Monster Laut
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Post Views: 0
Monster Laut
Karya : Atika Zahra Ratifa
Plung!
Terdengar suara botol plastik hanyut ke laut karena terbawa arus laut yang sangat kuat. Terlihat seorang anak laki-laki berumur 12 tahun sedang membuang sampah ke laut setelah bermain di tepi laut. Anak itu bernama Devano Putra, biasa dipanggil Devan.
“Devan! Kebiasaan, ya! Kamu selalu membuang sampah di laut, padahal ‘kan tempat sampah juga enggak jauh. Di situ tuh!” ujar Kirana sambil menunjuk kotak tempat sampah berwarna hitam yang berjarak sekitar 2 meter dari mereka.
Ketiga teman yang ikut bermain bersama mereka pun mengiyakan ucapan Kirana.
“Kamu ‘kan tahu kalau sampah plastik itu bisa mengotori laut. Hewan-hewan laut bisa mati karena makan sampah laut. Kasihan tahu!” lanjut Kirana berapi-api.
Kirana adalah salah satu sahabat Devan. Ia adalah ketua kelompok Pahlawan Laut Cilik, sebuah kelompok anak yang banyak beraktivitas untuk melindungi dan membersihkan laut dan pantai. Kirana dan Devan sudah bersahabat sejak kelas 4 SD. Mereka bergantian memperoleh ranking 1 dan 2, terkadang Devan, terkadang Kirana. Meskipun bersahabat, Kirana selalu kesal dengan kebiasaan buruk Devan, yaitu membuang sampah di laut.
“Kirana, aku ‘kan hanya membuang satu plastik, kecil lagi, enggak mungkinlah mengotori laut yang luas ini.” Devan selalu menjawab seperti ini.
“Iya sih, cuma satu, tapi kalau berkali-kali, apalagi ada 100 orang kayak kamu yang melakukannya, ya jadi gunung sampah!” protes Kirana. Devan hanya terdiam dan cuek.
Matahari sudah bergerak ke ufuk barat. Hari mulai sore. Anak-anak pulang ke rumah masing-masing.
“Devan, sudah berapa kali Bunda bilang, jangan terlalu sering membuang sampah di laut. Kirana barusan telepon,” ucap wanita berumur sekitar 35 tahun, ibu Devan.
Devan memang bersifat keras kepala. Jika dinasihati sesering apapun, dia tidak menghiraukannya. Rumah Devan memang dekat dengan laut. Devan berpikir, jika dia membuang sampah ke laut, tidak akan terjadi apa-apa.
Suatu ketika, Devan sedang berada di sebuah perahu sendirian. Dia memakai kacamata renang dan bersiap untuk menyelam yang menjadi hobinya sejak kecil.
Byur!
Devan masuk ke air dengan mudah dan berenang ke dalam laut. Tidak lama kemudian, ia merasa ada yang bergerak di sekitarnya. Sampah-sampah laut tampak melayang dan bergerak ke belakangnya. Devan melihat ada bayangan seperti sesuatu yang sangat besar. Ketika ia menengok ke belakang, ternyata ada sesosok monster gurita. Mengerikan sekaligus mengherankan! Monster itu terbuat dari sampah-sampah plastik yang berkumpul menjadi sangat besar.
“Tidaaakkk!” teriak Devan.
Devan berenang sangat cepat ke tepi laut. Namun, monster laut terus mengejar Devan
dengan tentakel-tentakel panjangnya. Ketika Devan sudah hampir sampai di tepi laut ….
“Devaan bangun! Waktunya salat Subuh!” Terdengar suara ibunya berteriak.
Devan membuka mata. Napasnya terengah-engah. Tubuhnya basah oleh keringat. Ternyata itu tadi hanya mimpi, batinnya.
“Sebanyak 12 warga Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung, diduga keracunan. Racun masuk ke tubuh warga setelah mengonsumsi ikan yang mati mendadak di laut yang tercemar.”
Terdengar suara berita dari TV di ruang tengah. Belum reda ketakutan akan mimpinya, Devan bergerak menyimak berita di TV itu. Dikatakan, ada korban yang sampai meninggal karena mengonsumsi ikan yang tercemar. Kedua peristiwa yang dialami Devan tersebut, membuat ia memikirkan perbuatannya dan nasihat dari orang di sekitarnya. Ia baru ingat, bahwa besok kelompok Pahlawan Laut Cilik yang dipimpin Kirana ada jadwal membersihkan pantai dari sampah.
Keesokan harinya, Devan muncul di tempat berkumpulnya kelompok Pahlawan Laut Cilik. Kirana yang baru sampai heran melihat Devan.
“Devan? Tumben banget! Kamu mau pinjam komikku lagi, ya?” tanya Kirana heran.
“Ssst! Boleh enggak aku bantu kamu membersihkan pantai?” tanya Devan sambil memalingkan muka.
“Aku enggak salah dengar nih? Ada angin apa, kok kamu jadi begini?”
“Ya, aku pingin aja. Aku pikir-pikir, perkataanmu benar juga. Ternyata sampah sangat berbahaya buat laut kita, ya.”
“Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga.”
“Jadi, boleh enggak nih, aku gabung dengan kamu?”
“Boleh dong! Welcome to Pahlawan Laut Cilik!” cetus Kirana senang.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Luar biasa siswa SD Al Hikmah Surabaya peduli lingkungan dan bisa jadi duta lingkungan hidup.
Is very good
Alhamdulillah, cerita yang menarik dari ananda Atika. So inspiring. Terus berkarya ya. Semangat.
Masyaallah, terus tarikan jemari demi literasi anak negeri
Baguuuuuss.. keren ceritanya.. 🥰
Kembangkan karya, kepakkan prestasi
Karya yang sangat luar biasa
Semangat menulis mbak atiqa ☺️👍👍
Semangat menulis mbak atiqa ☺️👍👍👍
aamiin…
makasih mas Anfal
mhn doanya
Terus berkarya
Aamiin ..
thank u, kak
Congratulation Atika, good your luck in your study
Aamiin…
thank u so much,mbak Umu
Alhamdulillah bagus sekali bermotivasi bagi kita dan masyarakat untuk lbih bisa menjaga alam ini.. Aamiin yaa robb