Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • Search
  • Menu Menu

Indonesia Kehilangan Ratusan Triliun Rupiah akibat Sampah dan Ceceran Pangan

By kompas.id (9 Juni 2021)

Indonesia Kehilangan Ratusan Triliun Rupiah akibat Sampah dan Ceceran Pangan

Hamparan timbunan sampah seluas lapangan bola berada di pinggir Tol JORR, Kampung Caman Utara, Jakasampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat Senin (25/1/2021). Tumpukan sampah itu berada tidak jauh dari permukiman. Menurut warga sekitar, sampah telah menumpuk sejak lima tahun terakhir. Sebelumnya, lautan sampah ini sempat menjadi viral di media sosial setelah diunggah warga.

JAKARTA, KOMPAS — Imbas ceceran dan sampah pangan, Indonesia kehilangan nilai ekonomi sebesar Rp 213 triliun-Rp 551 triliun per tahun sepanjang 2000-2019. Oleh sebab itu, kebijakan pengelolaan ceceran dan sampah pangan berbasis data berperan krusial.

Nilai ekonomi yang hilang itu mengemuka dalam laporan ”Food Loss and Waste” di Indonesia yang diluncurkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) secara daring, Rabu (9/6/2021). Angka tersebut merupakan dampak dari timbulan ceceran dan sampah pangan di Indonesia yang sebanyak 23-48 juta ton per tahun atau 115-184 kilogram (kg) per kapita per tahun sepanjang 2000-2019.

Padahal, kehilangan kandungan energi dari timbulan ceceran dan sampah pangan itu dapat memberi makan 61 juta-125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia. Selain itu, timbulan ceceran dan sampah pangan menimbulkan emisi total gas rumah kaca sebanyak 1.702,9 ton karbon dioksida.

Baca Juga: Pelni Resmikan Rumah Kelola Sampah di Baubau, Sulteng

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, masih ada ketimpangan antara keterbatasan ketersediaan pangan di Indonesia dan kebutuhannya. ”Untuk memperkecil gap tersebut, potensi ceceran dan sampah pangan mesti ditekan,” ujarnya saat peluncuran laporan.

“Kehilangan kandungan energi dari timbulan ceceran dan sampah pangan itu dapat memberi makan 61 juta-125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia.”

Baca Juga: Mataram Jadi Lokasi Percontohan Pengolahan Sampah Jadi Biogas

Artikel ini telah tayang di https://kompas.id dengan judul “Indonesia Kehilangan Ratusan Triliun Rupiah akibat Sampah dan Ceceran Pangan”,

Klik untuk baca: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2021/06/09/indonesia-kehilangan-ratusan-triliun-rupiah-akibat-sampah-dan-ceceran-pangan/.

By kompas.id

Berita Terbaru

  • Dipuji Pakar Lingkungan, Gagasan Gubernur Koster Soal Sampah Dinilai Solusi TuntasAgustus 9, 2025 - 02:04
  • Pastikan Progres Pengolahan Sampah, Menko Pangan ke TPST MengwitaniAgustus 9, 2025 - 02:00
  • Pemkab Pandeglang Respons Protes Warga soal TPA Tampung Sampah TangselAgustus 9, 2025 - 01:50
  • China is the world’s biggest plastic producer — making as much as 6 countries combinedAgustus 9, 2025 - 01:44
  • More than 200 lobbyists at UN’s plastic treaty talks will limit progress, campaigners warnAgustus 9, 2025 - 01:36

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

KKP Siapkan Pusat Daur Ulang Sampah di Wilayah Pulau-pulau KecilKKP Siapkan Pusat Daur Ulang Sampah di Wilayah Pulau-pulau KecilCharm Rilis Pembalut dan Masker Ramah Lingkungan Demi Kurangi Sampah PlastikCharm Rilis Pembalut dan Masker Ramah Lingkungan Demi Kurangi Sampah Plasti...
Scroll to top