Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • Search
  • Menu Menu

UI Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Sampah Plastik

esgnow.republika.co.id (19 Mei 2024)

sampah plastik
Siswa memasukkan sampah botol plastik yang telah dipilah di MTs Al Hikam, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (2/5/2024). Gerakan sedekah sampah (Gradasi) di MTs Al Hikam itu membantu sekolah mewujudkan green and clean school serta menanamkan rasa peduli permasalahan sampah bagi siswa. (Foto:ANTARA FOTO/Syaiful Arif). ©2023 esgnow.republika.co.id (esgnow.republika.co.id)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Center for Sustainability and Waste Management (CSWM) Universitas Indonesia (UI) Prof M Chalid memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah plastik.

“Penanggulangan sampah plastik merupakan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan. Baik dari sisi industri, pembuat kebijakan, serta masyarakat sebagai konsumen dari produk yang dihasilkan,” kata Chalid dalam keterangannya di Depok, Ahad (19/5/2024).

Prof Chalid yang juga Ketua Himpunan Polimer Indonesia (HPI) mengatakan riset terkait pengelolaan sampah perlu dilakukan agar penanganan sampah dapat dilakukan secara tepat. Riset terkait sampah plastik dilakukan oleh CSWM UI bersama Net Zero Waste Management Consortium dan Komunitas Peduli Ciliwung.

Sementara itu Dosen Teknik Lingkungan FTUI Astryd Viandila Dahlan dan perwakilan Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Fajar Budiono memaparkan hasil kajian mengenai jenis dan bentuk sampah yang ada di Sungai Ciliwung.

Menurut Astryd, sungai ini dipilih karena merupakan sumber air bagi masyarakat, tapi tercemar oleh limbah padat (sampah) ataupun limbah cair domestik. “Penelitian ini adalah langkah awal. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian lanjutan, terutama terkait hasil analisa segmentasi sampah berdasarkan produsennya,” ujar Astryd.

Baca Juga: Road to Busan for a Plastic-free Future

Pada penelitian tersebut, sampah untuk sampel penelitian diambil dari beberapa lokasi antara lain Bendung Katulampa, Sukahati, Jembatan Panus, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Muara Angke, dan Pintu Air Ancol.

Dari enam titik lokasi tersebut terkumpul 32.364 sampah yang dikategorikan dalam sepuluh jenis. Tujuh di antaranya adalah material polimer berupa kain, karet, kayu, kertas, logam, plastik, dan gabus.

Dari keseluruhan, sampah berbahan dasar plastik, kain, dan gabus mendominasi. Sampah plastik banyak ditemukan di berbagai titik baik dalam keadaan utuh maupun serpihan dengan total mencapai 19.466 buah atau 67,88 persen dari seluruh sampah yang dikumpulkan dan dipilah. Adapun sampah bungkus dan saset plastik yang berhasil dipilah masing-masing mencapai 3.974 dan 3.324 sampah atau sekitar 13 persen dan 11 persen.

Sementara itu sampah gabus dan kain berjumlah 3,9 persen, sampah limbah B3 1,7 persen, dan sampah kayu sebesar 0,6 persen.

Fajar Budiyono dari INAPLAS menyebut pengelolaan sampah di Indonesia masih dilakukan dengan cara diangkut dan ditimbun (68 persen), dikubur (9 persen), didaur ulang (6 persen), dibakar (5 persen), bahkan tidak dikelola (7 persen). Sampah organik memiliki persentase paling banyak di Indonesia yang mencapai 60 persen.

Baca Juga: LH Jaksel menerapkan sanksi denda secara acak bagi pembuang sampah

Sementara jenis sampah lainnya seperti logam, karet, kain, dan kaca sebanyak 17 persen, sampah kertas 9 persen, dan sampah plastik 14 persen.

Untuk mengontrol konsumsi barang yang berdampak negatif pada lingkungan, pemerintah menerapkan aturan cukai plastik.

Plastik konvensional dikenakan cukai sebesar Rp 30 ribu/kg. Plastik dengan kandungan prodegradant dikenakan 50 persen tarif cukai, sedangkan plastik biogedradable tidak dikenakan tarif cukai.

Ia mengatakan penetapan cukai plastik merupakan upaya untuk menekan penggunaan plastik, khususnya oleh pelaku industri. Hal ini karena ada jenis plastik yang tidak dapat didaur ulang, seperti plastik dengan kandungan prodegradant. Bahkan di beberapa negara, penggunaan plastik ini telah dilarang.

Temuan kajian ini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran bagi produsen dan konsumen agar dapat mengolah sampah yang dihasilkan, sehingga tidak menimbulkan masalah berkelanjutan.​​​​​​​

Artikel ini telah tayang di https://esgnow.republika.co.id/ dengan judul “UI Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Sampah Plastik”,

Klik untuk baca: https://esgnow.republika.co.id/berita/sdq95d457/ui-edukasi-masyarakat-tentang-bahaya-sampah-plastik#google_vignette

By esgnow.republika.co.id

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

0 Comments
/
September 23, 2024
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:16:462025-01-04 22:41:16‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

Great Bandung 2024 Ramaikan HJKB 214 dengan Bazaar Unik Bayar Pakai Sampah

0 Comments
/
September 23, 2024
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:01:512025-01-04 22:45:11Great Bandung 2024 Ramaikan HJKB 214 dengan Bazaar Unik Bayar Pakai Sampah

How plastic pollution poses challenge for Canada marine conservation

0 Comments
/
September 20, 2024
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-20 10:15:352024-10-08 13:58:37How plastic pollution poses challenge for Canada marine conservation

Larangan Kantong Plastik di Pontianak Berlaku Mulai 2025

0 Comments
/
September 20, 2024
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-20 10:07:022024-10-08 13:56:34Larangan Kantong Plastik di Pontianak Berlaku Mulai 2025
Page 3 of 210‹12345›»

Berita Terbaru

  • Dipuji Pakar Lingkungan, Gagasan Gubernur Koster Soal Sampah Dinilai Solusi TuntasAgustus 9, 2025 - 02:04
  • Pastikan Progres Pengolahan Sampah, Menko Pangan ke TPST MengwitaniAgustus 9, 2025 - 02:00
  • Pemkab Pandeglang Respons Protes Warga soal TPA Tampung Sampah TangselAgustus 9, 2025 - 01:50
  • China is the world’s biggest plastic producer — making as much as 6 countries combinedAgustus 9, 2025 - 01:44
  • More than 200 lobbyists at UN’s plastic treaty talks will limit progress, campaigners warnAgustus 9, 2025 - 01:36

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Road to Busan for a Plastic-free Futureplastic-free futurepengelolaan perairanTrenggono galang partisipasi global dukung pengelolaan perairan
Scroll to top