Mahasiswa ITS Borong Penghargaan Robot Penyelam Nasional, Bisa Atasi Sampah Laut
Robot Sea Wasp karya mahasiswa ITS saat uji coba pengambilan kelereng sebagai objek bawah air laut. Foto: Dok. Humas ITS
General Manager Tim Banyubramanta ITS 2021-2022 Afrizal Pradana Firmansyah mengatakan, dari dua robot Banyubramanta yang dilagakan, robot Sea Wasp berhasil menyabet penghargaan di semua kategori kompetisi. Penghargaan tersebut meliputi kategori Running ROV (Remotely Operated Vehicle), People Choice, Most Popular Video, Most Education Value, Community Awareness, dan Community Building.
Sementara itu, robot Glaucus Atlanticus mendapatkan penghargaan kategori Community Awareness. “Ini merupakan peningkatan dari tahun lalu yang hanya membawa pulang satu penghargaan,” kata Afrizal, seperti dilansir dari laman resmi ITS dan ditulis Minggu (19/9/2021).
Afrizal menjelaskan, keunikan robot yang mengambil filosofi hewan lincah dan berbahaya di lautan ini terdapat pada kemampuan menghisap objek bawah air, seperti sampah di dalam laut. Ia mengatakan, kemampuan ini dirancang untuk merespons masih banyaknya sampah dalam laut yang dapat merusak ekosistem laut.
“Robot jenis ini sudah pernah ada sebelumnya, namun di ITS sendiri belum ada robot mini ROV yang dikompetisikan keluar kampus sehingga tim kami berinisiatif untuk membuatnya,” kata Afrizal.

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini mengatakan, dimensi robot Sea Wasp lebih besar dari robot Glaucus Atlanticus. Kendati demikian, kedua robot mini ROV tersebut memiliki cara kerja sama, yaitu dengan dikontrol menggunakan wireless remote dengan sistem penggerak motor dan baling-baling (propeller).
Mahasiswa kelahiran 15 Maret 2000 ini menjelaskan, secara teknis, sinyal dari remote pengguna akan diterima oleh receiver dan diolah oleh micro controller, logika pemrograman, serta komponen elektronika yang di dalamnya terdapat Arduino, Voltage Regulator, Integrated Circuit (IC), motor driver, dan baterai.
Selanjutnya, kata Afrizal, micro controller akan memerintahkan motor driver untuk menggerakkan motor. Dengan begitu, robot dapat bergerak sesuai yang diinginkan pengguna, seperti arah maju, mundur, belok kanan, belok kiri, bahkan berputar.
“Selain itu, kemampuan yang dimiliki robot dapat dijalankan di bawah air hingga kedalaman 30-50 cm,” kata mahasiswa asal Pasuruan tersebut.Ia mengatakan, karena tuntutan mobilitas yang diemban robot-robot tersebut, keduanya dirancang kedap air untuk melindungi komponen elektronikanya.
Baca Juga: Pengelolaan sampah plastik jadi sumber pendapatan warga Surabaya
Afrizal menjelaskan, tim Banyubramanta ITS memanfaatkan tempat makan plastik sebagai body dari robot. Sementara itu, body frame dicetak dengan 3D print menggunakan desain sendiri. Body frame berfungsi sebagai tempat motor penggerak robot yang terletak di bagian luar body.
Ia menambahkan, subtim Sea Wasp menggunakan software desain 3D Solid Works, sedangkan subtim Glaucus Atlanticus menggunakan Autodesk Inventor.
“Intinya, kedua subtim mengusung konsep robot bawah air dengan desain frame, sirkuit PCB, dan dimensi robot yang berbeda,” kata Afrizal.
Desain robot Glaucus Atlanticus karya mahasiswa ITS. Foto: Dok. Humas ITS
Mahasiswa ITS angkatan 2018 ini mengatakan, di samping desain body frame robot sendiri, motor pump DC pada robot juga dirakit sendiri dengan komponen pendukungnya. Begitu juga dengan desain elektronika sederhana untuk mempermudah penggantian komponen apabila terjadi troubleshoot.
“Pada bagian depan robot juga dilengkapi sebuah motor pump DC yang berguna untuk keperluan misi pada ajang WIRC ini, yakni mengambil dan memindahkan kelereng sebagai objek bawah airnya,” jelas Afrizal.
Artikel ini telah tayang di https://www.detik.com dengan judul “Mahasiswa ITS Borong Penghargaan Robot Penyelam Nasional, Bisa Atasi Sampah Laut”,
Klik untuk baca: https://www.detik.com/edu/edutainment/d-5730804/mahasiswa-its-borong-penghargaan-robot-penyelam-nasional-bisa-atasi-sampah-laut
By detik.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!