Inovasi Banyuwangi Kelola Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Industri
Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi terus berinovasi untuk mengelola sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai jual. Dalam waktu dekat, ada tiga lokasi pengolahan sampah dengan peralatan memadai, yakni Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Balak, Kecamatan Songgon, TPA dan TPST Wongsorejo, serta TPST Karetan yang akan segera dibangun.
Hal tersebut dibuktikan dengan menggandeng sejumlah rekanan untuk menjadi partner dalam pemanfaatan hasil pengolahan sampah yang berlimpah di kota Blambangan tersebut.
Terdekat, Pemkab Banyuwangi akan mengolah sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang merupakan energi alternatif untuk bahan bakar industri. RDF akan menjadi produk subtitusi batu bara yang diolah dari berbagai jenis sampah, dan digunakan menjadi bahan bakar industri, seperti pabrik semen dan PLTU.
Sebagai wujud keseriusan, Pemkab Banyuwangi menjalin kerja sama dengan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani pada Rabu (29/5) lalu.
Baca Juga: Sungai Nasional yang Bebas Mikroplastik Sisa 2%
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan, MoU tersebut menjadi wujud penting komitmen pengolahan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Ia berharap, kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, khususnya bagi masyarakat dan lingkungan di Banyuwangi.
“Sama seperti di berbagai daerah lain di Indonesia, Banyuwangi juga dihadapkan dengan permasalahan sampah yang membutuhkan solusi terbaik. Harapan kami, melalui kerja sama dengan SBI dan seluruh pemangku kepentingan, kami mampu melakukan perbaikan nyata bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat Banyuwangi,” kata Ipuk, Minggu (2/6/2024).
Melalui kerja sama ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan mengolah sampah basah hingga 150 ton per hari sebagai tahap awal, untuk menghasilkan RDF sekitar 60 sampai 75 ton per hari. Volume RDF tersebut akan ditingkatkan secara bertahap dan ditargetkan mencapai 250 ton per hari dari 500 ton sampah yang dikelola sampai dengan tahun 2027.
Sementara itu, Direktur Manufacturing SBI Soni Asrul Sani mengatakan, pabrik SBI di Tuban memiliki kapasitas kebutuhan energi RDF 120 sampai 160 ton per hari. Optimalisasi konsumsi RDF ini ia harapkan dapat menurunkan emisi karbon.
“Kerja sama ini merupakan wujud komitmen SBI dan Pemkab Banyuwangi dalam mengatasi persoalan sampah. Di samping itu juga membantu SBI dalam peningkatan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif untuk mencapai target penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan oleh perusahaan,” ujarnya.
Sedangkan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani menambahkan, dalam pengolahan sampah menjadi RDF ini, pemkab akan didukung oleh PT. Bhakti Bumi sebagai operatornya.
“Selama ini kan hasil pemilahan sampah plastik yang tidak bisa diolah lebih lanjut ataupun tidak bisa diekspor, kita kirim ke Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA). Namun dengan didukung PT Bhakti Bumi, sampah yang low value akan diolah menjadi RDF, dan hasilnya dibeli SBI untuk dijadikan bahan bakar alternatif produksi semen,” kata Yani.
“Target kami, produksi RDF bisa dimulai pada akhir tahun 2024 sambil menunggu persiapannya,” pungkas Yani.
Artikel ini telah tayang di https://detik.com/ dengan judul “Inovasi Banyuwangi Kelola Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Industri”,
Klik untuk baca: https://www.detik.com/jatim/berita/d-7369683/inovasi-banyuwangi-kelola-sampah-plastik-jadi-bahan-bakar-industri
By detik.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!