Si Penjajah Lokal “Plastik”
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Si Penjajah Lokal “Plastik”
Karya : Maulidiya J.P
Bau busuk di ujung jalan menjadi hal biasa di Distrik Daisy. Tumpukan sampah yang dominan berbahan plastik serta lalat-lalat yang menari-nari diatasnya menjadi pemandangan yang dapat ditemukan disetiap sudut dalam distrik ini.
Kayla dan kedua sahabatnya Vano dan Reyhan sedang melakukan pariwisata untuk melepas lelah setelah ujian berakhir. Ketiganya berasal dari Kelas Seni. “Tempat ini sedikit kotor” ujar Kayla dengan menutup hidungnya. Mereka salah memilih tempat pariwisata, bukannya mendapat ketenangan malah membuat pusing akibat bau busuk yang menusuk indra penciuman.
“Kita harus membersihkan distrik ini” ujar Vano yang didapati anggukan oleh dua lainnya. “Kau benar, tetapi tidak mungkin bila hanya kita yang melakukannya” timpal Kayla. “Ya, meskipun distrik ini tidak terlalu luas tetap saja membutuhkan banyak tenaga untuk melakukannya” Reyhan masih berfikir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Bagaimana bila kita mengumpulkan seluruh warga di distrik ini, dan memberikan mereka pemahaman akan bahayanya sampah sampah yang berserakan bagi lingkungan sekitar” ujar Reyhan yang disetujui oleh Vano dan Kayla
***
Kini Ketiga remaja itu sudah menunggu kedatangan warga di pusat distrik ini, namun hasilnya nihil “huft….” ketiganya menghela nafas berat karena ekspetasi mereka akan banyak warga yang datang dan mendengarkan penjelasan mereka telah digagalkan oleh realita dengan hanya ada kedatangan anak-anak yang asik bermain
Usaha mereka mendatangi setiap rumah untuk mengundang warga dalam rangka memusnahkan penjajah lokal yaitu “si plastik” sia sia. Tetapi mereka tidak akan menyerah begitu saja.
Ketiganya terus berfikir bagaimana cara memusnahkan si penjajah lokal ini! Kayla yang terus berjalan maju mundur, Vano yang memainkan jarinya dan Reyhan yang menendang kerikil-kerikil tak berdosa itu serta, anak-anak polos dihadapan mereka yang tengah asik bermain. Ketiganya sedang berfikir dengan cara yang berbeda-beda
Setalah menghabiskan waktu beberapa menit untuk berfikir, bagai ada sebuah lampu bersinar terang dan sebuah suara seperti bel rumah kuno, Kayla mendapatkan sebuah ide “AHA!!” Reyhan dan Vano otomatis menoleh pada Kayla “Apa yang kau pikirkan?” tanya keduanya sedangkan Kayla masih terus tersenyum penuh misteri.
Kayla menghampiri anak-anak yang sedang bermain dan menyapanya “haii adik-adik” dengan senyum manis andalannya dan tangan yang dilambai-lambaikan. Sedangkan Vano dan Reyhan memperhatikan dari belakang. “Kalian mau jajan tidak?” tanya Kayla, anak-anak dihadapannya mengangguk dengan antusias “Kalau kalian ingin mendapatkan jajan, ayo bantu kakak … nanti, siapa yang paling
rajin akan mendapatkan jajan paling banyak” Tawarnya.
“Aku yang akan mendapatkan jajan paling banyak!!!” teriak seorang gadis kecil “Aku akan mendapatkan lebih banyak darimu!” sahut temannya, begitulah seterusnya. Kayla senang melihat semangat anak anak ini “Baiklah, sekarang kumpulkan sampah-sampah seperti plastik, kresek, botol dan barang-barang yang dapat didaur ulang! Kalian pasti tahu kan, apa itu daur ulang?” Kayla berbicara layaknya seorang guru pada murid.
Adik-adik itu mengangguk lalu segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Kayla. Setelah selesai dengan adik-adik ia beralih pada Vano dan Reyhan yang sedang menganggur “Nah tugas kalian berdua, tolong belikan ini” ujar Kayla menyodorkan selembar kertas bertuliskan bahan-bahan yang harus dibeli.
Setelah dirasa semua yang dibutuhkan terkumpul dan adik-adik sudah kembali membawa barang yang dipesan Kayla. Kini ketiga remaja itu mulai melancarkan aksinya. Ketiganya duduk di depan sedangkan adik-adik duduk berhadapan dan berbaris rapi.
“Baiklah sekarang kalian tirukan kakak ya, kita akan membuat keajaiban” Kayla mulai menunjukkan bahan-bahan yang disiapkan. “Apa ini seperti sulap?” tanya seorang anak laki-laki yg dijawab anggukan oleh Kayla.
