Petualangan Koru
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Petualangan Koru
Karya : Cleo Callysta Ramadhani
Pagi ini Koru si kura kura kecil menyusuri lautan tempat tinggalnya. Laut pagi ini tidak terlalu cerah, Koru menghadap ke atas.
Oh! pantas saja. Ternyata laut lagi-lagi tertutup sampah plastik. Hah.. pasti kapal itu datang lagi.
Akhir-akhir di laut tempat tinggal Koru, hampir setiap hari ada kapal datang dan membuang banyak sekali sampah plastik sehingga tak jarang laut tampak kurang cerah karena sinar matahari tidak dapat menembus lapisan sampah di permukaan laut.
Dari kejauhan, koru melihat para penghuni laut sedang berkumpul. Koru segera ikut berkumpul.
“Kita tidak bisa membiarkan laut tempat tinggal kita terus dirusak oleh manusia!” ujar Pak Dadang, si udang dengan penuh emosi. Pak Dadang tidak terima tempat tinggalnya terus terusan dirusak oleh manusia tak bertanggung jawab.
“Benar kata Pak Dadang! kita harus segera memperingatkan manusia sebelum mereka juga mendapat dampak dari ulah mereka sendiri,” Bu Gurita juga turut bersuara.
Semua tampak bingung, bagaimana cara mereka menegur manusia.
“Mau tidak mau kita harus naik ke daratan,” usul Mara si udang manis cantik. “Jangan akuu! jika manusia melihatku pasti mereka langsung menangkapku
dan menjadikan aku kepiting asam manis,” Kevin si kepiting enggan jika disuruh naik ke daratan, ia tahu jika manusia melihatnya tidak mungkin manusia membiarkannya, pasti mereka akan menangkapnya.
Semua yang berkumpul di sana melihat ke arah Koru.
“Koru, kamu mau kan membantu kita semua?” Koru bingung, ia takut. Bagaimana jika manusia justru menjualnya? tapi setelahnya Koru teringat tentang banyaknya hewan laut yang sudah mati terjerat sampah sampah plastik dan juga Karu, temannya yang mati karena memakan sampah plastik.
Sekarang Koru yakin, ia harus naik ke daratan dan membantu para penghuni lautan untuk mendapatkan habitatnya kembali.
Sampai datanglah hari dimana Koru pergi ke daratan. Pak Stonefish sang penyihir laut berkata bahwa Koru bisa berkomunikasi dengan manusia baik hati yang ia percaya.
Sesampainya di pantai, Koru berjalan hati-hati, takut, takut jika tubuh kecilnya terinjak manusia. Tak lama, pandangannya tertuju pada gadis dengan rambut bergelombang dan kacamata yang bertengger di hidungnya. Gadis itu tengah memunguti sampah-sampah di pantai.
Entah mengapa hati Koru yakin bahwa itu adalah gadis yang tepat untuk ia mintai tolong. Segeralah Koru berjalan mendekat ke arah gadis itu. Tak lama setelah Koru mendekat, gadis itu segera menyadari bahwa ada kura-kura kecil yang berusaha mendekat ke arahnya.
“Halo Kura-kura kecil.. mengapa kamu di sini? aku kembalikan ke sana ya?” gadis itu menaruh Koru di telapak tangannya dan berjalan mendekat ke bibir pantai.
“Hei, hei, hei! jangan! Aku memang sengaja ke sini manusia!” Koru segera berusaha berkomukasi dengan gadis itu.
Gadis itu tampak kaget dan melihat sekitar, melihat apakah ada yang mengajaknya berbicara.
“Ini aku, kura-kura di tanganmu!” gadis itu segera mendekatkan wajahnya ke Koru dan mengerutkan dahinya.
“Itu kamu kura-kura?”
“iyaa ini aku, namaku Koru! siapa namamu?”
“Ana, Rayana. Kamu bisa bicara?” Gadis yang ternyata bernama Ana itu masih terlihat cukup bingung dengan apa yang barusaha terjadi padanya.
“Aku ke sini untuk menegur manusia tak bertanggung jawab yang mengotori lautan tempat tinggalku, aku diberi kekuatan dapat berkomunikasi dengan manusia yang aku percaya,” Koru menjelaskan kedatangannya panjang lebar kepada Ana.
Tiba-tiba terdengar suara laki-laki berteriak, “Ana!! ayo pulang!” Ana segera mencari wadah untuk Koru sementara dan berlari menuju asal suara itu.
