Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Penulis : Ananda Rizky Purwaningdyah
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(Jum’at, 18 September 2020)
Kampung Palam yang terletak di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan dicanangkan menjadi kampung purun sejak tahun 2016 silam. Alasan kampung ini dijadikan kampung purun adalah karena warga Desa Palam sudah memanfaatkan potensi purun sebagai sumber mata pencarian. Agus Adrian yang merupakan Lurah Palam merasa prihatin jika purun hanya dicari dan dijual kepada pembeli sebagai bahan baku untuk membuat berbagai produk anyaman di Amuntai, Kalimantan Selatan. “Coba kalau purun ini diolah menjadi berbagai produk anyaman, tentu nilai ekonominya akan naik,” ujar Agus, seperti yang dikutip dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Purun merupakan tanaman liar sejenis rumput-rumputan yang berbentuk panjang membulat dan berwarna hijau yang biasanya tumbuh di kawasan rawa-rawa. Tanaman purun memang banyak ditemukan di Kampung Purun, sehingga warga tak sulit untuk menemukan bahan baku kerajinan purun. Kampung Purun juga memiliki akses yang mudah dijangkau, pengunjung hanya perlu melintasi Jalan Purnawirawan yang merupakan akses utama wilayah Kelurahan Palam. Kampung Purun terletak setelah beberapa ratus meter dari simpangan Danau Seran.
Saat ini, Kampung Purun telah menjadi kawasan kampung wisata yang ada di Kota Banjarbaru. Warga yang menjadi perajin purun biasanya memajang hasil kerajinan mereka di teras rumah. Hal tersebut dilakukan untuk mengundang perhatian masyarakat maupun pengunjung yang melintas. Produk kerajinan tangan warga Kampung Purun dapat berupa tikar, bakul, tas, dompet, topi, sandal, sarung pot, serta kerajinan lainnya. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 2000 hingga Rp 35.000, tergantung pada motif dan ukurannya.
Salasiah yang merupakan salah satu perajin anyaman purun mengatakan bahwa sejak warga Kampung Palam pandai menganyam purun, perlahan-lahan kesejahteraan warga meningkat, terlebih lagi kerajinan purun telah merambah ke pasar internasional. “Alhamdulillah kerajinan kami dilirik dan disukai. Kadang kami kewalahan memenuhi permintaan pasar. Apalagi saat ini sudah diekspor ke 4 negara,” ujar Salasiah seperti yang dikutip dari Kompas. Negara-negara tersebut antara lain Australia, Irak, Turki, dan Italia. Warga Kampung Purun berharap agar anyaman purun tidak hanya dikembangkan di kampung mereka, namun juga bisa dikembangkan di daerah lain agar kesejahteraan warga dapat meningkat.
Sumber :
http://bppi.kemenperin.go.id/blog/kampungnya-para-pengrajin-purun-di-banjarmasin-/
https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/07/23/kalselpedia-kampung-purun-palam-banjarbaru-jadi-objek-wisata
https://regional.kompas.com/read/2019/11/12/06010051/kisah-warga-kampung-purun-hidup-sejahtera-produk-tembus-4-negara?page=all