Mulai 2022, Pemprov DKI Bangun Dua Fasilitas Pengolahan Sampah di Bantargebang
Kondisi Bantar Gebang Terkini. ©2019 Merdeka.com/Lia Harahap
Merdeka.com – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2022 akan memulai pembangunan fasilitas pengolahan sampah refuse derived fuel (RDF) dan landfill mining, di Bantargebang, Kota Bekasi. Total kapasitas pengolahan sampah ini mencapai 2.000 ton per hari.
“Fasilitas RDF Plant dan Landfill Mining di TPST Bantargebang akan mulai dibangun pada 2022 dengan metode konstruksi design and build,” demikian informasi yang dikutip merdeka.com melalui akun twitter terverifikasi @dinaslhdki, Minggu (26/12).
Informasi tersebut telah mendapatkan konfirmasi oleh Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI. Dalam flyer yang diunggah oleh akun tersebut, dirinci kapasitas sampah yang akan diolah sebanyak 2.000 ton per hari dengan hasil yang diproduksi dari pengolahan RDF sebanyak 700 ton per hari.
Karakteristik sampah hasil proses RDF adalah: Kadar air maksimal 20 persen, nilai kalori minimal 3.000 Kkal/kg, dan ukuran maksimal 50 mm.
Diketahui sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyampaikan Pemprov DKI akan membangun 2 fasilitas pengolahan sampah baru dan sampah lama. Kapasitas masing-masing jenis sampah 1.000 ton per hari.
Asep mengatakan, pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang akan dikerjakan mulai tahun ini, mempertimbangkan kondisi tempat pembuangan sampah Bantargebang, Kota Bekasi, sudah kritis.
“Kapasitas bantargebang ya bisa dikatakan memang sudah kritis yah makanya kita tahun ini sedang berupaya membangun dua fasilitas di Bantargebang,” ucap Asep di Balai Kota, Rabu (13/10).
Baca Juga: Kotak Sampah Pintar Mejeng di Ciamis
Asep menjelaskan, sistem yang akan digunakan dalam pengolahan ini dinamakan refused derived fuel (RDF). Hasil dari olahan sampah ini nantinya menjadi batubara muda yang biasanya dimanfaatkan pada industri semen.
Asep merinci setiap 1.000 ton hasil olahan sampah menghasilkan sekitar 750 ton RDF.
Hasil olahan sampah bahkan sudah dibahas akan dibeli oleh perusahaan semen, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI). Kendati belum ada kesepakatan harga, namun merujuk pengolahan RDF di Cilacap nilai beli untuk hasil RDF adalah Rp300.000 per ton.
“Kalau harganya kita memang belum ada kesepakatan, tetapi kalau melihat best practice yang sudah dilakukan Pemkab Cilacap itu Rp300.000 per ton,” ucapnya.
Ia mengamini nilai tersebut terkesan murah, namun jika dibandingkan nilai investasi Pemprov untuk pembangunan ITF, Sunter, Jakarta Utara, nilai Rp300.000 dapat dipertimbangkan. Sementara investasi Pemprov untuk pembangunan dua pengolahan sampah di Bantargebang kurang lebih Rp905 miliar.
“Total kita Rp905 miliar insya allah konstruksi mulai Desember tahun ini,” sebutnya.
Baca Juga: KLHK: 58 Persen Indeks Pengelolaan Sampah Daerah Masih Sangat Kurang
Artikel ini telah tayang di https://www.merdeka.com dengan judul “TKN PSL Gelar Gerakan Sedekah Sampah Akbar”,
Klik untuk baca: https://www.merdeka.com/jakarta/mulai-2022-pemprov-dki-bangun-dua-fasilitas-pengolahan-sampah-di-bantargebang.html
By merdeka.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!