodegradasi pada PABUN Mask dengan tujuan untuk memperkuat essay ini. Hasil uji ketebalan menunjukkan angka 0,79-0,97 mm dan uji biodegradasi mendapatkan hasil 7,03%. Hasil tersebut menunjukkan kelayakan tandan kosong kelapa sawit sebagai filter masker. Adapun grafik pengujian disajikan pada Gambar 2 dan 3, sedangkan dokumentasi pengujian yang dilakukan disajikan pada Gambar 4.
PABUN Mask didesain sesuai dengan aturan pemerintah yaitu terdiri dari 3 lapis yaitu layer pertama berupa kain, layer kedua berupa nanofilter dari tandan kosong kelapa sawit dan layer 3 terbuat dari kain. PABUN Mask telah diujikan dan memiliki efektifitas 92% dalam menyaring partikel kecil dan virus termasuk SARS Cov2. Hal ini tentu menjadikan PABUN Mask sebagai masker masa depan yang potensial karena mudah terurai dan memiliki efektifitas yang tinggi. Adapun kenampakan PABUN Mask disajikan pada Gambar 5.
Membran nanofilter PABUN Mask terbuat dari selulosa yang telah disintesis menjadi selulosa asetat. Menurut Apriani et al. (2018), selulosa perlu disintesis untuk mendapatkan produk membran yang berkualitas seperti menghindari tumbuhnya jamur. Selulosa terlebih dahulu perlu dirubah menjadi selulosa asetat dengan berbagai alasan, maksud dan tujuan tertentu diantaranya:
Tahapan-tahapan proses dalam pembuatan PABUN Mask adalah ekstraksi selulosa dari limbah TKKS, sintesis selulosa asetat, pembuatan membran biodegradable nanofilter, dan finishing.
Potensi Keberlanjutan PABUN Mask
PABUN Mask hadir sebagai masker masa depan yang murah, ramah lingkungan dan memiliki potensi besar untuk dikomersialkan kedepannya. Adapun road map perjalanan PABUN Mask disajikan pada Gambar 7.
PENUTUP
Kesimpulan yang didapatkan dari kajian essay ini adalah membran selulosa asetat tandan kosong kelapa sawit sangat potensial digunakan sebagai nanofilter masker udara yang sehat, visioner dan ramah lingkungan. Membran tandan kosong kelapa sawit yang digunakan dalam pembuatan PABUN Mask dilakukan pengujian menggunakan uji ketebalan dan uji biodegradasi. Hasil uji ketebalan membran menunjukkan hasil 0,79-0,97 mm. Hasil uji biodegradasi menunjukkan hasil 7,03%. Hasil analisis TEM yang dilakukan menunjukkan pori yang sangat halus yaitu sebesar 70 nm sehingga efektif untuk digunakan bernafas dan menyaring partikel partikel yang sangat kecil seperti virus. Proses pembuatan PABUN Mask melalui empat tahap utama yaitu ekstraksi selulosa dari limbah tandan kosong kelapa sawit, sintesis selulosa asetat, pembuatan membran biodegradable nanofilter, dan finishing.
Inovasi PABUN Mask hadir sebagai solusi dengan menyelesaikan permasalahan kesehatan dan kebutuhan masyarakat sekaligus menanggulangi limbah medis yang sulit terurai. Hal ini diharapkan dapat diproduksi secara massal sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan yang berkelanjutan.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
wahhh bermanfaat sekalii
Semoga bisa segera direalisasikan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan
Semoga menang