Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena (25 Juli 2020)
LAMPUNG – Libur panjang Iduladha 1441 Hijriyah sejak Jumat (31/7) hingga Minggu (2/8) berdampak kunjungan wisatawan meningkat pada objek wisata bahari. Persoalan sampah jadi hal klasik yang kerap ditinggalkan oleh wisatawan terutama sampah plastik. Meski demikian Rohmat, pengelola objek wisata pulau Mengkudu mengaku sampah bisa diminimalisir.
Ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Ragom Helau di Desa Totoharjo, kecamatan Bakauhebi, Lampung Selatan (Lamsel) itu mencatat kunjungan wisatawan mencapai lebih dari 1.300 orang. Kunjungan lebih dari seribu orang selama beberapa hari tersebut menyisakan sampah sekitar 6 kubik. Sebagian sampah telah terkumpul pada kotak yang disiapkan pengelola.
Plastik kemasan makanan, kertas bungkus nasi, botol minuman mendominasi. Petugas diakuinya telah melakukan pembersihan setiap sore pada objek wisata bahari yang hingga kini masih terus dikunjungi. Selain kesadaran wisatawan, imbauan pada sejumlah saung lengkap dengan kotak sampah membuat sampah tidak berserakan dan dibuang ke laut.
“Petugas dengan tegas akan melakukan teguran kepada wisatawan yang membuang sampah di laut, area pasir dan harus membuangnya ke tempat sampah. Petugas juga menjadi benteng terakhir dalam pemungutan sampah yang dibuang sembarangan,” terang Rohmat saat dikonfirmasi Cendana News Rabu (5/8/2020).
Edukasi soal sampah di kawasan objek wisata pulau Mengkudu menurut Rohmat telah dilakukan sejak setahun silam. Penempatan berbagai contoh sampah lengkap dengan lamanya waktu terurai dipasang di dekat photo boot yang disisipkan.
Setiap saung dan wahana yang ada dilengkapi kotak sampah dari keranjang, drum dan ember. Sampah yang dihasilkan akan dipilah untuk dijual terutama jenis botol plastik.
Persoalan sampah dari wisatawan menurut Rohmat bisa diatasi dengan baik. Namun sampah dari perairan di wilayah tersebut yang terbawa arus kerap menjadi kendala petugas. Saat musim angin selatan dengan arus menuju pulau Mengkudu sampah plastik terdampar. Solusi pembersihan dilakukan dengan memakai serokan dan jaring.
“Perahu khusus digunakan untuk melakukan pembersihan sampah yang mengambang di perairan,” tegas Rohmat.
Solusi lain dalam meminimalisir sampah diakuinya dengan pendataan pengunjung. Saat berada di pintu masuk jenis barang berpotensi menjadi sampah akan didata. Pengunjung wajib menyerahkan sampah ke petugas sebelum meninggalkan objek wisata tersebut. Langkah tersebut menjadi cara mengatasi sampah dibuang sembarangan.
Artikel ini telah tayang di cendananews.com dengan judul “Peran Pokdarwis Tumbuhkan Kesadaran Wisatawan tak Buang Sampah Sembarangan”, Klik untuk baca: https://www.cendananews.com/2020/08/peran-pokdarwis-tumbuhkan-kesadaran-wisatawan-buang-sampah-di-pantai.html.
Jurnalis: Henk Widi
Redktur: Satmoko Budi Santoso
Sumber :
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.