Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
Pewarta : Narwan Sastra Kelana (17 Agustus 2020)
Siedoo, Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan masih menjadi tantangan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak dari masyarakat yang seringkali sengaja membuang sampah atau limbah di sungai bahkan di laut.
Kondisi tersebut mendorong keprihatinan seorang siswi berusia 11 tahun bernama Kinasih Bendari Ardhiona Rajni, yang biasa dipanggil Nara (11). Ia merupakan siswi kelas 6 Sekolah Cikal Cilandak yang berani menyuarakan rasa pedulinya terhadap keberlangsungan dan keselamatan Bumi. Kepedulian Nara disuarakan melalui bukunya berjudul “Waste Management” (Pengelolaan Limbah).
Lekat dengan alam sejak kecil
Menurut sang ibunda Nara, Arum, ketertarikan Nara pada isu lingkungan hidup dan keselamatan Bumi dimulai dari kebiasaannya berpetualang di alam bebas. Arum senang membawa anak-anak berpetualang, baik Camping maupun Tracking.
“Dari kegiatan tersebut, saya dapat perlahan-lahan mengenalkan Nara dan adiknya mengenai flora, fauna, dan tentunya mengenai lingkungan hidup ,” tuturnya, Selasa (11/8/2020)
Kebiasaan menjelajah alam yang dialami Nara ini lambat laun menumbuhkan rasa peduli dalam dirinya terhadap lingkungan hidup. Setiap kali melihat lingkungan yang penuh dengan sampah atau limbah. Nara seringkali menunjukkan antusiasmenya untuk melakukan aksi bagi kelestarian Bumi bersama teman-temannya di sekolah dengan menggunakan istilah “Waste Rangers”.
Karya Nara, mewakili suara Bumi
Nara menyampaikan bahwa pembuatan proyek buku ini pada dasarnya merupakan proyek akhir yang dilakukan dengan melalui serangkaian penelitian saat di kelas 5. Selain itu, Nara juga menambahkan bahwa keinginannya membuat buku juga sebagai bentuk keprihatinannya dengan kondisi lingkungan hidup. Baik di sungai, maupun di laut yang masih seringkali dipenuhi sampah dan limbah.
“Aku membuat buku ini untuk proyek akhir sekolah kelas 5. Selain itu, aku membuat buku ini juga karena aku masih melihat banyak sampah dimana-mana.” tutur Nara.
Dalam buku setebal 77 halaman itu, Nara menuliskan dan memberikan ilustrasi mengenai konsep pengelolaan limbah dari rumah. Serta cara-cara menyelamatkan Bumi dengan tindakan sehari-hari secara sederhana dari kacamata anak berusia 11 tahun. Karya Nara juga memiliki makna mendalam yakni mewakili suara Bumi untuk menyampaikan pesan untuk menjaga kelestarian Bumi pada umat manusia.
Hanya punya satu Bumi
Aksi nyata Nara melalui karyanya telah berhasil memperoleh apresiasi dari berbagai kalangan, baik dari komunitas Sekolah, Organisasi Non-Profit Climate Reality Indonesia hingga masyarakat umum. Bagi Nara, manusia hanya memiliki satu Bumi oleh karena itu penting bagi teman-teman seusianya dan masyarakat luas untuk menyelamatkan Bumi. Dimulai dari hal-hal yang sederhana yang dapat dilakukan dari rumah.
“Kita hanya memiliki satu Bumi, jadi penting bagi kita untuk melakukan hal-hal kecil yang bermakna untuk menyelamatkannya,” ujar Nara. (*)
Artikel ini telah tayang di republika.co.id dengan judul “Peduli Keselamatan Bumi, Siswi Sekolah Cikal Ini Terbitkan Buku Pengelolaan Limbah” 17 Agustus 2020
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.