“Ayah! aku bawa pulang kura-kura ini ya!” Ana memperlihatkan Koru kepada ayahnya dengan bangga dan dibalas tawa oleh ayahnya.
“Iya.. tapi janji dirawat dengan baik ya?” “Ana janji ayah!”
Sesampainya di rumah, Ana segera menyiapkan akuarium untuk tempat tinggal Koru. Setelah itu, ia mengajak Koru mengobrol.
“Lalu bagaimana caramu menegur manusia tak bertanggung jawab itu Koru?”
“Nahh, untuk itu aku perlu bantuanmu Ana. Kamu harus menyadarkan manusia tentang kerusakan alam yang telah mereka perbuat. Cepat atau lambat, kerusakan itu akan berdampak pada manusia juga.”
“Lalu bagaimana caraku membantumu?” Ana masih bingung dengan maksud Koru, bagaimana bisa ia menyadarkan orang-orang.
“Kamu bisa mengkampanyekan tentang ini semua untuk menyadarkan mereka Ana.” Ide Koru mengingatkan Ana pada informasi yang diberikan oleh ibu guru kemarin di sekolah tentang lomba menulis cerita pendek.
“Bagaimana kalau aku mengkampanyekan ini dengan membuat cerita Koru?” “Itu ide yang sangat bagus Ana!”
Mulai dari siang itu, Ana jadi gemar mengikuti lomba-lomba menulis cerita pendek. Karya-karya Ana kebanyakan mengangkat tema sampah di laut, ia membuat karya-karyanya dibantu oleh Koru.
Hingga tak terasa sudah hampir satu tahun Koru bersama Ana. Sudah banyak lomba yang Ana ikuti. Gadis berkaca mata itu benar-benar tak pernah lelah mengkampanyekan isu sampah plastik di laut ini pada khalayak umum.
Pada lomba terbaru yang Ana ikuti, ia mendapat juara 1. Ana mengangkat cerita tentang kehidupan Koru di laut yang tercemar. Karyanya menjadi viral. Ia mendapat banyak penghargaan atas karya-karyanya.
Karena viralnya karya Ana, kini kesadaran masyarakat sudah mulai terbentuk. Oknum tidak bertanggung jawab yang membuang sampah di laut juga sudah ditangkap oleh pihak berwajib.
Sore ini ana mengantarkan Koru kembali ke lautan setelah hampir satu tahun tinggal bersama Ana.
Ana menurunkan Koru dari telapak tangannya. Koru tampak gembira saat kaki-kakinnya menyentuh pasir pantai yang kini sudah bersih. Ia berbalik menghadap ke Ana.
“Ana, terima kasih banyak sudah bersedia membantuku dan seluruh penghuni laut! terima kasih juga telah merawatku dengan baik. Terima kasih banyak Ana.” Koru mengucapkan banyak terima kasih untuk Ana. Ia sangat bersyukur bertemu dengan manusia baik seperti Ana.
“Sama-sama Koru.. terima kasih juga telah menjadi temanku satu tahun ini. Senang bertemu denganmu,” Ana berjongkok dan mengusap cangkang kura-kura Koru.
Perlahan lahan Koru berbalik badan dan berjalan menuju lautan. Ia tak sabar menemui temam-temannya lagi. Ia akan mencerikan tentang baiknya Ana pada para penghuni laut.
“Dadah Ana! Terus berkarya ya!”
Setelahnya Koru berenang jauh di lautan luas. Kembali ke habitatnya dan melanjutkan petualangannya. Begitu pula dengan Ana yang melanjutkan kehidupannya dengan banyaknya pelajaran dari pertemuannya dengan Koru. Mereka melanjutkan petualangan satu sama lain dengan pengalaman yang takkan pernah terlupakan tentang kura-kura kecil dan gadis berkacamata.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
semangat cleo🔥
Baguus karya nya mbk cleo
keren
Tulisanmu bagus ….tingkatkan imaginasimu…di tunggu karya selanjutnya.proud of you
Widih,keren banget Cleo ,coba buat novel pasti laku
I LOVE IT, INI BAGUS BANGETT
Bagus
Hai kak semngat
That is great 👍
semangat kak cleoo
Keren kleee
KEREEENNN 🤩🤩🤩
Wokeh mantap
keren bangettt!!!!
Keren
Keren
Good job Cleo 👍🏿🔥
Oke oke yes
terus berjuang kawan, karyamu akan selalu di ingat👍
Semangat kak