“Pertama-tama kita cuci bersih semua barang-barang ini” Adik-adik yang mendengar perintah Kayla langsung pergi menuju sungai untuk mencuci dengan ditemani Vano dan Reyhan. “Apa ini sudah bersih kak?”
tanya salah satu gadis kecil “Wahh kau sangat pintar, ini sangat bersih” pujian dilontarkan dari mulut Kayla agar gadis itu semakin semangat.
Setelah selesai mencuci, Kayla mulai menunjukkan cara untuk melakukan daur ulang “Baiklah sekarang siapkan beberapa tutup botol dan sebuah lem, lalu susun melingkar sampai menjadi sebuah tatakan yang sangat cantik. Setelah itu berilah warna dengan cat supaya lebih menarik, warnai sesuai selera” ujar Kayla.
“Tolong kalian berdua awasi adik-adik itu, aku akan membuat barang berharga dari plastik warna-warni ini” Vano dan Reyhan yang mendengar itupun mengangguk mengerti. Kayla mengeluarkan dress
polos di dalam tas kecilnya yang sempat ia bawa untuk berjaga-jaga apabila di jalan tiba-tiba pakainnya kotor.
“Baiklah, Kayla kau harus bisa oke! Semangat!” ujarnya bermonolog. Ia mulai membuntal kresek-kresek yang berwarna-warni dan memberinya lem agar tetap berbentuk buntalan. Setelah membuntal banyak Kresek warna-warni Kayla menempelkannya pada baju yang tadi ia keluarkan, menyusunnya hingga membentuk pola tertentu. Ia bekerja keras sendiri dalam hal ini, tetapi ia tidak merasa keberatan karena ini adalah hobinya. Yaaa ia mendesain baju polos dengan kresek warna-warni hingga menjadi sebuah dres yang unik
Seseorang menarik ujung pakaian Kayla pelan, Kayla menengok ternyata seorang anak laki-laki, Kayla mengernyitkan dahinya “ada apa?” tanyanya. “Apa yang sedang kakak buat?” Anak laki-laki itu mengintip pekerjaan yang dihasilkan Kayla “Lihatlah, apa ini bagus?”
Kayla tersenyum sumringah saat menunjukkan hasil karyanya pada anak kecil itu. “WAHH ITU INDAH SEKALI!!” ujar Anak itu sambil bertepuk tangan.
Alhasil Anak itu mendapat perhatian dari anak-anak lainnya tak terkecuali Vano dan Reyhan, seluruh pasang mata tertuju pada hasil karya Kayla “Kakak sangat pandai membuat baju, aku ingin menunjukkan itu pada ibuku” ujar salah satu gadis kecil lalu segera berlari diikuti seluruh teman-temannya “ehh jangan pergi du-” terlambat, seluruh anak-anak tadi sudah pulang ke rumahnya masing-masing untuk memberitahukan pada ibunya.
“Hmm baiklah, mari kita selesaikan ini bertiga saja” Vano berkacak pinggang melihat barang-barang berantakan dihadapannya dikarenakan adik-adik tadi, “wahh ternyata gambaran mereka sangat bagus, kukira mereka akan membuat gambar bunga atau rumah sederhana ternyata sebuah gambaran abstrak yang mengandung seni didalamnya” vano menutup mulutnya tak percaya “Sayang sekali jika bakat mereka tidak dikembangkan” ujar Vano
“Apa saja yang tadi kalian lakukan saat aku tengah sibuk membuat ini?” ujar Kayla dengan menunjuk dress unik yang telah ia buat “kami membuat seperti apa yang kau perintahkan, sebuah tatakan gelas, namun kami juga memiliki ide lain dengan membuat pot dan kincir angin dari botol plastik bekas” Reyhan menjeda ucapannya, mengambil napas sebentar “dan tak kusangka mereka sangat menyukai mainan kincir angin yang kami buat” Kayla merasa bangga dengan teman temannya
***
Tak lama datanglah kembali gerombolan anak-anak dan diikuti oleh kedua orang tua mereka, bahkan ketua distrik ini pun ikut berkumpul karena kehebohan adik-adik yang menceritakan hal ini pada keluarganya. “Aku tidak menyangka, adik-adik itu mengumpulkan seluruh warga di-distrik ini, kita tidak perlu susah payah pergi dari rumah ke rumah untuk mengajak mereka seperti tadi, adik-adik ini berguna juga hahaha” bisik Vano terkikik geli. “Ibu! Lihatlah apa yang kakak itu buat! Ia membuat sebuah pakaian yang indah dari sampah sampah tadi bu” ujar salah satu dari mereka.
