Masyarakat Pulau Tinggi Nikmati Listrik dari Sampah Rumah Tangga
/0 Comments/in Berita/by adminMasyarakat Pulau Tinggi Nikmati Listrik dari Sampah Rumah Tangga
Editor : Abba Gabrillin
(20 Oktober 2020)
BANGKA SELATAN, KOMPAS.com – Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Pulau Tinggi, Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, kini tak lagi dibuang ke laut. Masyarakat setempat mendapatkan dukungan untuk mengelola sampah menjadi energi listrik. Anggota kelompok swadaya masyarakat Sekar Rukun, Misdi mengatakan, pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) telah dioperasikan sejak sebulan terakhir.
Baca Juga : Reaktor Hidrotermal, Panci Presto Pengolah Sampah Rumah Tangga
Sebelumnya dilakukan uji coba penggunaan alat dan pembuatan bahan bakar pelet yang berasal dari sampah. “Alhamdulillah pembangkit sudah bisa dinyalakan dan kini bisa menerangi rumah-rumah warga,” ujar Misdi di Pulau Tinggi, Senin (19/10/2020). Dia menuturkan, sejumlah pemuda yang tergabung dalam Sekar Rukun diberi pelatihan untuk mengoperasikan pembangkit, serta mengumpulkan sampah setiap harinya. Sampah tersebut kemudian diolah dan disimpan sebagai bahan bakar pembangkit. “Harapannya lingkungan pulau ini lebih terjaga keasriannya. Kami bekerja sama dengan PLN sebagai bagian efisiensi kalau menggunakan solar,” ujar dia.
Camat Toboali Sumindar mengatakan, selama ini sampah masyarakat tidak pernah tertata dengan baik. Bahkan, sampah seolah menjadi persoalan yang tak ada habisnya.
“Semenjak pintu masuk pasar, sampai pintu akhir pasar, sampah itu tidak pernah tertata dengan baik. Ternyata semuanya dibuang ke laut. Kalau sampah ini setiap hari dibuang ke laut, maka saya yakin laut kita, masyarakat kita akan kotor sekali,” kata Sumindar. Bersama dengan KSM Sekar Rukun, Sumindar mendorong masyarakat untuk mengumpulkan sampah, kemudian mengolahnya menjadi pelet. “Di sini sampah kami kumpulkan dari pasar dan rumah tangga. Ada proses pemilahan untuk selanjutnya diolah menjadi pelet sampah, yang mana hasil pelet tersebut diambil oleh PLN untuk dijadikan bahan bakar pembangkit,” ujar Sumindar. Tercatat sebanyak 45 kepala keluarga di Pulau Tinggi bisa menikmati listrik untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Penghematan listrik Sementera itu, General Manager PLN Babel Abdul Mukhlis mengatakan, pihaknya telah menyiapkan mesin yang dapat mengolah bijih sampah menjadi gas sintetik. Selanjutnya, masuk ke dalam mesin PLTG gas, sehingga bisa mengeluarkan energi listrik. Dengan ini, PLN berhasil melakukan penghematan. “Biaya pokok penyediaan tenaga listrik, kalau sebelumnya menggunakan solar rata-rata sekitar Rp4.900,- per 1 kWh, kalau sekarang bisa jadi Rp1.400-an, jauh lebih murah,” ucap Abdul. Pihaknya berharap Pulau Tinggi dapat benar-benar hijau atau asri, dengan disuplai dari sumber energi baru terbarukan. “Beberapa pulau lagi di Bangka dan Belitung, bagaimana energi hijau dihasilkan sumbernya dari Babel itu sendiri,” kata dia. Pulau Tinggi merupakan potret perkampungan tradisional yang konturnya mirip nasi tumpeng. Sebuah bukit yang cukup tinggi berada persis di tengah pulau. Masyarakat membangun pemukiman di lingkaran kaki perbukitan hingga kawasan pesisir. Pulau ini dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan laut dari Pelabuhan Sadai, Bangka Selatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Masyarakat Pulau Tinggi Nikmati Listrik dari Sampah Rumah Tangga”, Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/10/20/14383381/masyarakat-pulau-tinggi-nikmati-listrik-dari-sampah-rumah-tangga?page=2.
Penulis : Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur
Editor : Abba Gabrillin
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!