Kurangi Sampah Masa Depan Cerah
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Kurangi Sampah Masa Depan Cerah
Karya : Muammar Irsyad Lubis
TING ….TING…. TING….nyaringnya suara bel pulang membuat suasana sekolah menjadi ramai. Tampak wajah-wajah ceria keluar dari kelas, walaupun terik matahari serasa membakar kulit, mereka tetap semangat dan tersenyum menuju rumah masing-masing.
Sekolah yang tadinya terlihat sepi kini seperti orang-orang yang sedang mengantri sembako. Mereka berebut keluar gerbang sekolah dengan hati riang. Wawan pun ikut berdesakan keluar gerbang, kemudian dia berdiri di samping gerbang sekolah
“Wan….jajan yuk di warungnya Pak Mamat?” Teriakan ajakan yang berasal dari keramaian menarik perhatian Wawan yang sedang berdiri di samping gerbang sekolah. Wawan menoleh ke arah teriakan itu. Ternyata suara Budi. Budi adalah sahabat Wawan. Mereka bersahabat sejak di taman kanak-kanak.
“Mengapa teriak-teriak seperti itu?” kataku sembari melihat Budi yang ngos- ngosan, napasnya naik turun.
“Iya, maaf. Kalau tidak teriak, kamu nanti keburu pulang dan lupa dengan janji kita ke warung Pak Mamat.” Budi Membela diri.
“Ayo kita ke warung Pak Mamat!” Perintah Budi. “Iya Bud, ayo….” Jawab Wawan dengan antusias.
Keduanya pun berjalan santai menuju warung Pak Mamat. “Tumben, kamu hari ini agak lama keluar kelas?” Tanya Wawan.
“Iya, maaf, tadi aku sekalian menyelesaikan tugas seni, biar nanti malam aku bisa fokus buat latihan mempresentasikan mahakaryaku.” Jawab Budi dengan percaya diri.
“Mahakarya? Memangnya kamu membuat apa untuk tugas seni,” tanya Wawan penasaran.
“Ada lah, besok kamu datang ke kelasku saat istirahat, kamu pasti terpukau dengan indahnya karya buatanku.” Kata Budi penuh rasa semangat.
“Iya-iya, Karyamu pasti akan membuat semua orang terpukau karena keindahannya.” Kata Wawan dengan nada sedikit meledek.
“Ini beneran tahu, aku sudah bersusah payah membuat karya ini selama seminggu,” kata Budi berusaha meyakinkan Wawan tentang karya hebatnya.
“Oke-oke aku percaya deh, kalau karyamu itu memang luar biasa.” Wawan meyakinkan sahabatnya.
“Iya, terima kasih ya Wan.” Jawab Budi.
Sesampainya di warung Pak Mamat, mereka langsung memilih jajan yang ingin dibeli. Warung Pak Mamat masih sepi sehingga Wawan dan Budi tidak perlu mengantre lama. Budi membayar jajan ke Pak Mamat.
“Pak Mamat, jajanan Budi ditaruh di tas ini saja ya!” perintah Budi sambil menyodorkan sebuah tas yang terbuat dari anyaman bambu ke Pak Mamat.
“Iya Nak Budi, nanti Bapak taruh ke tas anyaman bambumu,” jawab Pak Mamat.
“Eh Bud, mengapa kamu memakai tas itu? kan sudah ada tas plastik yang biasanya kamu pakai?” Tanya Wawan heran.
“Aku berusaha mengurangi sampah plastik, sahabatku.” Jawab Budi tegas. “Berlagak kamu, memangnya mengapa dengan plastik?”
“Lho..Kamu belum tahu ya Wan? tentang akibat buruk penggunaan plastik bagi lingkungan?” Balas Budi dengan mimik serius.
“Akibat buruk plastik?” Wawan berpikir sejenak, berusaha memahami apa yang baru saja diucapkan sahabat baiknya itu.
“Memangnya apa akibat buruk sampah plastik bagi lingkungan Bud?” tanya Wawan penasaran.
“Nanti akan kuberitahu sewaktu perjalanan pulang, sekarang kamu bayar dulu jajanmu, lihat itu, sudah banyak antrean di belakang kita, kasihan kalau harus menunggu lebih lama, kutunggu di luar ya,” jawab Budi
“O, iya sampai lupa belum bayar, Bud.” Balas Wawan sambil menepuk dahinya.
Sementara itu, Pak Mamat hanya tersenyum melihat kedua anak itu saling ngobrol.
Tak berapa lama Wawan pun keluar dari warung Pak Mamat dan segera menemui Budi yang sudah menunggu di samping warung.
“Jadi Bud, sekarang tolong beritahu aku tentang akibat buruk sampah plastik ini bagi lingkungan.” Wawan meminta jawaban.
