Wayang dari Sampah Plastik Berbasis QR Code Inovasi Mahasiswa PKM-PM UGM
Wayang dari Sampah Plastik Berbasis QR Code Inovasi Mahasiswa PKM-PM UGM
TRIBUNJOGJA.COM – Empat mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Wansaplas UGM berhasil mengubah sampah kantong plastik menjadi barang bernilai ekonomis dan berguna bagi masyarakat luas.
Mereka berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian, Leony Vita Artanti, Muhammad Najmi Mumbada, dan Roykhana Purwita, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Al-Viyah Rahmaidah.
Bersama dosen pendamping, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., mereka membuat media pembelajaran wayang berbasis QR code dengan memberdayakan waria di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Dusun Calenan RT 9/RW 2, Jagalan, Banguntapan, Bantul.
Program pemberdayaan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada waria dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Awalnya, ide PKM-PM ini bermula dari lokasi pondok pesantren yang tidak jauh dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) terbesar di Yogyakarta, yakni TPST Piyungan.

Setiap harinya menghasilkan banyak sekali sampah plastik dan menimbulkan permasalahan lingkungan seperti pencemaran air dan air tanah. Untuk itu, mereka mencoba memanfaatkan sampah kantong plastik menjadi wayang berbasis QR code.
Media pembelajaran berupa wayang dipilih karena bersifat interaktif dan mampu melatih kemampuan public speaking.
Wayang tersebut dikemas dan dilengkapi dengan QR code yang merupakan tautan untuk membuka referensi cerita sehingga dapat dimainkan dengan menggunakan wayang sampah plastik.
Pemberdayaan waria ini telah dilakukan sejak 1 Juni 2021 dan saat ini telah berhasil menyelesaikan tahap produksi wayang sampah plastik berbasis QR code.
Program ini berhasil mendapatkan pendanaan PKM-PM Kemenristek DIKTI 2021. Nantinya, produk tersebut akan dipasarkan melalui media sosial dan market place.
Baca Juga: Menuju Destinasi Super Premium, Labuan Bajo Masih Didera Masalah Sampah
Menurut Al Viyah, proses pembuatan wayang sebenarnya cukup mudah, tidak memerlukan kemampuan khusus dan berbahan sedikit. Dengan demikian, program ini bisa diikuti oleh masyarakat mitra dengan mudah.
“Metode pembuatan wayang ini terbilang sederhana dan dapat diikuti dengan mudah oleh mitra. Bahan yang diperlukan juga hanya sampah plastik, kertas, stiker pola wayang, lem, resin, dan katalis,” tuturnya.
Untuk membantu proses pemberdayaan tersebut tercapai, tim PKM-PM Wansaplas UGM memberikan pelatihan secara daring dan luring kepada mitra.
Pelatihan dilakukan mulai dari tahap persiapan, tahap produksi, hingga tahap pemasaran. Pelatihan secara daring dilakukan melalui zoom dengan menggunakan media pelatihan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sedangkan pelatihan secara luring dilakukan secara langsung di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Sementara itu, Eko sebagai dosen pendamping juga aktif membimbing para mahasiswa. Salah satu dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM ini pun berharap agar waria memperoleh peluang usaha yang produktif.
Waria pun dapat berprofesi sebagai pendongeng pada acara tertentu atau di TK/PAUD.
Ketua Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta, Sinta Ratri mengapresiasi tim Wansaplas UGM atas ide, kesabaran dan ketekunan dalam membimbing para waria.
Program tersebut menurut Sinta dapat merangkul waria yang jarang mendapat perhatian. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas atau mahasiswa lain untuk terus mengembangkan ide dan kreativitasnya.
Baca Juga: Kin + Ally Luncurkan Pakaian Olahraga Premium dari Limbah Plastik
Artikel ini telah tayang di https://jogja.tribunnews.com dengan judul “Kali Busa Bekasi Tertutup Sampah, Warga di Tambun Utara Khawatir Banjir”,
Klik untuk baca: https://jogja.tribunnews.com/amp/2021/09/05/wayang-dari-sampah-plastik-berbasis-qr-code-inovasi-mahasiswa-pkm-pm-ugm?page=2
By tribunnews.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!