Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : Tika Damayanti
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(18 September 2020)
“Tabaos ini merupakan langkah awal, selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam peraturan daerah yang menjadi pedoman pengelolaan sampah di seluruh Maluku, terutama pengelolaan sampah plastik di sungai dan laut agar terbebas dari sampah,” ujar Gubernur Maluku, Murad Ismail seperti yang dikutip dari Kabar Timur News. Sebagai bentuk kepedulian terhadap ancaman penumpukan sampah plastik yang sudah menjadi isu global, Murad Ismail mencanangkan gerakan “Tabaos Maluku Bebas Sampah Plastik” pada September 2019 lalu. Tabaos sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa lokal Ambon yang berarti berteriak atau memberitahukan. Dikutip dari Maluku Terkini, Murad Ismail mengatakan bahwa timbulan sampah plastik yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, terlebih lagi Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana salah satu keunggulannya adalah pariwisata, khususnya wisata bahari.
Pencanangan gerakan “Tabaos Maluku Bebas Sampah Plastik” merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Maluku untuk mengajak seluruh masyarakat, instansi pemerintah, lembaga pendidikan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengurangi sampah plastik. Gerakan ini merupakan langkah awal, kemudian akan ditindaklanjuti dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) yang akan menjadi pedoman pengelolaan sampah di Maluku. Salah satu bentuk implementasi dari Gerakan “Tabaos Maluku Bebas Plastik”, diantaranya dalam pelaksanaan kegiatan kedinasan, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Maluku tidak lagi menggunakan kemasan plastik di setiap acara pertemuan kantor, termasuk aktivitas seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) saat jam dinas.
Gubernur Maluku menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, timbulan sampah yang dihasilkan oleh 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku diperkirakan mencapai 811,98 ton per harinya, seperti yang dikutip dari Kabar Timur News pada tahun 2019. Gubernur Maluku menuturkan, data tersebut telah memberikan gambaran bahwa sudah saatnya kita melakukan langkah strategis dalam upaya penanganan sampah secara terpadu, terintegrasi, dan kolaboratif. Menurutnya, selama ini sampah dipandang sebagai barang sisa yang sudah tidak berguna, namun sebenarnya sampah berpotensi menjadi sumberdaya yang masih bisa dikelola. Dikutip dari Teras Maluku, Gubernur mengatakan, bahwa dalam pengelolaan sampah, masyarakat masih bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), dimana sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Sumber :
https://terasmaluku.com/upaya-gubernur-maluku-perangi-sampah-plastik/
https://www.kabartimurnews.com/2019/09/20/maluku-hasilkan-sampah-800-ton-lebih-perhari/
https://www.malukuterkini.com/2019/09/20/gubernur-maluku-canangkan-gerakan-tabaos-maluku-bebas-sampah-plastik/
https://beritabeta.com/news/ragam/gubernur-canangkan-gerakan-tabaos-maluku-bebas-sampah-plastik/
http://intim.news/2019/09/gubernur-1-sampah-plastik-bisa-mengakibatkan-1000-bencana-untuk-anak-cucu-kita
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.