Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : Rizka Adriana Lutfiani (14 Agustus 2020)
Bertepatan dengan program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Banggai pada tanggal 24 Juli 2016, Pemerintah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pun mencanangkan program inovasi Gerakan Moral PINASA. “Gerakan Moral PINASA adalah sebuah bentuk gerakan revolusi mental dan merupakan terobosan inovatif yang dilakukan oleh Pemkab Banggai yang secara arif menggunakan pendekatan kearifan lokal dalam menyukseskan gerakan moral,” ujar Bupati Banggai Herwin Yatim dalam Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kantor Kementerian PANRB.
Program yang terus digaungkan dibawah kepemimpinan Bupati Herwin Yatim dan Wakil Bupati Mustar Labolu ini berawal dari permasalah sampah yang menjadi salah satu momok bagi Kabupaten Banggai. Berdasarkan data pada tahun 2016, Kabupaten Banggai mampu menghasilkan sampah sebanyak 56 ton/hari. Tercatat, sampah yang berasal dari perumahan warga masih mendominasi, yaitu sebanyak 33 ton/hari, kemudian diikuti dengan sampah yang berasal dari pasar sebanyak 15 ton/hari. Selain itu, sampah pertokoan pun tercatat sebanyak 3,5 ton/hari, sampah perkantoran sebanyak 2 ton/hari, sampah fasilitas umum sebanyak 1,5 ton/hari dan sampah sekolah sebanyak 1 ton/hari. Oleh karena itu, Bupati dan Wakil Bupati Banggai pun mencanangkan program Gerakan Moral PINASA ini sebagai terobosan baru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gerakan Moral PINASA merupakan gerakan moral berbasis kearifan lokal dan budaya untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi masyarakat sejak dini, sehingga masyarakat dapat terlibat langsung dalam upaya menjaga lingkungan sekitar yang bebas dari sampah. Gerakan ini bertujuan untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat Kabupaten Banggai. Pinasa itu sendiri yang merupakan singkatan dari “pia na sampah, ala!” atau berarti “lihat sampah, ambil!”. Tidak hanya diterapkan di wilayah pusat Kabupaten Banggai, program ini juga diterapkan dan digaungkan sampai ke desa-desa di pedalaman Kabupaten Banggai.
Program Gerakan Moral PINASA ini pun telah memperoleh berbagai penghargaan, diantaranya yaitu penghargaan Adipura untuk pusat kota Kabupaten Banggai yaitu Kota Luwuk sebanyak dua kali berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018, Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2019, serta penghargaan-penghargaan lainnya. “Penghargaan ini adalah simbol kuat dan solidnya upaya pemerintah menghadirkan kualitas pelayanan publik yang menjawab harapan masyarakat. Inilah best of the best dalam praktik pemerintahan di Indonesia tahun 2019,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin saat menghadiri acara penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kemenpan-RB.
Menurut Bupati Banggai Herwin Yatim, kunci keberhasilan dari Gerakan Moral PINASA adalah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, yang terdiri dari pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, BUMN/BUMD, serta pemangku kepentingan di bidang pendidikan. “Strategi kolaboratif dari semua pemangku kepentingan membuat inovasi ini menjadi sebuah gerakan yang masif dan sistematis, sehingga Pemkab Banggai mampu menerapkan konsep tata kelola lingkungan yang baik,” ungkap Herwin. Peran dari masing-masing pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan Desa bertugas untuk membentuk Tim Pro Adipura yang mengatur tentang mekanisme dan aturan pelaksanaan inovasi dengan melibatkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.
Selain itu, pelaku usaha pun turut memberikan bantuan yang bersumber dari CSR BUMN/BUMD. Bantuan tersebut dapat berupa dana untuk perbaikan dan pengelolaan taman, seperti bantuan untuk pengelolaan taman oleh TP-PKK, pengadaan tempat sampah dan pot bunga dalam rangka pengelolaan taman dan tugu oleh Perbankan, bantuan tempat sampah sebanyak 140 unit oleh PT. Garuda Indonesia, serta bantuan tempat sampah sebanyak 100 unit oleh PT.Wika. Pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan pun berperan untuk memasukkan Gerakan Moral PINASA ini sebagai salah satu bahan ajar muatan lokal dalam proses belajar mengajar siswa.
Masyarakat turut berperan penting dalam keberhasilan program ini, bahkan masyarakat pun berinisiatif untuk mengembangkan beberapa program lain dari Gerakan Moral PINASA ini. Beberapa program aksi PINASA yang berasal dari inisiatif masyarakat antara lain yaitu melaksanakan kegiatan Jumat bersih setiap minggu, PINASA Bersih Sungai, melaksanakan kerja bakti, PINASA Bersama Gerakan Masyarakat Cinta Taman, PINASA menabung bersih lingkungan, PINASA cilik cinta lingkungan, PINASA Bersama Para Lanjut Usia, serta program inovatif lainnya. Selain itu, masyarakat juga telah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis 3R, yaitu reduce atau upaya mengurangi timbulan sampah, reuse atau upaya memanfaatkan kembali bahan atau barang bekas yang sudah tidak terpakai, serta recycle atau mendaur ulang kembali sampah menjadi lebih bernilai. Gerakan Moral PINASA ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi sejak dini bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat menerapkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.