Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Pewarta : Awaludin (11 Agustus 2020)
Mataram (ANTARA) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Barat menawarkan kaum perempuan di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, ikut pelatihan mengolah sampah menjadi pelet bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai solusi permasalahan limbah plastik di kawasan wisata.
“Kalau mereka siap untuk dilatih, kami bisa kirim untuk dilatih di PLTU Jeranjang yang sudah memanfaatkan pelet dari sampah sebagai substitusi batu bara,” kata Kepala DLHK NTB, Madani Mukarom, usai mengikuti acara perempuan berbincang di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Selasa.
Acara perempuan berbincang yang digelar oleh Komunitas Perempuan Sembalun Belajar tersebut mengangkat tema “Sembalun Darurat Sampah dan Darurat Air”.
Ia mengakui bahwa sampah menjadi persoalan yang serius di Kecamatan Sembalun sebagai destinasi wisata agro dan pintu masuk pendakian Gunung Rinjani. Sebab, masyarakat di daerah itu membuang sampah sembarangan, terutama di sungai.
Sampah di Sembalun juga menjadi bagian dari 3,5 juta ton sampah yang dihasilkan oleh masyarakat NTB setiap hari. Dari jumlah tersebut, baru 20 persen saja yang sudah diolah, sisanya sebesar 80 persen dibuang ke sungai, laut, dan pinggir kawasan hutan.
Madani juga mengaku belum mengetahui secara pasti berapa volume sampah yang dihasilkan oleh warga di Kecamatan Sembalun, termasuk dari aktivitas industri pariwisata yang berkembang di kawasan kaki Gunung Rinjani tersebut.
“Tapi bisa dikalkulasikan setiap jiwa penduduk memproduksi sampah sebesar 0,7 kilogram per hari. Tinggal kalikan saja dengan jumlah penduduk Kecamatan Sembalun sekitar 22 ribu jiwa. Belum termasuk wisatawan yang berkunjung,” ujarnya.
Menurut dia, jika sampah di Kecamatan Sembalun bisa diolah menjadi pelet bahan bakar, maka kaum perempuan di Kecamatan Sembalun bisa memperoleh tambahan pendapatan dari hasil menjual pelet tersebut. Bisa dijual ke PLTU Jeranjang di Kabupaten Lombok Barat, atau ke PLTU di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
Pengolahan sampah menjadi pelet tersebut juga bisa menjadi salah satu solusi dari belum adanya fasilitas pembuangan sampah yang memadai di Kecamatan Sembalun.
“Pemerintah Provinsi NTB sangat pro lingkungan. Jadi dipastikan bahwa efek sampah dari industri pariwisata, termasuk di Sembalun akan ada manajemen tersendiri,” katanya.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dedy Asriady, juga menawarkan kelompok perempuan di Kecamatan Sembalun, untuk diberdayakan mengolah sampah. Pihaknya, siap menjadi bagian dari suksesnya pengelolaan sampah.
“Kami punya dana pengelolaan sampah pendakian setiap tahun. Jika kaum perempuan di Sembalun siap untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi, kami siap menjadi bagian untuk itu,” ucap Dedy.*
Artikel ini telah tayang di antaranews.com dengan judul “DLHK NTB tawarkan perempuan Sembalun olah sampah jadi bahan bakar”,
Klik untuk baca: https://www.antaranews.com/berita/1662026/dlhk-ntb-tawarkan-perempuan-sembalun-olah-sampah-jadi-bahan-bakar
Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Sumber :
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.