Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Pewarta : Intan Yunelia (24 Juli 2020)
Jakarta: Sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan yang dihadapi bumi. Dalam upaya mengatasinya, beberapa negara bahkan telah melarang penggunaan barang berbahan plastik. Di antara negara lainnya, Indonesia termasuk di antara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Melihat permasalahan tersebut, Bob Novandy tergugah untuk berkontribusi menyelamatkan bumi dari sampah plastik. Tidak selamanya barang bekas plastik harus berakhir menjadi sampah. Di tangan Bob, sampah botol plastik didaur ulang menjadi barang bernilai jual.
Bob Novandy telah mendaur ulang sampah botol plastik selama 17 tahun. Botol plastik disulap menjadi berbagai kerajinan tangan. Produk kerajinan tangan tersebut bahkan telah diekspor.
Ketekunan Bob Novandy mendaur ulang sampah botol plastik membuatnya dikenal dengan julukan “Raja Lampion.” Tangan terampilnya mengolah botol plastik bekas menjadi lampion hias yang menarik.
“Awal tahun 2003, anak saya autis dan minum air mineral. Sampah botolnya dibuang sembarangan. Lalu, saya berpikir kalau saya create tidak ada yang buang botol ini sembarangan,” kata Bob, saat menjadi narasumber Kick Andy, Jakarta.
Keterampilan Bob membuat kerajinan tangan dari sampah botol plastik diperoleh dari belajar otodidak melalui internet. Hingga kini, Bob telah menghasilkan berbagai kerajinan tangan dari sampah botol plastik. Kerajinan tangan tersebut dibanderol antara Rp75 ribu hingga Rp6 juta.
“Jadi setelah saya jual, ada yang membeli dari Hong Kong, dibeli oleh perusahaan mineral ternama di sana dan dibuat menjadi merchandise,” ujarnya.
Namanya semakin dikenal banyak orang. Hingga ia diminta untuk memberikan pelatihan daur ulang sampah plastik di beberapa wilayah di Indonesia. Ia berharap ada dukungan pemerintah.
“Saya ingin mempunyai museum berisi karya saya. Di situ saya juga bisa membuat pelatihan menggunakan layar, soundsystem, dan kamera karena enggak semua orang bisa melihat dari dekat,” ucap Bob.
Masih pada acara Kick Andy, pengrajin sampah plastik lainnya bernama Taufiq Sugianto turut menuturkan kisah inspiratifnya.
Terinspirasi dari Bob Novandy, Taufiq menciptakan ratusan karya dari sampah plastik menjadi barang-barang miniatur berbagai jenis motor dan mobil.
Karyanya pun sudah melalang buana ke berbagai negara di Asia. Hasil karyanya banyak diminati masyarakat di Hong Kong. “Kisaran harga jual di luar negeri 8.000 yen. Pasarku anak-anak Harajuku. Kalau di Indonesia Rp600ribu,” jelasnya.
Ia mengakui pekerjaan tersebut masih asing bagi kebanyakan orang, namun Taufiq yang lulusan S1 Manajemen ini tak patah arang. Ia optimistis pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia dan juga pekerjaan yang tak lekang oleh waktu karena tidak akan ada habisnya jika berhubungan dengan sampah plastik.
“Pekerjaan ini menjanjikan karena sampah tidak akan berkurang, tapi akan bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah manusia,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di medcom.id dengan judul “Inspiratif, Daur Ulang Sampah Botol Plastik Menghasilkan Rupiah”,
Klik untuk baca: https://www.medcom.id/ekonomi/entrepreneurship/4KZR3AJK-inspiratif-daur-ulang-sampah-botol-plastik-menghasilkan-rupiah.
Pewarta: Intan Yunelia
Sumber :
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.