Kang Pisman, Program kreatif Kota Bandung Atasi Sampah!
/0 Comments/in Pemerintah/by adminKang Pisman, Program kreatif Kota Bandung Atasi Sampah!
Penulis : David Mawindra
Editor : Ananda Rizky Purwaningdyah
(26 November 2020)
Pemerintah Kota Bandung mengeluarkan sebuah program penanggulangan sampah yang dikenal dengan sebutan “Kang Pisman” (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan sampah), dimana program tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung, Jawa Barat.
Kang pisman sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 dan merupakan program kolaborasi antara pemerintah, warga, swasta, dan lain-lain. Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan bahwa program Kang Pisman yang sudah berjalan dua tahun ini sudah berkembang dan memiliki program-program turunan yang sudah dirasakan oleh masyarakat di beberapa RW yang terletak di Kota Bandung.
“Dari 1.800 RW yang ada di kota Bandung, sudah 147 RW yang tidak membuang sampah ke TPS berkat program Kang Pisman tersebut”, ujar Oded M Danial seperti yang dikutip dari Detik News. Berkat adanya program Kang Pisman, sampah sisa kegiatan rumah tangga baik itu sampah organik maupun anorganik, diolah kembali dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Salah satu Kecamatan yang menggunakan program Kang pisman ini yaitu Kecamatan Mandalajati. Kecamatan Mandalajati memiliki bank sampah yang dapat diintegrasikan dengan pembayaran PBB. Oded mengatakan bahwa tolak ukur dari sukses atau tidaknya program Kang Pisman tidak hanya merujuk ke kecamatan Mandalajati saja.
Menurut Oded, terdapat delapan kelurahan yang menggunakan program Kang Pisman ini antara lain, Kelurahan Sukamiskin, Sukaluyu, Gempolsari, Cihaurgeulis, mengger, Neglasari, Babakansari dan Kelurahan Kebon Pisang.
Baca Juga : Kolaborasi Denmark & Pemerintah NTB dalam Mewujudkan Program Bebas Sampah
Kelurahan Sukamiskin dan Kelurahan Cihaurgeulis memiliki sebuah program yang dikenal dengan sebutan waste food. Program ini merupakan pengembangan dari program Kang Pisman, dimana program waste food memiliki kegiatan berupa pengelolaan sampah menjadi makanan.
Selain metode waste food, terdapat metode lain yang digunakan untuk menuntaskan permasalahan sampah di Wilayah Kota Bandung, seperti metode Lodong Sesa Dapur (loseda) yang merupakan metode dimana pipa ditancapkan menggunakan paralon yang kemudian dijadikan sebagai sumur resapan air dan tempat untuk menimbun sampah organik, metode organic to garden, Wadah Sisa Makanan (wasima), maggot, komposter, dan metode lainnya.
Program Kang Pisman telah menjadi program yang cukup masif di Kota Bandung hingga akhirnya dapat menciptakan inovasi-inovasi atau kreatifitas baru dalam pengelolaan sampah. “Seperti lahirnya program ‘buruan sae’ yang merupakan program pemanfaatan lahan sempit atau pekarangan menjadi media penanaman sayuran dan peternakan. Lalu, pupuknya diambil dari sisa sampah organik rumah tangga,” ungkap Oded seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat Depok.
Selama masa Pandemi Covid-19, Program Kang Pisman tetap berjalan. Kini telah hadir 1900 relawan dan 119 komunitas Balad Kang Pisman. Selain itu, sejak hadirnya 467 bank sampah di Kota Bandung, masyarakat mulai mengubah pola penanganan sampah dari rumahnya masing-masing, yang awalnya mereka kumpulkan lalu buang, menjadi mengurangi, memisahkan, dan memanfaatkan sampah.
Baca Juga : Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha untuk Selamatkan TPST Piyungan
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!