Menuju Destinasi Super Premium, Labuan Bajo Masih Didera Masalah Sampah
Warga memungut sampah di pesisir Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/7/2019). Sampah menjadi persoalan yang belum tuntas di salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia itu.
LABUAN BAJO, KOMPAS — Sampah masih menjadi persoalan serius di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Perlu kesadaran sejumlah pihak dalam pengelolaan sampah demi menjaga kebersihan di daerah yang digadang-gadang menjadi destinasi wisata super premium itu.
Apolinaris Putra Hawan, pendiri Kole Project, sebuah proyek konservasi lingkungan di Labuan Bajo, Kamis (2/9/2021), mengatakan, sampah masih sering berserakan di sejumlah ruas jalan kota tersebut. Sampah dibuang para pengguna jalan secara sengaja atau karena ketiadaan tempat pembuangan.
Selain di jalanan, lanjut Apolinaris, timbunan sampah juga kerap dijumpai di pesisir pantai, seperti di Pantai Pede dan beberapa perkampungan. Sampah itu terbawa air kali saat hujan dan bermuara di pesisir Labuan Bajo. Ada juga sampah buangan dari kapal yang berlabuh di perairan setempat.
Menurut Apolinaris, ruas jalan yang relatif bersih hanya jalan premium yang membelah kota itu. Di atas trotoar telah tersedia kotak sampah. ”Penanganan sampah di jalan premium yang membentang hingga Kampung Ujung itu harus menjadi contoh. Kuncinya pada kesadaran masyarakat. Kalau wisatawan sebagian besar sudah menjaga kebersihan,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Sampah plastik daur ulang siap dikirim dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, ke Denpasar, Bali, dan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/7/2019).
Baca Juga: Habitat Ikan Kodok Maluku Tercemar Sampah, Daya Tarik Pariwisata Bisa Menurun
Selama ini, Apolonaris dan Kole Project konsen pada isu sampah. Mereka bergerak dengan membeli sampah yang dipungut masyarakat. Sampah tersebut kebanyakan plastik. Sejak 2019, mereka sudah membeli sekitar 70 ton sampah, yang kemudian dikirim ke pabrik daur ulang di Surabaya, Jawa Timur.
Baku bantu
Dalam siaran pers yang dirilis Danone Indonesia, Rabu (1/9/2021), telah dilaksanakan kegiatan bertajuk ”Baku Bantu Bangkitkan Kembali Wisata Labuan Bajo”. Kegiatan yang digelar Danone Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini salah satunya adalah pembersihan pantai di Labuan Bajo.
Dalam siaran pers itu disampaikan, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores mencatat rata-rata timbunan sampah di kota Labuan Bajo mencapai 13 ton per hari, di antaranya sampah plastik. Untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai premium tourism destination di Indonesia, diperlukan usaha pengelolaan sampah plastik secara sirkular.
DOKUMENTASI KEMENPAREKRAF
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno
Baca Juga: Inovasi Mahasiswa Unsoed Purwokerto, Limbah Tongkol Jagung Jadi Alat Makan Ramah Lingkungan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, yang memantau kegiatan itu secara virtual, mengatakan, destinasi wisata harus dibekali dengan aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Ia mengapresiasi pihak swasta, dalam hal ini Danone Indonesia, yang memberikan dukungan berkelanjutan dalam membantu upaya tersebut.
Menurut Sandiaga, pengelolaan sampah yang komprehensif dan terintegrasi menjadi daya tarik lebih bagi perkembangan pariwisata di Indonesia serta memberi dampak kehidupan yang lebih baik bagi warga setempat.
”Kami berharap semakin banyak pihak yang turut serta berkolaborasi memberikan kontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi melalui bidang pariwisata dan lingkungan,” katanya.
KOMPAS/KHAERUDIN
Pegawai harian Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemkab Manggarai Barat bersama dengan pegawai BNI dan Plataran Komodo Resort membersihkan sampah dari dermaga di dekat tempat pelelangan ikan Labuan Bajo, Rabu (28/3/2018). Kegiatan pembersihan sampah ini dalam rangka BUMN Peduli Penanggulangan Sampah Labuan Bajo yang digelar BNI bersama Plataran Komodo Resort.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan, kegiatan tersebut merupakan aksi nyata mendukung tujuan pemerintah untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas. Pihaknya juga membangun Sustainable Warehouse di Kampung Mbrata, Desa Mracang Tanggar, sebagai ekosistem pengelolaan sampah.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan, Pemerintah Manggarai Barat terus memperbaiki berbagai fasilitas pendukung untuk mengubah Labuan Bajo menuju kawasan wisata berkelas premium dengan dukungan dari pemerintah pusat dan swasta. Adapun pemerintah kabupaten saat ini masih fokus menangani pandemi Covid-19, salah satunya lewat kegiatan vaksinasi.
Artikel ini telah tayang di https://www.kompas.id dengan judul “Menuju Destinasi Super Premium, Labuan Bajo Masih Didera Masalah Sampah”,
Klik untuk baca: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/09/02/sampah-masih-jadi-persoalan-di-labuan-bajo/
By kompas.id
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!