Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : Tika Damayanti
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(05 Oktober 2020)
Parongpong merupakan salah satu perusahaan pengelola limbah yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini terus mengolah sampah menjadi barang bernilai jual tinggi. “Tidak ada yang namanya sampah, yang ada hanyalah material yang belum terpakai dan belum terevitalisasi” kalimat ini lah yang menjadi pegangan bagi masyarakat Parongpong. Parongpong juga terus melakukan inovasi pengelolaan sampah yang unik dan jarang terpikirkan sebelumnya. Salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh Parongpong ialah mengolah puntung rokok. Inovasi pengolahan puntung rokok ini telah dilakukan setelah melewati beberapa proses riset yang telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu. Pembuatan inovasi pengolahan sampah ini juga bekerjasama dengan Conture Concrete Lab.
Sampah puntung rokok dapat diolah menjadi berbagai macam barang unik, seperti pot bunga dan berbagai perabotan lainnya. Rendy selaku pendiri perusahaan yang telah berdiri sejak 2017 ini mengatakan bahwa awal mula inovasi ini dikarenakan keinginannya untuk mengkampanyekan suatu program yang berjudul “cigarette butt to human butt” yang dianggap sebagai pemikiran yang sangat sederhana. Sejatinya, dengan inovasi pengelolaan sampah ini terdapat kritik yang dimaksudkan melalui puntung rokok yang di inovasi menjadi benda yang memiliki nilai jual. “Ketika kemarin kami launching, pemikirannya sederhana sekali sih, kami ingin kampanye from cigarette butt to human butt, lucu-lucuannya kayak gitu,” ujar Rendy
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti dari San Diego State University, terdapat sekitar 4,5 triliun puntung rokok yang dibuang setiap tahunnya, dan 38% dari jumlah sampah puntung rokok tersebut terdapat di lautan. Tim peneliti tersebut juga mengatakan bahwa puntung rokok lebih mengontaminasi lautan dibandingkan dengan sedotan plastik. Hal inilah yang membuat Rendy tergerak untuk menciptakan inovasi pengelolaan puntung rokok. Indonesia merupakan negara penghasil rokok keenam tertinggi di dunia dengan produksi rokok mencapai 136 ribu ton atau sekitar 1,91% dari total produksi tembakau di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki konsumen rokok (perokok) tertinggi kedua di dunia setelah China. Hal tersebut menyebabkan membludaknya sampah puntung rokok di Indonesia.
Parongpong mengelola sampah puntung rokok dengan menggunakan mesin hidrotermal. Puntung rokok tersebut dikumpulkan dari kafe-kafe yang ada di Bandung yang telah dikumpulkan sejak lama. Rendy juga mengatakan bahwa ia pun mengalami kesulitan dalam mengumpulkan puntung rokok tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, khususnya sampah puntung rokok. Puntung rokok yang telah berhasil dikumpulkan kemudian dibawa dan dimasukkan ke dalam mesin hidrotermal untuk selanjutnya diolah menjadi bubur atau pulp. Kemudian pulp tersebut dikeringkan agar menjadi fiber yang homogen. Fiber tersebut lah yang akan diolah menjadi benda bernilai jual dengan bantuan dari Conture Concrete Lab. Selain menjadi fiber, puntung rokok juga diolah menjadi cairan yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami yang masih dalam masa percobaan.
Melalui inovasi ini diharapkan jumlah puntung rokok akan dapat berkurang di lingkungan sekitar dengan menjadikannya sebagai benda bernilai jual. Selain itu juga diharapkan masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya membuang sampah pada tempatnya, khususnya puntung rokok yang memiliki kandungan yang dapat berbahaya bagi manusia di lingkungan sekitar, seperti nikotin yang bersifat adiktif dan dapat menyebabkan kecanduan.
Sumber :
https://m.detik.com/news/dw/d-5107788/parongpong-ubah-puntung-rokok-jadi-produk-material-bernilai-jual
https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/06/115653465/8-kandungan-pada-rokok-yang-perlu-anda-tahu?page=all
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/12/indonesia-sebagai-negara-penghasil-tembakau-terbesar-keenam#:~:text=Indonesia%20sebagai%20Negara%20penghasil%20tembakau%20terbesar%20keenam,-Oleh%20%3A%20P2PTM%20Kemenkes&text=Indonesia%20merupakan%20negara%20penghasil%20tembakau,dari%20total%20produksi%20tembakau%20dunia.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!