Kisah Senangnya Warga Pesisir Jakarta Tukar Satu Kilo Sampah dengan Uang Rp3.000
Merdeka.com – Pengelolaan sampah masih menjadi polemik dalam negeri. Sejumlah jurus dikeluarkan guna mengurangi volume sampah terutama rumah tangga.
Salah satunya di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Di pesisir utara ibukota itu dibuat metode penukaran tiap kilogram sampah dapur atau limbah organik rumah tangga dengan uang sebesar Rp3.000 dari Koperasi Konsumen Kampung Muka Mandiri.
Nur Hayati, Warga Kampung Muka, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara mengaku senang dengan program tersebut. Selain mengurangi volume sampah, warga juga senang karena bisa mendapat untung.
“Jadi, mengurangi sampah-sampah yang bau, kayak nasi-nasi bekas. Terus, dapat uangnya senang,” kata salah satu warga Kampung Muka, Nur Hayati, seperti dikutip Antara, Senin (23/8).
Ia menilai kegiatan itu bermanfaat karena membantu mengurangi sampah dapur atau limbah organik dan penghasilannya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada masa pandemi.
Menurut Nur Hayati, dirinya dapat mengumpulkan sampah organik setiap bulan rata-rata lebih dari 30 kilogram sehingga bisa mendapat imbalan Rp80.000 hingga Rp100.000.
“Rata-rata dapat uangnya biasanya Rp80.000, pernah Rp100.000. Pernah lebih, tergantung banyak atau tidak sampahnya,” ujar Nur.
Sampah organik itu dikumpulkan ibu-ibu binaan Koperasi Konsumen Kampung Muka Mandiri secara berkeliling dari rumah ke rumah warga.
Setelah terkumpul, mereka lalu membawanya ke penampungan sementara untuk kemudian diolah dalam mesin reaktor untuk dijadikan pupuk cair yang bernilai jual lagi.
Setiap sepuluh kilogram sampah ditambah sepuluh liter air beras yang diolah dalam mesin reaktor akan menghasilkan pupuk cair sebanyak 20 liter.
Pupuk cair itu biasanya diminati masyarakat yang ada di kawasan Pademangan, setiap liternya biasa dibanderol Rp15.000.
Baca Juga: Mahasiswa UNS Kembangkan Media Pengolah Sampah Organik dan Anorganik
Ketua Koperasi Konsumen Kampung Muka Mandiri Komarudin mengatakan tujuan diadakan pengolahan pupuk cair itu ada dua, yaitu mengurangi sampah organik di lingkungan serta memberikan penghasilan tambahan kepada warga Kampung Muka.
“Jadi, dengan adanya reaktor seperti ini, kita bisa memberdayakan warga juga,” kata Komarudin.
Ia mengatakan setiap ibu-ibu binaan koperasi berkeliling, mereka berhasil mengumpulkan sampah dapur rata-rata satu kilogram yang dapat ditukar uang Rp3.000.
Ibu-ibu binaan yang mengumpulkan sampah itu juga mendapatkan upah yang dihitung dari waktu satu bulan.
“Kami hitung pendapatannya mereka itu. Jadi, setiap hari itu yang mengumpulkan sampah organik dicatat, setelah dicatat mereka akan mendapatkan upah. Itu buat tambahan kebutuhan warga sendiri, koperasi yang mengelola. Nanti (pupuk cair hasil olahan sampah dapur warga) kami jual ke anggota kami, jadi selama ini pemasaran cuma di wilayah kami saja,” kata Komarudin.
Artikel ini telah tayang di https://www.merdeka.com dengan judul “Kisah Senangnya Warga Pesisir Jakarta Tukar Satu Kilo Sampah dengan Uang Rp3.000”,
Klik untuk baca: https://www.merdeka.com/jakarta/kisah-senangnya-warga-pesisir-jakarta-tukar-satu-kilo-sampah-dengan-uang-rp3000.html
By merdeka.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!