“Wahh benarkah? ini sangat indah” ujar ibu dari anak itu “Benar, sangat indah dan kreatif, pantas saja aku merasakan ada yang berbeda di distrik ini, ternyata sampah-sampah itu menghilang dan berubah menjadi pakaian indah ini” Kayla senang mendengar pujian dari ketua distrik itu. “Ibu, lihat ini jugaa” ujar anak laki-laki “Aku membuat ini dan ini ohh, lihat aku juga membuat ini tadi bersama yang lainnya” ujarnya sambil menunjukkan hasil yang telah ia buat seperti tatakan gelas, pot bunga dan kincir angin
Orang-orang dewasa yang terkumpul di sini mulai berbisik-bisik melihat hasil ini. Dan ketiga remaja itu Vano, Reyhan dan Kayla tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini “Ehm, semuanya kami mohon perhatiannya karena kami ingin menyampaikan sesuatu” ujar Vano. Seluruh warga pun diam memperhatikan ketiganya
Kayla mulai bersuara, ia menyampaikan betapa pentingnya
menjaga kesehatan terutama memusnahkan si penjajah lokal plastik ini. Selain itu, Kayla juga berkata “Dan untuk baju ini saya akan menampilkannya pada sebuah lomba pameran minggu depan di kotaku dengan hadiah uang tunai 5juta, bila berhasil menang maka uang hasilnya akan kami gunakan untuk membeli banyak tong sampah dengan dua macam jenis yang akan diletakkan disetiap rumah warga, yaitu tong sampah organik dan anorganik” terang Kayla
“Jadi kami mohon doanya semoga dapat memenangkan lomba ini, dan untuk hasil karya sebuah tatakan anak-anak kalian, sebagian akan kami jual dan rencananya kami akan membangun sekolah seni gratis, karena saya melihat bakat terpendam dalam diri sebagian anak” kali ini Reyhan angkat bicara “kami ingin mengembangkan bakat anak-anak ini” ujar Reyhan dengan senyum yang masih terpasang diwajah bahagianya.
“Apakah kalian dapat menyetujui hal ini?” tanya Vano “Kami setuju jika itu baik untuk kami” ujar Si Ketua distrik ini dan mendapat persetujuan dari seluruh warga, Kayla Vano dan Reyhan tersenyum senang. Setidaknya usaha mereka akan berhasil.
Kini Vano, Reyhan dan Kayla kembali ke kotanya, kembali ke tempat tinggalnya, mereka benar-benar rindu kotanya. Sesuai janjinya, Kayla mengikuti lomba pameran dalam rangka memberantas sampah plastik, sedangkan Vano dan Reyhan menjual tatakan bergambar abstrak dengan harga fantastis karena mengandung seni didalamnya. Ternyata mereka pergi ke Distrik Daisy itu ada hikmahnya juga, sekarang ketiganya yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada
hikmahnya karena itulah kehendak tuhan.
Sudah satu minggu warga menunggu kehadiran Vano, Reyhan Dan Kayla namun tidak ada kabar juga. “Ayah, kapan mereka kembali? Mereka berjanji akan membelikan makanan padaku dan teman temanku” Seorang Ayah yang mendengar penuturan anaknya hanya menggulum senyum. “Sebentar lagi pasti datang” ujar sang Ayah.
Tiba-tiba sang ayah melihat kerumunan warga, si ayah pun menghampiri kerumunan itu diikuti dengan anaknya. Dan betapa senangnya mereka saat melihat kehadiran Vano, Reyhan dan Kayla yang mengumumkan kemenangan dalam lomba pameran serta barang bawaan mereka yaitu tong sampah baru. Warga sangat bahagia
***
13 bulan berlalu dan apa yang diinginkan ketiga remaja itu tercapai, yaitu membangun sekolah seni, dan membuat Distrik Daisy bersih, kini Distrik ini sesuai dengan namanya “Daisy” yang melambangkan kemurnian seperti Distrik yang bersih saat ini. Warga juga semakin kreatif memanfaatkan sampah-sampah anorganik menjadi barang bermanfaat, dan lebih menggunakan kantung kain yang dapat dicuci dan digunakan kembali ketimbang memakai plastik. Sungguh ini adalah pengalaman yang paling berkesan bagi Vano, Reyhan Dan Kayla
Lihatlah ketiga remaja itu, dan jadikan mereka motivasi untuk menjaga lingkungan sekitar, kurangi penggunaan plastik karena plastik sulit terurai. Kuharap kalian dapat mengambil hikmah sebesar-besarnya dari pengalaman Vano, Reyhan dan Kayla. Terima kasih.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Bagus
Bener banget, aku setuju sama ide seperti itu.. tinggal kita merangkul perintah, bagaimana cara menerapkannya 👍👍
Cerita nya sangat meng-inspirasi bagi remaja-remaja jaman sekarang, bukan hanya bagi remaja tapi bagi semua orang. Bahwa kebersihan lingkungan harus dijaga & lingkungan yang indah dapat menambah semangat untuk melakukan sesuatu. Karena lingkungan yang bersih
Nice
keren bgt 😍😍😍