Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Kiprah Waste4Change dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Daur Ulang

swa.co.id (23 Februari, 2023)

pengelolaan sampah

Mohamad Bijaksana Junerosano, Pendiri Waste4Change. ©2023 swa.co.id (swa.co.id)

Sebelum mendirikan Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano yang lebih akrab dipanggil Sano telah lebih dulu mendirikan sebuah yayasan sosial Greeneration Foundation (GF). GF berdiri pada tahun 2008 dengan fokus kegiatan untuk mendorong diterapkannya perilaku konsumsi dan produksi yang lebih berkelanjutan. Sano juga banyak berperan dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan.

Ketertarikannya terhadap isu lingkungan dan persampahan dimulai sekitar tahun 1999/2000 ketika sedang mencari inspirasi jurusan kuliah yang akan diambilnya. Sano mengambil jurusan Teknik Lingkungan ITB. Dia melihat sebuah pemberitaan mengenai sampah di Jakarta dan merasa tertarik untuk mempelajarinya lebih jauh. Melihat permasalahan sampah yang tak kunjung terselesaikan, menuntunnya untuk membangun Waste4Change, perusahaan pengelola sampah secara bertanggung jawab pada tahun 2014.

Waste4Change merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Di dalamnya terdapat 4 untuk pengelolaan sampah yakni, consult untuk riset dan studi terkait persampahan. Kedua, campaign, capacity building, edukasi, dan pendampingan, Ketiga, collect untuk pengangkutan dan pengolahan sampah harian untuk nol sampah ke TPA. Terakhir, create untuk mendaur ulang sampah dan program EPR (Extended Producer Responsibility).

Pada awal berdirinya Waste4Change mendapatkan modal tambahan pertamanya di tahun 2015 berupa angel investment dari perusahaan milik bu Suzy Hutomo. Baru di tahun 2019 mendapatkan dana kembali melalui pendanaan seedround.

“Dan yang terbaru Waste4Change menyelesaikan pendanaan Series A pada akhir 2022, ujar Sano saat ditemui SWA Online, Senin (21/02/2023).

Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan yang bertanggung jawab sudah menunjukkan adanya peningkatan. Melalui survey Waste Management System 2019 yang dilakukan Waste4Change, hampir setengah dari responden (49%) mengaku telah melakukan upaya pemilahan sampah sejak dari rumah. Sebagian besar responden, lebih dari 90%, menyatakan keinginannya akan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa isu sampah telah menjadi keresahan banyak masyarakat di Indonesia.

“Sayangnya, fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia belum merata dan masih terpusat di kota-kota besar saja. Fasilitas dan teknologi pengelolaan sampah di suatu daerah dapat jauh berbeda dengan daerah lainnya, yang kemudian mempengaruhi alur dan metode pemrosesan sampah yang ada. Sehingga, tantangan pengelolaan sampah yang muncul di setiap daerah pun berbeda,” ujarnya.

Baca Juga: Kiel becomes first zero waste certified municipality in Germany

Selain itu, Indonesia belum memiliki instrumen penegakan hukum untuk peraturan sampah yang dapat memastikan berjalannya pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dari berbagai pihak. Belum banyaknya fasilitas pengelolaan sampah juga menyebabkan variasi harga pengelolaan sampah secara bertanggung jawab. Tantangan juga muncul karena masih banyak yang belum mengetahui bahwa pengelolaan sampah secara bertanggung membutuhkan biaya penanganan yang lebih mahal agar operator sampah juga menjadi lebih sejahtera.

Sebenarnya, sudah banyak inisiatif dan gagasan baik yang dicetuskan untuk menyelesaikan masalah sampah di Indonesia. Indonesia juga sudah memiliki payung hukum yang secara tegas mengatur pengelolaan sampah yang tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2008. Sayangnya, penerapan regulasi dan solusi tersebut masih menghadapi berbagai kendala.

“Kurang dari tiga tahun menuju target Indonesia Bebas Sampah 2025 yang dicanangkan Presiden Jokowi pada tahun 2017 melalui Jakstranas, progres penyelesaian masalah sampah di Indonesia masih sangat tertinggal,” ujar Sano.

