Petualangan Koru
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Petualangan Koru
Karya : Azhar Irsyad Said
Angin yang berhembus menerpa membawa deburan ombak mendekati pasir. Lalu terhampar. Menyirat keindahan alami yang penuh imaji. Langit membiru dengan keluasannya, hingga penumpang kapal seolah-olah melayang di angkasa karena begitu jernihnya air laut.
Sayang, itu hanya sekadar keinginan yang sulit tercapai di era sekarang. Banyak orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarang termasuk di laut dan sekitarnya karena itu banyak sampah berserakan di mana-mana.
Cahaya mentari mulai menyinari, suara ombak bergemuruh. Di sebuah desa dekat laut yang bernama Desa Puloasri tinggalah kakek dan nenek Dita. Kali ini Dita Berlibur di rumah kakeknya.
Bukan karena orang tuanya yang menyuruhnya berlibur di desa, tetapi Dita sendiri yang ingin tinggal di desa, alasan pertama tidak punya teman karena di kota Dita sekolah secara homeschooling, alasan kedua Dita merasa penasaran dengan Desa Puloasri yang berbeda dengan desa yang lain. Desa Puloasri tampak bersih, indah, dan laut yang jernih.
Setelah satu bulan bersama kakek dan neneknya, Dita memilih untuk menetap dan memutuskan untuk bersekolah di Desa Puloasri. Sekarang Dita menjadi murid baru tetapi dia langsung mempunyai banyak teman karena sikapnya yang ramah dan pandai bertutur kata.
Penduduk Desa Puloasri memiliki kebiasaan turun temurun yaitu tidak membuang sampah sembarang karena mereka tahu betul bahayanya sampah bagi kehidupan laut dan kehidupan manusia. Dita pun penasaran dan bertanya kepada kakek nya.
“Kek apa bahayanya sampah untuk laut dan kehidupan manusia?”
“Begini Nak, menurut yang kakek tahu jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Indonesia sendiri juga penyumbang sampah plastik laut terbesar ke-2 setelah China.
Untuk sampah plastik membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk dapat terurai sempurna dan sampah sangat berbahaya bagi kehidupan di laut yaitu dapat membunuh biota laut hingga mengancam 800 spesies laut termasuk ikan, mamalia laut,burung laut.
Sedangkan bahaya nya bagi kehidupan manusia yaitu racun plastik yang dimakan biota laut akan berpindah ke manusia yang
mengkonsumsi nya. Karena itu kita harus membiasakan gaya hidup minim sampah agar mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah itu sendiri, Nak.” Terang Kakek kepada Dita.
“Lalu bagaimana caranya Kek agar kita dapat berkonstribusi dengan gaya hidup minim sampah dalam kehidupan sehari-hari ?” Dita penasaran.
“Caranya cukup mudah, dengan memilah milah sampah sendiri kamu sudah ikut membantu mengelola sampah, meskipun dalam skala kecil dari kebiasaan yang baik tersebut kesadaran masyarakat juga sangat dibutuhkan agar tidak membuang sampah sembarang dan membuang sampah berdasarkan jenisnya agar mudah untuk diolah kembali dengan begitu kita akan mengurangi jumlah sampah.
Kita juga harus beralih ke gaya hidup ramah lingkungan dengan cara membawa botol minum, alat makan, sedotan metal, dan membawa kantong belanjaan sendiri untuk dipakai berkali kali hal ini dilakukan untuk menimalisasi penggunaan sampah plastik dan kertas.”
“Oooo.. begitu ya Kek, Dita baru tahu,” jawab Dita “Dita akan ingat selalu pesan kakek, terima kasih Kek.”
“Iya Nak, “ ucap kakek sambil tersenyum.
Setelah itu terdengar suara wanita tua yang menyuruh nya untuk sarapan yang tak lain adalah nenek nya.
“Nak, Dita sarapan dulu biar semangat sekolah nya?” “Iya Nek,” jawab dita sambil berlari menuju nenek nya.
Setelah itu Dita mandi dan bergegas untuk berangkat ke sekolah. Sampai di sekola Dita pun menceritakan apa yang diceritakan kakek nya tersebut kepada teman temannya. Semenjak itu Dita dan teman temannya lebih menjaga kebersihan lingkungannya dan membawa peralatan serta kantong sendiri ketika membeli makanan dan minuman.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
very good work, I like it☝🏻
semangat!!