Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • Search
  • Menu Menu

Balase, Anyaman Daun Kelapa Pengganti Kantong Plastik

Pewarta :  Kamarudin Kendari (13 Agustus 2020)

  •  Anyaman dari daun kelapa atau balase ini bisa jadi beragam bentuk, bisa jadi tas, dompet maupun wadah makanan sebagai pengganti kantong plastik.
  •  Sebenarnya, di Pulau Buton, balase ini merupakan wadah yang digunakan sehari-hari oleh warga. Sayangnya, budaya ini mulai hilang. Untuk pembungkus, orang cari mudah pakai kantong plastik.
  •  Sampah plastik, salah satu masalah di Pulau Buton. Kantong plastik di mana-mana, alhasil sampah berserakan di darat maupun laut. Lingkungan pun terancam.
  •  Di Pulau Buton, ada yang bergerak bikin anyaman daun kelapa sebagai pengganti penggunaan kantong plastik, ada pula yang inisiatif buat bank sampah. Upaya-upaya ini guna mengurangi beban lingkungan dari sampah plastik.

Balase, anyaman daun kelapa dari Buton Selatan ini bisa jadi beragam kegunaan, antara lain, wadah pengganti kantong plastik sekali pakai. Kelompok masyarakat di Buton Selatan, menganyam daun kelapa jadi balase ini, untuk pembungkus saat pembagian hewan kurban pada Idul Adha lalu, Tujuannya,  mengurangi penggunaan kantong plastik.

Muhammad Yunan, penggerak Anyam Balase, mengatakan, gunakan balase sebagai pembungkus guna mengurangi beban lingkungan di Buton. Dia melihat sampah plastik jadi masalah di Pulau Buton, seperti Kota Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Buton Tengah dan Wakatobi.

Warga terbiasa pakai kantong plastik. Perlahan-lahan, dia mencoba mengubah kebiasaan ini dan kembali ke budaya Buton yang mengajarkan masyarakat peduli lingkungan, salah satu pakai balase ini.

Balase, sudah jadi wadah warga sejak dulu. Sayangnya, karena memilik praktis pakai kantong plastik, balase pun mulai sulit dijumpai.

Kelapa, katanya, merupakan tanaman dengan beragam manfaat. Seluruh bagian tanaman bisa bermanfaat, mulai dari batang, buah, batok, daun sampai serabut.

“Dulu, menganyam ini bukan mata pencaharian, tetapi [bikin sendiri] jadi alat untuk gunakan sendiri atau sebagai hadiah. Sekarang kita hidupkan lagi, sumber daya manusia ada.”

Di Buton, orang-orang usia senja, terutama perempuan banyak memiliki pengetahuan menganyam balase. Yunan pun melihat peluang ini. Daun kelapa banyak, perajin pun ada. Kolaborasi bikin balase pun jalan.

Para perajin jadi punya pemasukan dari bikin balase, budaya Buton gunakan bungkus anyaman kelapa pun kembali hidup. Kampanye tinggalkan kantong plastik, kembali ke balase pun mereka gaungkan di Sulawesi Tenggara.

Balase dengan berbagai model pun mereka buat. Tak hanya untuk wadah makanan atau bahan makanan seperti daging kurban, ia bisa jadi tas belanjaan, dompet dan lain-lain.

“Beragam jenis balase kita bikin dari Busel, kemudian dijual dan jadi sumber penghasilan para perempuan. Ke depan kita akan distribusi ke seluruh Sultra. Untung dari penjualan kita berikan kepada ibu-ibu itu. Idul Adha tahun ini, kami mengkampanyekan penggunaan balase dalam distribusi daging kurban,” katanya via telepon.

Sampah plastik di Buton

Sampah plastik kian menghawatirkan di Pulau Buton, mendorong banyak pihak peduli, antara Yunan cs. Ada juga Komunitas Buton Selatan Go Green, punya cara tersendiri mengedukasi masyarakat lebih peduli lingkungan. Yamin, inisator Busel Go Green, mengatakan, sampah plastik di Buton Selatan, belum jadi perhatian serius masyarakat maupun pemerintah daerah. Pemerintah Busel, katanya, belum ada punya program khusus mengatasi sampah.

Yamin dalam wawancara dengan RRI beberapa bulan lalu, mencoba menginisasi program “Tukar Sampah dengan Rupiah” atau lebih dikenal dengan bank sampah.

“Tujuannya kita ingin mengurangi sampah plastik di Busel. Sampah plastik sangat masif. Kebiasaan warga [sampah] hanya kumpul lalu bakar atau buang ke laut.”

Dalam program ini, komunitas membeli sampah plastik dari masyarakat. Untuk botol plastik ukuran kecil dibayar Rp400-Rp600, botol ukuran besar Rp1.500. Mereka lakukan ini sementara di Kelurahan Katilombu, Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan.

Yamin bilang, uang untuk membeli sampah itu dana swadaya dari anggota komunitas sendiri. Lalu, botol-botol ini akan dibuat jadi karya kreatif seperti pot bunga, meja kecil, tempat duduk, dan berbagai karya lain.

Sebelumnya, komunitas ini bersama organisasi pemerintah daerah pernah aksi clean up day dan berhasil mengangkut dua truk sampah plastik yang lama mengendap di sepanjang Sungai Laompo.

Baubau, salah satu kota di Buton, yang hadapi masalah sampah. Walikota Baubau, AS Tamrin mengingatkan, agar masyarakat patuh dalam pengendalian penggunaan sampah plastik demi penyelamatan lingkungan.

Tamrin minta warga sadar lingkungan, antara lain mengurangi penggunaan sampah plastik.

“Sekarang ini galakkan pencegahan penggunaan sampah plastik. Kalau ada plastik di hadapan kita, mulai dari sekarang dipungut,” katanya.

Menyambut perayaan Kemerdekaan Indonesia tahun ini, Tamrin ingin Baubau mengampanyekan kesadaran lingkungan.

“Kita harus ada kesadaran. Itu tanggung jawab semua. Termasuk di pasar-pasar. Karena penggunaan tempat-tempat yang terbuat dari plastik itu sekali pakai jadi sampah.”

Artikel ini telah tayang di  mongabay.co.id dengan judul “Balase, Anyaman Daun Kelapa Pengganti Kantong Plastik”,

Klik untuk baca: https://www.mongabay.co.id/2020/08/11/balase-anyaman-daun-kelapa-pengganti-kantong-plastik/

Penulis: Kamarudin Kendari

Sumber :

mongabay.co.id

Share
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail

Berita Terbaru

  • Dipuji Pakar Lingkungan, Gagasan Gubernur Koster Soal Sampah Dinilai Solusi TuntasAgustus 9, 2025 - 02:04
  • Pastikan Progres Pengolahan Sampah, Menko Pangan ke TPST MengwitaniAgustus 9, 2025 - 02:00
  • Pemkab Pandeglang Respons Protes Warga soal TPA Tampung Sampah TangselAgustus 9, 2025 - 01:50
  • China is the world’s biggest plastic producer — making as much as 6 countries combinedAgustus 9, 2025 - 01:44
  • More than 200 lobbyists at UN’s plastic treaty talks will limit progress, campaigners warnAgustus 9, 2025 - 01:36

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

DLHK NTB tawarkan perempuan Sembalun olah sampah jadi bahan bakarBank Sampah Kini Punya Aplikasi dan Bisa Ditukar Emas
Scroll to top