18 Ribu Warga Cianjur Pakai Sampah Botol Plastik untuk Biaya Berobat Saat Pandemi Covid-19
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Selama 11 tahun lebih, sejak 2009, Klinik Harapan Sehat di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, melayani warga miskin yang berobat gratis dengan menukarkan 10 botol plastik.
Kampanye untuk ikut menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik dan membantu warga miskin yang berobat saat sakit, menjadi latar belakang Klinik Harapan Sehat menggulirkan program yang dimotori oleh dr Yusup Nugraha.
Yusup menyebut di era pandemi Covid-19, warga miskin yang berobat gratis dengan menukarkan 10 botol plastik melonjak tinggi.
Beberapa alasan di antaranya banyak pekerja yang sempat punya BPJS di-PHK sehingga kartu BPJS tak aktif serta banyak wiraswata dan pedagang yang gulung tikar sehingga tak mampu lagi mengeluarkan biaya untuk berobat.
Data tertinggi warga yang menggunakan botol plastik untuk berobat ke Klinik Harapan Sehat terjadi sejak 2020 saat pandemi Covid-19 melanda.
Ada 18.525 warga yang berobat dan botol plastik yang terkumpul mencapai 185.250.
“Klinik Harapan Sehat dari 2009 mempunyai program pasti mudah bagi warga tidak mampu yang ingin berobat tanpa biaya sepeser pun. Pasien yang tak mampu berobat bisa menukarkan 10 botol plastik.”
“Dengan begitu, mereka bisa dibantu dengan mendapat fasilitas gratis berobat sekaligus mereka bisa menjaga lingkungan hidup,” ujar Yusup ditemui di klinik Harapan Sehat, Rabu (7/7/2021).
Yusup mengatakan, selain membantu warga yang sakit untuk berobat, tujuan lainnya adalah menyelamatkan lingkungan dari sampah botol plastik.
Menurutnya, butuh 500 tahun agar sampah plastik bisa terurai di tanah. Jika dibiarkan maka akan mencemari lingkungan hidup ujungnya akan masuk kelautan.
Data global, Indonesia peringkat kedua di dunia setelah Cina sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan.
“Jika sudah berada di lautan, maka mikro plastik juga bisa berbahaya bagi kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan, satu progam pasti mudah ini memiliki beberapa manfaat, Selain dibantu secara kesehatan, warga juga bisa ikut menjaga lingkungan hidup dari sampah plastik. Tak hanya berobat, warga juga bisa mendapat perawatan sampai rontgen.
Yusup mengatakan, botol plastik yang terkumpul digunakan kembali untuk pemberdayaan masyarakat.
Ia membuat beberapa komunitas di masyarakat di antaranya komunitas Srikandi yang membuat kerajinan dari botol plastik dan ecobrick yang sudah digunakan sebagai kursi ruang tunggu di klinik Harapan Sehat.
Baca Juga: Tata Cara Membuang Sampah Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri
“Jadi kami kampanye juga ke masyarakat melalui komunitas yang sudah terbentuk, bagaimana caranya mengurangi limbah botol plastik, di antaranya bisa dibuat kerajinan dan ecobrick,” ujar Yusup.
Tak hanya sampai di situ, kata Yusup, botol plastik yang masih tersisa digunakan untuk lainnya dalam membantu pemerintah soal kemiskinan. Nama programnya adalah Beras Delima yang artinya berbagi rasa dengan lintas sesama.
“Programnya adalah bedah rumah berbahan batako yang dibuat dari limbah botol plastik,” ujar Yusup.
Botol plastik dihancurkan hingga berbentuk biji halus kemudian dicampurkan dengan semen dan pasir. Perbandingannya 70 persen-30 persen.
Hingga saat ini Klinik Harapan Sehat sudah melakukan bedah rumah sebanyak 182 rumah berbahan material daur ulang sampah plastik.
Yusup mengatakan, teknis dari warga kurang mampu yang ingin berobat gratis menggunakan 10 botol plastik adalah mengambil kupon di pengepul yang sudah bekerja sama dengan Klinik Harapan Sehat.
Di Cianjur, sudah ada dua pengepul yang bekerjasama dengan Klinik Harapan Serhat. Klinik Harapan Sehat menitipkan kupon di pengepul tersebut untuk kemudian warga yang telah membawa 10 botol plastik tersebut mendapatkan satu kupon.
“Tidak semua botol plastik masuk ke komunitas, sebagian kami serahkan ke dua pengepul yang sebelumnya sudah kami titipkan kupon untuk dibagikan,” kata Yusup.
Ia mengatakan, untuk menutupi biaya berobat dan lainnya bagi pasien kurang mampu dilakukan subsidi silang dengan pasien yang mampu saat berobat ke Klinik Harapan Sehat.
“Awal memang tak mungkin menutupi biaya berobat jika mengandalkan 10 botol plastik, makanya kami ada program subsidi silang, menyisihkan dari pasien yang mampu untuk dialihkan menutup biaya berobat dari pasien mampu,” ujar Yusup.
Kampanye untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah botol plastik juga dilakukan di dalam Klinik Harapan Sehat. Kerajinan dari sampah botol plastik dipajang di sudut promosi kesehatan dan inovasi.
Ada beragam hasil kerajinan seperti vas bunga, tempat tisu, dan hiasan lampu. Selain itu ada kursi di ruang tunggu yang sudah dibuat dari ecobrick yang terdapat di Klinik Harapan Sehat.
“Pendidikan lingkungan secara tidak langsung juga kami sampaikan melalui etalase di promosi kesehatan dan inovasi, selain untuk mengingatkan warga agar ikut menjaga lingkungan, kami juga berharap sampah botol plastik berkurang untuk sampai ke TPA Pasirsembung yang kabarnya memang sudah penuh setiap harinya oleh sampah plastik,” katanya.
Yusup berharap dengan beberapa program dan inovasi yang dilakukan selain menciptakan masyarakat yang sehat juga ikut peduli terhadap lingkungan. Ia menyadari jika tak dimulai sekarang dan tidak digaungkan ke masyarakat, program sebagus apapun tidak akan berhasil.
“Mengubah kebiasaan masyarakat itu butuh waktu. Data di kami menunjukkan, awal tahun 2009 sejak program ini dibuka memang belum banyak warga yang berobat menggunakan botol plastik, mungkin karena ini program baru dan belum banyak warga yang tahu,” kata Yusup.
Sepuluh tahun kemudian, hampir 200 ribu warga sekitar Kecamatan Cilaku menggunakan program ini untuk berobat. Selain sudah tersebar informasinya ke masyarakat, warga juga semakin mengerti pentingnya ikut menjaga lingkungan dari sampah plastik.
Artikel ini telah tayang di https://tribunnews.com dengan judul “18 Ribu Warga Cianjur Pakai Sampah Botol Plastik untuk Biaya Berobat Saat Pandemi Covid-19”,
Klik untuk baca: https://jabar.tribunnews.com/2021/07/07/18-ribu-warga-cianjur-pakai-sampah-botol-plastik-untuk-biaya-berobat-saat-pandemi-covid-19.
By tribunnews.com