Bisnis utama Waste4Change adalah memberikan jasa pengelolaan sampah secara bertanggung jawab memang sebagian besar yang menyasar pelaku bisnis, institusi, dan organisasi (B2B). Namun, strategi utama kami adalah memberikan solusi permasalahan sampah yang holistik kepada seluruh pemegang kepentingan, mulai dari pemerintahan, swasta, komunitas, juga masyarakat secara individu.

“Kami berusaha untuk menjadi penasehat, teman, mitra, dan ahli yang bisa menjawab rasa ingin tahu dan memberikan saran yang tepat untuk pengelolaan sampah dari klien. Banyak rekan bisnis yang telah menerapkan prinsip sustainabilitu dalam operasional bisnisnya. Kami banyak melibatkan diri dalam kegiatan /inisiatif dari pemerintah untuk mendapatkan kontribusi aktif dalam peningkatan manajemen sampah di Indonesia,” terang Sano.

Waste4Change sudah dipercaya melayani ribuan klien atau mitra dari berbagai sektor bisnis, terlibat dalam ratusan project terkait pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular, serta melatih dan mengedukasi lebih dari 500 ribu orang. Waste4Change selalu menyerukan gagasan untuk ‘BijakKelolaSampah’ dan mempraktekkan kebiasaan baik memilah sampah dari sumber. Sebab kedua hal ini yang saat ini menjadi kunci peningkatan tingkat daur ulang dan pengelolaan sampah di Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Aturan untuk Pengelolaan Sampah Elektronik

Hingga saat ini, Waste4Change telah berhasil mengelola 5.400 ton sampah dan mengurangi 52% sampah yang berakhir di TPA. Saat ini, layanan pengelolaan sampah mencakup jangkauan wilayah dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung dan Medan.

“Di tahun 2023 ini kami sudah menambah titik operasional pengelolaan sampah hingga 21 kota di Indonesia. Selain itu, salah satu fasilitas pemulihan material kami diperlengkapi dengan teknologi yang lebih canggih yang dapat memproses lebih banyak sampah. Kami juga memiliki 5 Rumah Pemulihan Material yang berlokasi di Bekasi, Bandung, Bogor, Tangerang, dan Bali. Lebih lanjut informasi mengenai ini akan kami bagikan paska peresmian fasilitas terbaru yang rencananya akan kami selenggarakan pada awal bulan Maret nanti,” jelasnya.

Secara umum, Waste4Change menerima sampah dalam kondisi terpilah di tiap-tiap client dalam kategori: organik, anorganik, dan sampah lainnya.

Sampah organikakan dikelola menjadi kompos dengan metode open windrow – kompos yang dimatangkan di area terbuka, serta melakukan budidaya Larva Black Soldier Fly/Maggot yang potensial dijadikan pakan ternak dan ikan.

Sampah anorganik akan dipilah berdasarkan jenisnya, misalnya untuk plastik dipisah dalam kategori PET, HDPE, LDPE, PVC, PP, PS dan lain-lain, lalu ada juga kaca, logam, karuds, karbon Used Beverage Carton (UBC), dan lain-lain. Proses selanjutnya berupa Ball press untuk material ballpress hanya paper dan plastik untuk di distribusikan ke Pabrik Daur ulang. Lalu untuk residu akan dilakukan pemrosesan melalui RDF.

“Kami berharap Waste4Change benar-benar dapat meningkatkan jumlah kapasitas sampah terkelola dan mengurangi sampah yang berakhir di TPA sehingga bisa mendukung terwujudnya Indonesia Bersih Sampah 2025. Kemudian, menambah layanan agar lebih mudah diakses baik secara kelembagaan (B2B) maupun oleh publik secara luas (B2C),” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di https://swa.co.id/ dengan judul “Kiprah Waste4Change dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Daur Ulang”,

Klik untuk baca: https://swa.co.id/swa/profile/kiprah-waste4change-dalam-pengelolaan-sampah-berbasis-daur-ulang

By swa.co.id

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

January 5, 2025
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2025-01-05 21:47:062025-01-06 14:06:26Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 11:09:542025-01-06 14:07:22Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 10:38:192025-01-06 14:08:20Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

September 23, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:16:462025-01-04 22:41:16‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief
Page 1 of 208123›»

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Kiel becomes first zero waste certified municipality in Germanyzero wastesampah plastikProyek Stop Kurangi Sampah Plastik 2.000 Kilogram per Tahun
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.