Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Ingin Benahi Sampah, 3 Alumni UP Raih Beasiswa Ilmu Pengelolaan Sampah di Eropa

By sindonews.com (12 Juli 2021)

Ingin Benahi Sampah, 3 Alumni UP Raih Beasiswa Ilmu Pengelolaan Sampah di Eropa
Nur Efti Martarina saat Berpartisipasi dalam Proyek Penelitian “Estimasi Timbulan Sampah Plastik yang Bermuara di Lautan Indonesia”, bekerja sama dengan Toyohashi University of Technology, Jepang. Foto/Dok/UP

JAKARTA – Pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi persoalan pelik yang sulit dituntaskan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa total produksi sampah nasional pada 2020 mencapai 67,8 juta ton. Sekitar 185 juta ton sampah dihasilkan setiap harinya. Artinya, dari total 270 juta penduduk Indonesia, masing-masing individu menghasilkan 0,68 kilogram sampah per hari.

Kecintaannya pada lingkungan dan keinginan yang kuat untuk membawa Indonesia terbebas dari permasalahan sampah, membuat Nur Efti Martarina, alumni Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina , memilih untuk mencuri ilmu pengelolaan sampah dari Eropa. Rina berkesempatan melanjutkan pendidikan ke University of Debrecen, Hungaria, di bidang teknik lingkungan.

“Tak hanya membudayakan eco friendly lifestyle atau menggalakan inovasi, permasalahan sampah juga harus diselesaikan melalui penegakan hukum dan sanksi, serta edukasi kepada masyarakat. Saya ingin mencuri ilmu ini untuk diterapkan di Indonesia. Terutama menanamkan budaya cinta lingkungan sejak dini”, ungkap Rina dalam keterangan pers, Senin (12/7/2021).

University of Debrecen bukanlah universitas kaleng-kaleng. Pada 2021, ia berada di peringkat 521 QS World University Ranking. Di website populer Studyportals, University of Debrecen mendapatkan ratings 4,1 dan berbagai ulasan positif. Kesempatan berkuliah ke Eropa diraih Rina melalui program Beasiswa Stipendium Hungaricum. Program beasiswa Pemerintah Hungaria ini memberikan pembebasan biaya kuliah, asuransi kesehatan, hingga uang saku. Diakui Rina, ia memilih University of Debrecen karena jurusan yang ia ambil di kampus ini memiliki kekhususan dalam bidang pengelolaan sampah.

“Berkat Mata Kuliah Pengelolaan Sampah yang saya dapatkan di program studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina, saya jadi memiliki ketertarikan pada isu ini. Selain itu, saya juga sempat terlibat dalam beberapa proyek penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang fokus pada pengelolaan limbah dan sampah. Salah satunya adalah penelitian kolaborasi dengan Toyohashi University of Technology Jepang terkait estimasi sampah plastik yang bermuara di lautan Indonesia,” tutur Rina.

Baca Juga: Mbah Djadi, Sang Pahlawan Sampah Selokan Mataram Yogyakarta

Selain Rina, dua alumni program studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina lain, juga telah berhasil meraih cita-cita berkarir di mancanegara. Pavita Khansa, misalnya, diterima bekerja di Daiki Axis Co., Ltd, Matsuyama, Jepang. Daiki adalah perusahaan yang bergerak di bidang water environment. Alumni lain, yakni Kevin Foggy, mendapatkan beasiswa melanjutkan studi magister di Southern Taiwan University of Science and Technology, Taiwan.

Ketertarikan para alumni terhadap alam, tumbuhan dan hewan serta bagaimana hubungan seluruh entitas tersebut dengan lingkungan, membawa mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (longlife learner). Ketiga alumni berharap, pengalaman yang akan mereka dapatkan di luar negeri nantinya, akan membantu mereka untuk menuntaskan permasalahan lingkungan di Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Kejar Target Pengurangan 40 Juta Ton Sampah Pada 2025

Artikel ini telah tayang di https://sindonews.com dengan judul “Ingin Benahi Sampah, 3 Alumni UP Raih Beasiswa Ilmu Pengelolaan Sampah di Eropa”,

Klik untuk baca: https://edukasi.sindonews.com/read/481174/211/ingin-benahi-sampah-3-alumni-up-raih-beasiswa-ilmu-pengelolaan-sampah-di-eropa-1626102448?showpage=all.

By sindonews.com

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Mbah Djadi, Sang Pahlawan Sampah Selokan Mataram YogyakartaMbah Djadi, Sang Pahlawan Sampah Selokan Mataram YogyakartaFAKFAK (spasial data land-based)
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.