Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
(01 September 2020)
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pembuatan kantong plastik berbahan limbah kedelai bernama bioplastik. Kelompok tersebut terdiri atas Yuanna Maulidda, Fiska Noviandana, Fitrotul Khusnia, M. Aditya Hidayat, dan Raden Agyk D.A.G.P.
Perwakilan kelompok, Yuanna Maulida mengatakan, ide bioplastik bermula dari fenomena pencemaran lingkungan. Situasi ini biasanya diakibatkan salah satunya dari penggunaan sampah plastik yang tak berujung. Pasalnya, plastik hanya akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun.
“Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan sulit terurai,” kata Yuanna dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id.
Menurut Yuanna, bioplastik bermanfaat untuk tanaman dan mengurangi penumpukkan limbah plastik. Inovasi ini dibuat untuk menggurangi penggunaan plastik berbahan dasar kimia.
Inovasi ini berjalan baik tidak lepas dari ketersediaan bahan baku kedelai yang melimpah. Apalagi Malang terkenal dengan tempe berbahan dasar kedelai sehingga harga bahan pembuatannya cukup murah. Selain itu, limbah kedelai dipilih karena kandungan protein dan karbohidratnya yang tinggi sehingga bisa diolah menjadi bioplastik.
Sasaran pasar utama dari bioplastik yakni produk minuman pinggir jalan. Yuanna juga berencana bisa menawarkan produk bioplastik kepada pabrik minuman. Mereka diharapkan bisa mengganti sedotan plastik dengan produk yang kelompok ini gagas.
Untuk mempromosikannya, Yuanna dan tim akan memanfaatkan media sosial. Kemudian menggunakan gerakan antiplastik, informasi lisan, dan berbagai media lainnya. “Harapannya, produk kami bisa menggantikan fungsi dari sedotan plastik,” ungkap Yuanna.
Saat ini UMM berada di posisi kedua sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memperoleh pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terbanyak se-Indonesia. Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), 55 proposal UMM akan mendapatkan bantuan pendanaan PKM 5 Bidang Tahun 2020.
“Kami berharap inovasi yang kami buat dapat digunakan di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia agar dapat bermanfaat untuk kelangsungan bumi dan manusia,” ucap Yuanna.
Artikel ini telah tayang di republika.co.id dengan judul “Mahasiswa UMM Gagas Bioplastik Berbahan Limbah Kedelai”,
https://republika.co.id/berita/qfyc0q284/mahasiswa-umm-gagas-bioplastik-berbahan-limbah-kedelai.
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.