Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : David Mawindra (03 Agustus 2020)
Dalam mengatasi permasalahan sampah plastik, Eco pavings hadir sebagai solusi penanganan sampah plastik yang bersifat circular economy dengan mengubah sampah plastik menjadi sebuah paving block. Eco Pavings merupakan sebuah paving block yang menggunakan bahan dasar dari bahan-bahan daur ulang sampah plastik. Dalam prosesnya, sampah plastik dibakar atau dilelehkan lalu dicampur dengan pasir agar bisa menjadi paving block. Untuk pembuatan satu buah paving block dibutuhkan sekitar setengah kilogram sampah plastik. Dengan begitu, sampah plastik yang dibutuhkan sangat besar sehingga diharapkan dapat mengatasi limpahan sampah plastik dibandingkan hanya dilenyapkan begitu saja. Eco Pavings memang memiliki harga jual yang lebih mahal di pasaran dibandingkan dengan paving block konvensional. Namun, kualitasnya yang lebih kuat daripada paving block konvensional serta proses pembuatannya yang turut membantu memecahkan masalah penumpukan sampah plastik menjadikan nilai Eco Paving sepadan dengan harganya.
Azis Pustankara, Daman Sutiawan, Angga Nurdiansah mencetuskan lahirnya Eco Pavings yang berawal dari keresahan mereka atas permasalahan sampah plastik yang ada di sekitaran rumahnya di daerah Cianjur, Jawa barat. Berawal dari keresahan mereka akan pencemaran lingkungan oleh sampah kantong plastik yang menyebabkan dampak negatif seperti banjir dan juga bau tidak sedap, kecemasan tersebut diubah menjadi sebuah ide kreatif yang menghasilkan nilai ekonomis dan juga dapat memberdayakan dan mengedukasi warga sekitar tentang penanganan sampah plastik, ketimbang sampah plastik hanya di lenyapkan atau berujung terbuang ke laut begitu saja.
Untuk mendapatkan sampah plastik tersebut, Eco Pavings menggandeng elemen masyarakat untuk turut andil dalam mengumpulkan sampah plastik. Masyarakat dapat menukarkan sampah plastik yang dihargai Rp 1.300 – Rp 1.500 per kilogram dan nantinya bisa ditukar dengan sembako. Dengan begitu, ketiga pemuda tersebut yakin dapat mendorong masyarakat untuk dapat memilah sampah organik dan anorganik serta turut mengedukasi bahwa sampah plastik dapat memiliki nilai ekonomis lebih ketimbang dibuang begitu saja.
Hadirnya Eco Pavings diharapkan menjadi sebuah solusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik dengan cara merubah mindset masyarakat tentang sampah plastik. Melalui Eco Pavings, masyarakat mendapatkan edukasi sekaligus praktik langsung dalam pemilahan sampah secara mandiri. Selain itu, pengolahan sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat dengan pola circular economy seperti yang dilakukan oleh Eco Paving dapat menjadi solusi kreatif dalam mengatasi masalah sampah plastik yang menguntungkan dan bermanfaat untuk semua pihak.
Sumber :
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.