Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
(08 September 2020)
Padang – Sebanyak 40 orang anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Puskud Saiyo Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah Padang mengikuti pelatihan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi ramuan organik tanaman di Ikur Koto.
KWT Puskud Saiyo mendatangkan narasumber Dekan Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti Dr. I Ketut Budaraga M.Si. pelatihan ini dilaksanakan satu hari dan langsung praktek pembuatan ramuan organik bersama narasumber.
Ketut Budaraga mengatakan bahwa sampah tidak mempunyai nilai tetapi masih bisa dikatakan berharga.
“Sampah merupakan benda yang tidak mempunyai nilai dan berharga, sampah terdapat dimana mana terutama dilingkungan masyarakat baik di Desa maupun di Kota”, katanya.
Dalam sosial, ekonomi, dan budaya sampah menjadi masalah serius termasuk di Kota Padang disebabkan kurangnya tempat pembuangan dan kesadaran masyarakat.
“Sekarang menjadi masalah serius dan masalah sosial, ekonomi, budaya termasuk di Kota Padang, hampir disemua kota di Indonesia mengalami kendala dalam pengolahan sampah, terjadinya hal ini disebabkan kurangnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kurangnya kesadaran masyarakat sendiri dalam pembuangan sampah”, tambahnya lagi.
Saat ini masih banyak masyarakat mebuang sampah diselokan, sungai dan laut. Akibatnya ekosistem laut menjadi rusak, ikan dan terumbu karang ikut memakan plastik sampah.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dam Kehutanan sampah naik setiap tahunnya dari berbagai macam jenis sampah
“Di Indonesia berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 terdapat 65 ton sampah dari berbagai jenis, tahun ini naik 1 juta ton dari tahun sebelumnya. Sampah yang dihasilkan itu dominan sampah organik sebanyak 60 persen dan 15 persen sampah lastik, 25 persen sampah lainnnya”, jelasnya.
Dari peningkatan sampah tersebut, apabila tidak dikelola akan menimbulkan masalah yang cukup banyak dan serius dan ia juga berharap masyarakat sadar dan patuh terhadap peraturan agar tidak mendapatkan sanksi dan denda.
“Sepuluh tahun terakhir ini banyak sampah plastik dan terus mengalami peningkatan, apabila sampah ini tidak dikelola dengan baik akan terjadi pencemaran lingkungan, menimbulkan penyakit maka hal ini menjadi perhatian kita bersama dan harus ditangani sejak awal. Kota Padang telah mengeluarkan peraturan tentang sampah, bagi masyarakat membuang sampah sembarangan akan diberikan sanksi dan denda, tetapi tetap saja tidak diindahkan oleh masyarakat, akibatnya lingkungan tetap saja kotor”, tegasnya.
Dalam proses penanganan sampah masyarakat juga harus dapat membedakan jenis sampah tersebut agar dapat mengurangi pembuangan yang tidak teratur.
“Sampah rumah tangga dapat dibedakan seperti sampah kering dan sampah basah atau sampah organik dan anorganik, bila proses penanganannya baik maka akan mengurangi pembuangan sampah tidak teratur dan polusi lingkungan”, terangnya.
Untuk menanggulangi masalah ini dilakukan pengolahan sampah menjadi Ramuan 0rganik Tanaman, kata I Ketut Badaraga ketika memberikan pelatihan kepada KWT Puskud Saiyo Kelurahan Koto Panjang ikur Koto Kec. Koto Taangah Padang.
Kelompok Wanita Tani Puskud Saiyo, kebutuhannya untuk pupuk organik sangat besar dalam pemupukan tanaman di pekarangan, sehingga pengeluaran untuk itu besar dan perlu dicarikan solusinya, yaitu dengan pembuatan Ramuan Organik Tanaman.
Sekretaris KWT Puskud Saiyo Ernawati Latif memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih atas kesediaan narasumber memberikan pelatihan pembuatan ramuan organik tanaman dengan bahan baku dari sampah rumah tangga selama ini terbuang begitu saja.
“Terimakasih atas kehadiran dan ketersediaan bapak Ketut Budaraga dalam pelatihan ini, semoga ilmu yang bapak berikan dapat bermanfaat untuk masyarakat, semoga masyarakat jadi sadar akan sampah ini, adanya inovasi baru untuk peningkatan pendapatan masyarakat nantinya”, tutupnya.
Artikel ini telah tayang di kabarsumbar.com dengan judul “Kelompok Tani Puskud Saiyo Manfaatkan Sampah Rumah Tangga Jadi Ramuan Organik”,
Editor: Alpri Widianjono
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.