“Boleh, sedikit kuberitahu akibat buruk sampah plastik dan sampah-sampah lain bagi lingkungan kita, terutama pada lautan kita yang sangat berharga ini. Yang
pertama adalah bahwa sampah kita yang hanyut ke laut telah membunuh paling tidak 1 juta burung laut dan 100 ribu mamalia laut per tahun,” kata Budi.
“Tunggu, Aku baru tahu bahwa sampah telah membunuh hewan laut sebanyak itu!” ucap Wawan dengan nada tinggi.
“Selain itu ada juga dampak buruknya bagi manusia, Yaitu adalah fakta bahwa racun dari sampah yang kita buang bisa kembali lagi kepada kita.”
“Kok bisa, Bagaimana caranya?” Wawan semakin penasaran.
“Santai temanku. Begini, saya jelaskan lagi ya!” Wawan hanya mengangguk. “Caranya jika seekor biota laut memakan sampah maka sampah tetap akan
ada di tubuhnya. Lalu jika dia dimakan oleh manusia maka sampahnya akan berpindah kepada kita.”
“Wow… itu benar-benar menyadarkanku tentang bahaya dari barang yang kita anggap remeh,” ucap Wawan.
“Bud, bolehkan aku tanya lagi? jika kita meranking, negara penyumbang sampah laut terbanyak di dunia, negara kita urutan ke berapa ya?”.
“Aku baca di jurnal, negara kita diperingkat ke-2 dengan jumlah sampah sebanyak 187,2 juta ton sampah.” Jawab Budi dengan nada resah.
Wawan tertegun, dia tidak pernah menyangka bahwa tanah air yang begitu dia cintai akan menerima sebuah gelar yang begitu tidak mengenakkan seperti penghasil sampah laut terbanyak ke-2 di dunia.
Saat ini Wawan merasa sangat sedih dan penuh dengan penyesalan. Dia menyesal karena dia tidak mengetahui informasi ini lebih awal, Dia juga menyayangkan sikapnya dulu yang abai dan tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi dengan barang yang dia gunakan. Melihat sahabatnya yang bersedih, Budi berusaha untuk menghiburnya.
“Wan, Aku tahu bahwa kamu sedih dan menyesal tentang kesalahan- kesalahan yang kamu lakukan. Kita mungkin tidak bisa mengubah hal yang telah terjadi, kita juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa yang aku sebutkan tadi hanyalah secuil dari banyak kerugian yang disebabkan oleh sampah yang kita hasilkan. Tapi yakinlah bahwa kita masih punya waktu,” Budi meyakinkan.
“Dan kita bisa mengubah masa depan dengan aksi, dan jika kamu benar-benar menyesal tunjukkanlah penyesalanmu itu dengan aksi nyata teman.”
“Kamu benar Bud, nggak akan ada gunanya jika sekarang kita hanya bersedih dan tidak melakukan apapun. Lebih baik kita melakukan sesuatu hal yang kecil namun bermanfaat, daripada kita hanya berpangku tangan.”
“Nah, Begitu dong. Jangan sampai sampah termasuk dalam hal yang kita wariskan terhadap keturunan kita,” rayu Budi.
“Iya, mulai sekarang aku akan berusaha untuk mengurangi sampahku mulai dengan memakai tas yang kubawa sendiri di setiap aku belanja atau beli jajan, membawa botol sendiri di setiap aku beli jus, dan tepak makan di setiap aku beli makan. Semoga dengan tindakan kita mengurangi sampah masa depan kita akan cerah.” Tekad Wawan.
“Iya, Sip temanku, terima kasih,” timpal Budi.
“Loh, tak terasa kita sudah sampai di persimpangan,” Wawan mengejutkan Budi.
“Baik, kita berpisah ya teman, besok ketemu lagi di sekolah.” Jawab Budi. Akhirnya meraka berpisah di persimpangan jalan. Mereka pulang menuju
rumah masing-masing dengan hati yang riang gembira.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Tetep semangat ya mas irsyad, truslah belajar….” menulis itu susah…”
Mantap ceritaya nih.., sukses selalu serta kembangkan ilmu menulisnya
Sangat inspired bagi anak2 muda di era zaman saat ini. Semoga bisa di kembangan lebih lagi dan lebih semangat lagi dalam melakukan penelitian … Semangat
cerita yg bagus utk kita semua agar selalu menjaga lingkungan bersih dari sampah…
Bagus sekali ceritanya
Cerita nya membawa saya seperti terbawa interaksi di dalamnya. Sangat bagus mas… Semoga ada cerita2 yg lain dan menarik lagi .. good luck
Setujuuuuu…buanglah sampah pada tempatnya. Cerpen yang memiliki nilai edukasi sangat baik utk kita semuanya.
Redaksi pada cerpen yang disampaikan oleh penulis saya sangat setuju dan sangat mendidik buat kita semua.
MasyaaAllah, Tabarakallah, keren sekali
Semangat berkarya anak ganteng..
Sukses selalu..
Semua makhluk hidup akan mati..
Tapi tidak dengan karya nya