Mbah Djadi, Sang Pahlawan Sampah Selokan Mataram Yogyakarta
Merdeka.com – Di usia senja, wanita yang akrab disapa Mbah Djadi ini tidak berleha-leha menikmati hari tuanya. Wanita berusia 73 tahun ini justru semangat dan bekerja keras. Dengan badannya yang masih sehat bugar, Ia mengabdi pada kanal irigasi tersohor dan legendaris di Yogyakarta, Selokan Mataram.
Mbah Djadi seringkali nampak di jembatan hulu Selokan Mataram. Ia berdiri di tengah terik matahari. Sinar terik panasnya mentari kala itu bukan menjadi masalah bagi wanita tangguh satu ini. Tanganya kuat memegang sebilah bambu kecil yang tinggi dengan jaring besar terikat di ujung bambu. Ia nampak tak kesulitan meski tinggi bambu jauh melebihi tinggi badannya sendiri.
Mahir menggerakkan jaring ke kanan-kiri, menengok ke arah aliran air Selokan. Tanpa takut terperosok, Ia jeli mengambil sampah-sampah ulah manusia yang menghambat aliran air Selokan Mataram.
Selokan Mataram yang penuh dengan sampah terkadang membuat daerah sekitarnya terkena banjir. Wanita berhijab ini tak tinggal diam, dengan alat sederhana Mbah Djadi pun membersihkan air Selokan Mataram ini. Mbah Djadi mencari sampah-sampah plastik dari timpukan sampah yang hanyut dibawa ke hulu Selokan Mataram.
Jaring besarnya terisi penuh, sekuat tenaga Ia mengangkatnya ke atas permukaan. Dari sampah plastik botol kemasan, bungkus makanan dan sampah-sampah lainnya tersaring di jaring handal Mbah Djadi.
Baca Juga: Banjarmasin Keluarkan Surat Edaran Idul Adha Tanpa Sampah Plastik
Bagi Mbah Djadi, sampah-sampah plastik tidak hanya sekedar sampah. Namun, sampah ini masih bernilai. Ya, sampah dari ulah tangan-tangan jahil manusia menjadi rejeki bagi Mbah Djadi, sang pengais sampah.
Sampah plastik hasil saringan Selokan Mataram nantinya Ia akan jual ke pengepul. Buah hasil kerja kerasnya pun tak banyak sekitar Rp 3.000 ribu saja. Kerja keras dan semangatnya untuk bekerja semaksimal mungkin patut mendapat apresiasi.
Mbah Dayung seperti peribahasa, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Sekalian membersihkan sampah yang menyambut aliran Selokan Mataram. Pekerjaan ini juga menambah sedikit penghasilan bagi Mbah Djadi.
Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Meski terlihat sederhana, namun sangat bermakna. Memburu sekaligus membersihkan selokan Mataram dari sampah yang berserakan.
Pemulung yang memungut sampah plastik adalah pekerjaan mulia. Sampah-sampah plastik akibat ulah manusia ini tentu saja dapat mengurangi kerusakan bumi. Tidak bisa musnah walaupun ditanam. Lebih dari pemulung, ia pantas disebut pahlawan sampah di Selokan Mataram.
Artikel ini telah tayang di https://merdeka.com dengan judul “Mbah Djadi, Sang Pahlawan Sampah Selokan Mataram Yogyakarta”,
Klik untuk baca: https://www.merdeka.com/travel/mbah-djadi-sang-pahlawan-sampah-selokan-mataram-yogyakarta.html.
By merdeka.com