Ilmuwan Ungkap Jamur Ini Mampu ‘Makan’ Sampah Plastik
Jakarta – Produksi sampah yang terus meningkat setiap hari tampaknya menjadi persoalan serius. Pasalnya, sampah plastik yang dihasilkan sangat sulit untuk diurai dan dapat menyebabkan berbagai pencemaran.
Diketahui melalui laman Science Alert, hampir sepertiga dari sampah plastik dunia ialah polipropilen atau plastik keras yang digunakan untuk membuat tutup botol dan wadah makan. Sampah jenis tersebut membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Para peneliti dari University of Sydney, Australia kemudian melakukan percobaan akan dua jamur, yaitu Aspergillus terreus dan Engyodontium album untuk mengurai sampel laboratorium dari polipropilen.
Ajaibnya, jamur tersebut hanya membutuhkan waktu selama 140 hari untuk mengurainya dengan tuntas. Kedua jenis jamur ini seperti dikutip dari ABC News dapat dengan mudah ditemukan di tanah dan tanaman.
Sekilas Terkait Jamur Sebagai Pengurai dan Sampah Plastik
Kemampuan jamur untuk memakan sampah plastik menarik perhatian karena keserbagunaannya dan kemampuannya untuk mendegradasi semua jenis substrat sintetis dengan ramuan enzim yang kuat.
Hal tersebut diungkapkan meskipun diketahui saat ini terdapat lebih dari 400 mikroorganisme yang telah ditemukan untuk mendegradasi plastik secara alami.
“Studi terbaru menunjukkan beberapa jamur bahkan dapat mendegradasi beberapa ‘bahan kimia abadi’ seperti PFAS, tetapi prosesnya lambat dan belum sepenuhnya dipahami,” jelas ahli mikrobiologi Dee Carter dari University of Sydney.
Plastik pada tingkat kimia dasar disebutkan sebagai untaian atom karbon yang dihiasi dengan berbagai rantai samping yang memberikan masing-masing jenis plastik sifat yang spesifik.
Baca Juga: Jurus Pemprov Jabar Tangani Sampah Menggunung di Bandung
Pada teorinya, daur ulang plastik seharusnya sama mudahnya dengan memisahkan subunit berulang yang membentuk plastik dan merakitnya menjadi sesuatu yang baru.
Namun, terdapat banyak sekali jenis plastik yang ketika semua jenisnya dicampur dan tercampur pula dengan bahan lain sebagai limbah menyebabkan hampir tidak mungkin plastik dipisahkan dan didaur ulang.
Oleh sebab itu, hampir sebagian besar limbah plastik baik akan dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.
“Kita perlu mendukung pengembangan teknologi daur ulang yang meningkatkan sirkularitas plastik, terutama teknologi yang digerakan oleh proses biologis,” ungkap insinyur kimia University of Sydney, Ali Abbas, yang juga penyelia penelitian tersebut.
Rekor Waktu Jamur Untuk Mengurai Sampah Plastik
Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan Australia yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana, yaitu Amira Farzana Samat dan telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah npj Materials Degradation.
Abbas menjelaskan penelitian ini merupakan batu loncatan penting dalam merancang cara biologis yang praktis untuk mengolah limbah plastik.
“Ini adalah tingkat degradasi tertinggi yang dilaporkan dalam literatur yang kami ketahui di dunia,” tutur Abbas.
Diketahui, 25 hingga 27 persen sampel dimakan setelah 90 hari dan plastik akan benar-benar terurai setelah 140 hari seperti yang dilaporkan oleh para peneliti.
Hasil tersebut merupakan rekor kecepatan bagi jamur untuk memakan plastik. Kendati demikian, baru-baru ini ditemukan bakteri pengunyah plastik dalam tumpukan kompos yang mampu mengurai 90 persen polietilen tereftalat (PET) dalam waktu 16 jam.
Baca Juga: Farm waste roadmap provides extensive research into waste management
Eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa kedua jamur yang dapat ditemukan di tanah dapat menguraikan butiran dan lapisan tipis polipropilen bersama dengan lembaran polipropilen yang berlapis alumunium.
Sayangnya, hingga kini para peneliti belum mengetahui bagaimana tepatnya cara jamur untuk mencerna plastik. Kemungkinannya ialah jamur mendegradasi bahan seperti plastik menjadi molekul yang lebih sederhana yang kemudian dapat diserap atau dikeluarkan.
Ketika jamur sedang melakukan pekerjaannya, plastik yang tadinya mulus akan berubah menjadi banyak berlubang. Metode tersebut membutuhkan tahap pre-treatment dengan sinar UV, panas atau campuran kimia untuk melemahkan bahan limbah sehingga jamur dapat menyerang.
Langkah tersebut dilakukan dengan cara meniru kondisi lingkungan yang diperlukan jamur untuk menempel dan membuka plastik yang dirancang untuk membuat proses degradasi menjadi lebih efisien.
Abbas menambahkan bahwa metode mereka dapat ditingkatkan seperti proses pada fermentasi. Namun, timnya belum mengoptimalkan kondisi percobaan untuk bekerja pada skala industri. Sayangnya, cara tersebut juga tidak dapat menggantikan upaya pengurangan sampah plastik.
Salah satu batasan umum yang dapat diperkirakan di antara mikroba penghancur plastik ialah bahwa mereka berjuang untuk mendegradasi bentuk plastik yang lebih kristalin dan digunakan dalam produk komersial serta jenis limbah plastik lainnya.
Artikel ini telah tayang di https://detik.com/ dengan judul “Ilmuwan Ungkap Jamur Ini Mampu ‘Makan’ Sampah Plastik”,
Klik untuk baca: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712054/ilmuwan-ungkap-jamur-ini-mampu-makan-sampah-plastik
By detik.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!