Bank Sampah Bintang Mangrove Gunung Anyar Tambak Surabaya, Terima Sampah dari Laut Hingga 80 Persen
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Berlumut, kotor dan bau menjadi ciri khas sampah plastik yang berasal dari laut. Sampah jenis ini kerap ditolak oleh bank sampah ataupun pengepul.
Namun, sampah jenis ini justru menjadi sasaran Bank Sampah Bintang Mangrove yang berada di wilayah Kelurahan Gunung Anyar Tambak.
Sejak beroperasi April 2012 Bank Sampah Bintang Mangrove kini mengelola sampah sekitar 2 ton per bulan, di mana hampir 80 persen dari sampah laut.
Sampah laut ini biasa ditemukan di sekitar pohon mangrove yang kerap menganggu ekosistem di hutan mangrove.
Bahkan tak jarang ditemukan pohon mangrove yang mati akibat akarnya tertutup tumpukan sampah laut yang terbawa ombak.
Hal inilah yang membuat Chusniyati memiliki tekad kuat untuk bergerak menjaga lingkungan.
Wanita yang sejak tahun 1990an ini rutin menjadi kader kesehatan di wilayahnya kemudian beralih menjadi kader lingkungan dan menggagas Bank Sampah bersama warga yang satu visi dengannya.
Tujuannya yaitu mengedukasi warga agar tergerak menjaga lingkungan bersama.
“Dulu sampah di pinggiran sini penuh, baunya tidak enak karena tersangkut akar mangrove jadinya banyak lalat dan nyamuk” ungkap wanita yang letak rumahnya berhadapan dengan aliran sungai yang berada di kawasan Mangrove Gunung Anyar.
Iapun mengawalinya dengan memungut sampah sendiri, kemudian mulai banyak warga yang tergerak sejak ia mendirikan bank sampah yang di beri nama Bintang Mangrove.
Proses pendirian Bank Sampah Bintang mangrove ini mendapatkan bantuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Baca Juga: The Editorial Board: James is right: Plastic pollution should be addressed where it starts
Bank sampah ini merupakan tempat untuk mengumpulkan sampah-sampah yang disetorkan masyarakat, baik dari rumah sendiri, maupun yang dipungut dari sungai dan laut.
Masyarakat mendapatkan kompensasi dari bank sampah, kemudian oleh bank sampah disetorkan kepada pengepul.
“Bukan hal yang mudah, banyak penolakan dari tokoh masyarakat. Tetapi karena memang dirasakan manfaatnya akhirnya semua sekarang jadi nasabah Bank Sampah, dulu cuma 9 nasabah sekarang sudah 256 nasabah,”tuturnya.
Tak hanya sampah dari warga saja yang ia terima, ia bahkan konsisten menerima sampah dari nelayan yang mencari sampah di laut. Padahal sampah dari laut tergolong sulit diterima pengepul.
Sehingga ia sengaja mencari pengepul hingga ke Sidoarjo agar sampah dari laut tersebut bisa dibeli.
“Sampah dari laut atau mangrove itu kotor, tetapi saya samakan harganya karena effort warga untuk mengambil sampah laut juga tidak gampang. Mereka harus ke laut, jadi ambil sampah pakai satu perahu. Dalam seminggu satu nelayan bisa setor sampai satu kapal,”ujarnya.
“Kami tidak bisa ambil untung banyak karena kami harus menghargai tenaga para nelayan. Mereka tak sekadar mencari uang, tapi hal yang lebih penting adalah mereka ikut membersihkan sampah di laut,” papar Chusniyati.
Chunsiyati mengatakan, saat ini bank sampah memberi kompensasi kepada masyarakat Rp2.000 per kg sampah yang disetor, kemudian menjual ke pengepul Rp2.200 per kg.
“Ke depan saya harap kawasan ini bisa jadi kawasan wisata Madani, jadi bisa mandiri dengan mengoptimalkan warga sekitar. Tetapi pekerjaan rumahnya memang harus terus mengedukasi warga untuk menjaga kebersihan,” kata Chusniyati.
Baca Juga: Punya Program Nyetor Sampah, Siapkan Voucher Kafe
Muhammad Sholeh, pengurus bank sampah mengungkapkan telah banyak perubahan di lingkungannya sejak kehadiran bank sampah. Wanita di kampungnya yang awalnya hanya ibu rumah tangga kini bisa aktif di bank sampah.
“Kalau hari biasa banyak ibu-ibu ikut memilah sampah. Hasil mereka mengumpulkan sampah juga bisa menjadi tambahan pendapatan rumah tangga. Bisa buat bayar listrik kan lumayan,”ujarnya.
Selain itu, wilayahnya juga semakin dikenal masyarakat baik di Surabaya, Jatim bahkan mancanegara.
Bahkan terakhir ada warga Jerman yang turut datang ke Bank Sampah Bintang Mangrove karena tidak banyak bank sampah yang menerima sampah dari laut.
“Mereka bilang cari di google bank sampah yang menerima sampah terkotor, ya sampah dari laut itu. Mereka juga ikut melihat kondisi mangrove saat banyak sampah tersangkut dan ikut memilah sampah juga,”lanjutnya.
Sholeh bersyukur, Bank Sampah Bintang Mangrove tak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar tetapi bisa menginspirasi hingga luar negeri.
Artikel ini telah tayang di https://surabaya.tribunnews.com/ dengan judul “Bank Sampah Bintang Mangrove Gunung Anyar Tambak Surabaya, Terima Sampah dari Laut Hingga 80 Persen”,
Klik untuk baca: https://surabaya.tribunnews.com/2023/11/27/bank-sampah-bintang-mangrove-gunung-anyar-tambak-surabaya-terima-sampah-dari-laut-hingga-80-persen
By surabaya.tribunnews.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!