Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
(12 September 2020)
Labuan Bajo – Masa depan Labuan Bajo sedang dalam polemik sebagai destinasi superprioritas. Sejumlah PR besar andai Labuan Bajo bakal mewujudkan misi itu.
Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi destinasi wisata favorit, baik wisatawan asing ataupun domestik, beberapa tahun terakhir. Bentang alam, komodo, dan rempah serta kopi, plus cuaca panas sepanjang tahun, juga jalanan mulus merupakan daya tarik Labuan Bajo.
Potensi Labuan Bajo itu juga membuat pemerintah berencana untuk menjadikan kawasan itu sebagai destinasi prioritas. Tapi, rencana itu menuai pro dan kontra.
detikTravel mendapat kesempatan untuk datang ke Labuan Bajo bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBJF) sepanjang akhir pekan ini bersama sejumlah pewarta dari Jakarta di atas kapal Cajoma VI alias life on board.
“Terjadi kenaikan wisatawan dari tahum 2009-2010, ada kontribusi pendapatan daerah sebanyak 40 persen di dalamnya,” ujar Augustinus Rinus, kepala Dinas Pariwisata da Budaya Manggarai Barat, NTT.
Adanya status superprioritas dan superpremium membuat Bumi Komodo mendapat banyak tantangan. Padahal, target jumlah wisatawan terus naik setiap tahunnya di Labuan Bajo.
“Tangtangan kami ada di aksesibilitas, amenitas, sdm dan sampah,” dia mengungkapkan.
Augustinus menjelaskan bahwa aksesibilitas menuju destinasi di luar dan di dalam taman nasional masih minim. Belum lagi amenitas yang terbatas. Harusnya ada fokus yang dilakukan pada destinasi di luar taman nasional.
“Beralih ke sumber daya manusia, dari 121 ribu angkatan kerja 60 persennya memiliki ijazah di bawah SD. Diharapkan pemerintah pusat memberikan pelatihan, pendampingan dan modal usaha,” dia menjelaskan.
Kemudian ada masalah sampah yang juga jadi isu global. Turis yang datang saja sampai angkat bicara.
“Menurut 58 persen turis asing, Kota Labuan Bajo banyak sampah, sedangkan 38 persen bilang pantainya yang kotor,” katanya.
Yang terakhir adalah jaringan telekomunikasi. Sebagai satu-satunya wisata superpremium Indonesia, jaringan telekomunikasi harusnya juga diperhitungkan.
“Karena di beberapa destinasi favorit, seperti Pulau Rinca masih sulit jaringan telekomunikasi. Padahal kalau ada kecelakaan wisatawan akan sangat sulit berkomunikasi,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di travel.detik.com dengan judul “PR Besar Labuan Bajo Sebagai Destinasi Superprioritas”,
https://travel.detik.com/travel-news/d-5170641/pr-besar-labuan-bajo-sebagai-destinasi-superprioritas.
Bonauli
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.